Belajar dari Rumah

Jadwal & Streaming Belajar dari Rumah TVRI 16 Juli 2020, Operasi Hitung Pecahan untuk Kelas 4-6 SD

Kamis 16 Juli 2020 program Belajar dari Rumah melalui siaran TVRI kembali hadir menemani siswa selama di rumah, ini jadwal dan link streaming-nya.

Penulis: Widyartha Suryawan | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Tribunnews
Belajar dari Rumah TVRI - 

TRIBUN-BALI.COM - Kamis 16 Juli 2020 program Belajar dari Rumah melalui siaran TVRI kembali hadir menemani siswa selama di rumah.

Sejumlah sekolah hari ini masih menggelar masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) bagi para siswa barunya.

Namun demikian, tidak semua sekolah kembali dibuka karena masih dalam masa pandemi Covid-19.

Tayangan edukasi di TVRI masih akan menemani para siswa selama Belajar dari Rumah.

Edisi hari ini, siswa kelas 4-6 SD akan menonton tayangan Operasi Hitung Pecahan.

Siswa diharapkan mampu mengembangkan pemahaman operasi hitung bilangan pecahan.

Kunci Jawaban Belajar dari Rumah TVRI Kelas SMP, Edisi Kamis 16 Juli 2020: Gambar Cadas Nusantara

Setelah menyaksikan tayangan, siswa akan diminta menjawab tiga buah soal.

Tayangan tersebut dapat disaksikan mulai pukul 09.00 WIB.

Selain tayangan tersebut, TVRI juga menghadirkan berbagai tayangan edukasi untuk jenjang pendidikan dari PAUD hingga SMA.

Berikut adalah jadwal lengkap program Belajar dari Rumah TVRI edisi Kamis 16 Juli 2020:

  • 08.00 - 08.30 WIB: PAUD: Kidi & Widi: Agar Si Kecil Mau Mandi
  • 08.30 - 09.00 WIB: SD Kelas 1-3: Matematika di Sekitar Kita
  • 09.00 - 09.30 WIB: SD Kelas 4-6: Operasi Hitung Pecahan
  • 09.30 - 10.00 WIB: SMP sederajat: Gambar Cadas Nusantara
  • 10.00 - 10.05 WIB: Belajar Bahasa Inggris: Hello I'am Anna!
  • 10.05 - 10.30 WIB: SMA sederajat: Konsep Eksponen
  • 10.30 - 11.00 WIB: Beranda Pak RT: Ketahanan Pangan Keluarga
  • 21.30 - 23.30 WIB : Film Nasional: Film pendek

Selain menyaksikan langsung melalui televisi, program Belajar dari Rumah dapat disaksikan secara streaming.

Berikut adalah link streaming program Belajar dari Rumah TVRI:

>>> LINK 1

>>> LINK 2

>>> LINK 3

Seperti diketahui, program Belajar dari Rumah oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyediakan alternatif kegiatan pembelajaran selama anak belajar di rumah karena terdampak masa pandemik Covid-19.

Tayangan dalam program ini meliputi tayangan untuk anak usia PAUD dan sederajat, SD dan sederajat, SMP dan sederajat, SMA/SMK dan sederajat, dan program keluarga dan kebudayaan.

Pembelajaran dalam program Belajar dari Rumah ini tidak mengejar ketuntasan kurikulum, tetapi menekankan pada kompetensi literasi dan numerasi.

Selain itu, tujuan lain program tersebut adalah untuk membangun kelekatan dan ikatan emosional dalam keluarga, khususnya antara orang tua/wali dengan anak, melalui kegiatan-kegiatan yang menyenangkan serta menumbuhkan karakter positif.

Tahun Ajaran Baru
Senin (15/6/2020), Kemendikbud RI mengeluarkan Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran dan Tahun Akademik Baru di Masa Pandemi Covid-19.

Dalam panduan tersebut dijelaskan, Kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran.

Disebutkan pula, untuk daerah yang berada di zona kuning, oranye, dan merah, dilarang melakukan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan.

Satuan pendidikan pada zona-zona tersebut tetap melanjutkan Belajar dari Rumah.

Sebagaimana diketahui, tahun ajaran baru 2020/2020 akan dimulai pada 13 Juli 2020.

Tahun ajaran baru ditandai dengan adanya proses Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2020 yang segera dimulai.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim mengatakan, efektivitas pelaksanaan pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi sangat variatif.

Menurutnya, ada beberapa daerah yang dinilai cukup efektif, meskipun tidak sedikit pula yang dinilai tidak cukup efektif.

Nadiem mengakui beberapa kendala dan tantangan yang ditemukan antara lain akses internet beberapa daerah yang masih sulit, terutama di daerah terluar, dan tertinggal.

"Hal inilah yang membuat Kemendikbud mengizinkan penggunaan Dana BOS untuk pembelian kuota internet bagi siswa dan guru," ujar Nadiem, dalam siaran pers yang dipublikasikan di laman resmi Kemdikbud.

Kendala berikutnya adalah waktu adaptasi terhadap program pembelajaran jarak jauh masih sangat kecil sehingga acap kali yang terjadi adalah pemberian tugas-tugas kepada siswa yang berlipat ganda.

Hal itulah yang kemudian memberatkan siswa.

"Kemendikbud maupun siapapun di sistem ini sebenarnya tidak mau (dipaksa) melakukan pembelajaran jarak jauh. Kita terpaksa melakukan pembelajaran jarak jauh karena opsinya adalah kita tidak belajar sama sekali atau kita coba-coba biar masih ada pembelajaran yang terjadi," terang Mendikbud.

Nadiem juga mengakui cukup banyak kritik terkait ketidakoptimalan pembelajaran jarak jauh yang terjadi di masa pandemi.

"Itu saya seratus persen setuju dengan semua kritikan itu. Tetapi kita tidak punya opsi yang lain pada saat ini. Kita harus mencari jalan masing-masing, karena tidak ada satu platform yang cocok untuk satu sekolah,” terang Mendikbud.

"Dari evaluasi yang dilakukan Kemendikbud, partisipasi orang tua mengakibatkan efektivitas pembelajaran jauh meningkat. Untuk para siswa yang belum memiliki akses ke internet, Kemendikbud telah meluncurkan program Belajar dari Rumah yang merupakan kolaborasi dengan TVRI," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved