Ngopi Santai

Kisah Uang Berkaki Empat dan Pandemi

Ketika diajak ahli relationship nasional yang juga pakar komunikasi, Dr Aqua Dwipayana M.Ikom, untuk bertamu ke kediaman pengusaha Vincentius Lianto

Penulis: Sunarko | Editor: Ady Sucipto
Pixbay
Ilustrasi uang dollar US 

Kisah Uang Berkaki Empat dan Pandemi

Oleh: Sunarko

TRIBUN-BALI.COM -- Ketika diajak ahli relationship nasional yang juga pakar komunikasi, Dr Aqua Dwipayana M.Ikom, untuk bertamu ke kediaman pengusaha Vincentius Lianto pada awal Juli 2020 lalu, sebetulnya mata saya sudah agak ngantuk.

Saat itu jarum jam hampir menunjukkan pukul  23.00 waktu Denpasar, Bali.

Namun, ketika melihat sambutan tuan rumah, apalagi suasana perbincangan yang tak disangka justru makin malam makin mengasyikkan, saya jadi bersemangat untuk melek. Rasa kantuk pun langsung sirna.

“Pak Aqua, ada ungkapan dari seorang bijak yang berbunyi begini ‘uang memiliki empat kakimanusia hanya memiliki dua kaki’,” demikian diantara ucapan yang meluncur malam itu dari Vincentius Lianto, pendiri (founder) sekaligus chairman DV Medika.

DV Medika adalah perusahaan yang bergerak dalam penyediaan peralatan kesehatan dan penunjangnya, serta memproduksi dan memasok pula alat pelindung diri (APD) antara lain masker, hand sanitizer dan ventilator.

Bisa dibilang, DV Medika adalah salah-satu di antara pemain besar dalam penyediaan peralatan kesehatan dan penunjangnya di Indonesia.

Lianto, panggilan Vincentius Lianto, lantas menjelaskan maksud ‘uang berkaki empat, manusia berkaki dua’ itu.

Bagi pengusaha berusia 53 tahun ini, berbisnis tidak hanya mengutamakan kalkulasi uang semata.

Berbisnis, kata Lianto, juga bisa menjadi sarana untuk menanam budi baik.

Dengan demikian, menjadi penting bahwa pebisnis memiliki empati kepada para stakeholder-nya, termasuk konsumennya.

Dengan menjaga keseimbangan antara kepentingan meraih laba dan kepedulian sosial, maka reputasi baik akan terbentuk.

Reputasi baik akan menjadi hal positif yang membekas dan diingat, sehingga ujungnya sebetulnya kembali kepada si pengusaha itu sendiri.

“Sekali lagi, uang itu berkaki empat. Dikejar seperti apapun oleh manusia yang berkaki dua, manusia pasti tertinggal dan makin jauh tertinggal. Memang, ketika manusia ngebut mengejarnya, dia bisa mendapatkan uang itu, tapi uang tetap akan lari lebih cepat dari kecepatan lari manusia,” jelas Lianto.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved