Belajar dari Rumah
Proses Terbentuknya Nama Kota Magelang, Ini Jawaban TVRI Kelas 4-6 SD Edisi Rabu 15 Juli 2020
Kali ini, siswa kelas 4-6 SD akan menonton tayangan Budaya Jawa Tengah yang dapat disaksikan pukul 09.00 WIB.
Penulis: Widyartha Suryawan | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM - Rabu 15 Juli 2020 program Belajar dari Rumah TVRI kembali hadir menemani siswa selama di rumah.
Kali ini, siswa kelas 4-6 SD akan menonton tayangan Budaya Jawa Tengah yang dapat disaksikan pukul 09.00 WIB.
Setelah menyaksikan tayangan tersebut, siswa diharapkan bisa menulis esai pendek untuk menggambarkan pengamatan dan pengalamannya dengan lebih terstruktur.
Selain itu, siswa juga diharapkan mampu menuliskan tanggapan terhadap bacaan menggunakan pengalaman dan pengetahuannya.
Pada tayangan ini kita akan dikenalkan dengan Candi Borobudur yang terletak di Magelang, Jawa Tengah.
Siswa juga akan belajar tentang asal-usul kota Magelang dari tayangan tersebut.
Termasuk juga pakaian adat dan lagu-lagu daerah di Jawa Tengah.
Sekarang kita akan membahas soal dan jawaban setelah menyaksikan tayangan Budaya Jawa Tengah.
Soal 1
Ceritakan secara singkat proses terbentuknya nama kota Magelang!
Jawaban:
Magelang berasal dari kata tepung gelang, yang berarti "mengepung rapat seperti gelang."
Nama tersebut diberikan untuk mengenang Raja Jin Sonta yang dikepung di daerah ini oleh pasukan Mataram, sebelum akhirnya mati di tangan Pangeran Purbaya.
Atau dapat juga dengan jawaban lain:
Asal-usul Kota Magelang bermula dari pertarungan antara Pangeran Purbaya melawan Raja Jin Sonta di hutan Kedu.
Pangeran Purbaya memerintahkan prajuritnya bergerak melingkar seperti gelang untuk mengepung hutan tempat Raja Jin Sonta bersembunyi.
Akhirnya, Raja Jin Sonta keluar dan bertarung dengan Pangeran Purbaya.
Raja Jin Sonta dapat dikalahkan oleh Pangeran Purbaya.
Strategi Pangeran Purbaya memakai taktik gelang itu membuat seluruh wilayah itu disebut denga nama Magelang.
Soal 2
Tuliskan permainan seperti apa yang dimainkan pada lagu “Cublak-Cublak Suweng”! Coba praktikkan permainan tersebut bersama keluargamu.
Jawaban:
Permainan pada lagu "Cublak-Cublak Suweng" dimainkan oleh banyak anak.
Satu dari anak pemain tersebut harus tengkurap menghadap lantai.
Pemain yang lain memainkan benda kecil seperti batu, kelereng, dan lainnya yang akan disembunyikan dari pemain yang tengkurap.
Tugas pemain yang tengkurap adalah menebak siapa yang membawa benda kecil tersebut.
Soal 3
Nasihat apa yang terkandung dalam lagu daerah Jawa Tengah yang berjudul "Lir-Ilir"?
Jawaban:
Nasihat yang terkandung dalam lagu daerah Jawa Tengah yang berjudul "Lir-Ilir" adalah perjuangan seorang manusia dalam beribadah di dunia.
Dalam akhir lagu "Lir-Ilir" dijelaskan, selagi kita di dunia mari mengumpulkan amal sebanyak-banyaknya sebagai bekal kelak ketika menghadap Yang Maha Kuasa.
Disclaimer: jawaban ini hanya digunakan oleh orangtua untuk memandu proses belajar anak.
Demikianlah pembahasan soal dan jawaban tayangan Budaya Jawa Tengah.
Selain tayangan tersebut, TVRI juga menghadirkan berbagai tayangan edukasi untuk jenjang pendidikan dari PAUD hingga SMA.
Berikut adalah jadwal lengkap program Belajar dari Rumah TVRI edisi Rabu 15 Juli 2020:
- 08.00 - 08.30 WIB: PAUD: Jalan Sesama
- 08.30 - 09.00 WIB: SD Kelas 1-3: Belajar Berhitung
- 09.00 - 09.30 WIB: SD Kelas 4-6: Budaya Jawa Tengah
- 09.30 - 10.00 WIB: SMP sederajat: Our Planet: Air Tawar
- 10.30 - 11.00 WIB: Beranda Pak RT: Orangtua Pendamping Belajar Anak
- 21.30 - 22.30 WIB : Film Nasional: Kamulah Satu-satunya
Selain menyaksikan langsung melalui televisi, program Belajar dari Rumah dapat disaksikan secara streaming.
Berikut adalah link streaming program Belajar dari Rumah TVRI:
>>> LINK 1
>>> LINK 2
>>> LINK 3
Seperti diketahui, program Belajar dari Rumah oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyediakan alternatif kegiatan pembelajaran selama anak belajar di rumah karena terdampak masa pandemik Covid-19.
Tayangan dalam program ini meliputi tayangan untuk anak usia PAUD dan sederajat, SD dan sederajat, SMP dan sederajat, SMA/SMK dan sederajat, dan program keluarga dan kebudayaan.
Pembelajaran dalam program Belajar dari Rumah ini tidak mengejar ketuntasan kurikulum, tetapi menekankan pada kompetensi literasi dan numerasi.
Selain itu, tujuan lain program tersebut adalah untuk membangun kelekatan dan ikatan emosional dalam keluarga, khususnya antara orang tua/wali dengan anak, melalui kegiatan-kegiatan yang menyenangkan serta menumbuhkan karakter positif.
Tahun Ajaran Baru
Senin (15/6/2020), Kemendikbud RI mengeluarkan Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran dan Tahun Akademik Baru di Masa Pandemi Covid-19.
Dalam panduan tersebut dijelaskan, Kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran.
Disebutkan pula, untuk daerah yang berada di zona kuning, oranye, dan merah, dilarang melakukan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan.
Satuan pendidikan pada zona-zona tersebut tetap melanjutkan Belajar dari Rumah.
Sebagaimana diketahui, tahun ajaran baru 2020/2020 akan dimulai pada 13 Juli 2020.
Tahun ajaran baru ditandai dengan adanya proses Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2020 yang segera dimulai.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim mengatakan, efektivitas pelaksanaan pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi sangat variatif.
Menurutnya, ada beberapa daerah yang dinilai cukup efektif, meskipun tidak sedikit pula yang dinilai tidak cukup efektif.
Nadiem mengakui beberapa kendala dan tantangan yang ditemukan antara lain akses internet beberapa daerah yang masih sulit, terutama di daerah terluar, dan tertinggal.
"Hal inilah yang membuat Kemendikbud mengizinkan penggunaan Dana BOS untuk pembelian kuota internet bagi siswa dan guru," ujar Nadiem, dalam siaran pers yang dipublikasikan di laman resmi Kemdikbud.
Kendala berikutnya adalah waktu adaptasi terhadap program pembelajaran jarak jauh masih sangat kecil sehingga acap kali yang terjadi adalah pemberian tugas-tugas kepada siswa yang berlipat ganda.
Hal itulah yang kemudian memberatkan siswa.
"Kemendikbud maupun siapapun di sistem ini sebenarnya tidak mau (dipaksa) melakukan pembelajaran jarak jauh. Kita terpaksa melakukan pembelajaran jarak jauh karena opsinya adalah kita tidak belajar sama sekali atau kita coba-coba biar masih ada pembelajaran yang terjadi," terang Mendikbud.
Nadiem juga mengakui cukup banyak kritik terkait ketidakoptimalan pembelajaran jarak jauh yang terjadi di masa pandemi.
"Itu saya seratus persen setuju dengan semua kritikan itu. Tetapi kita tidak punya opsi yang lain pada saat ini. Kita harus mencari jalan masing-masing, karena tidak ada satu platform yang cocok untuk satu sekolah,” terang Mendikbud.
"Dari evaluasi yang dilakukan Kemendikbud, partisipasi orang tua mengakibatkan efektivitas pembelajaran jauh meningkat. Untuk para siswa yang belum memiliki akses ke internet, Kemendikbud telah meluncurkan program Belajar dari Rumah yang merupakan kolaborasi dengan TVRI," ujarnya. (*)