Psikolog Forensik Menduga Editor Metro TV Yogi Prabowo Bunuh Diri Setelah Dikaitkan dengan Pacar

Psikolog Forensik Menduga Editor Metro TV Yogi Prabowo Bunuh Diri Setelah Dikaitkan dengan Pacar

TMC Polda Metro Jaya via KOMPAS.com / WARTA KOTA Rizki Amana
Psikolog Forensik Menduga Editor Metro TV Yogi Prabowo Bunuh Diri Setelah Dikaitkan dengan Pacar 

Seorang pakar psikologi frensik, Reza Indragiri memberikan kemungkinan lain terkait pembunuhan editor Metro TV, Yodi Prabowo.

Hal itu karena Reza Indragiri ini menyoroti pesan terakhir yang diucapkan Yodi Prabowo pada sang kekasih, Suci Fitri Rohmah.

Pembunuhan Yodi Prabowo ini sempat memunculkan dugaan adanya motif asmara dan cinta segitiga.

Pasalnya, sang kekasih Suci Fitri Rohmah sempat membongkar adanya sosok wanita lain yang hadir diantara percintaan dirinya dan Yodi Prabowo.

Meski begitu, Reza Indragiri selaku pakar psikologi forensik mengungkapkan hal berbeda.

Menurut sang pakar psikologi forensik, masyarakat saat ini sudah didoktrin dengan narasi bahwa Yodi Prabowo ini dibunuh atau pembunuhan editor Metro TV.

"Kalau saya lihat pemberitaan di media, masyarkat sudah terkunci dengan asusmi tunggal. Bahwa almarhum ini meninggal dunia dikarenakan pembunuhan," ujar Reza Indragiri, dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Apa Kabar Indonesia tvOne, Rabu (22/7/2020) malam.

Namun, Reza Indragiri menyebut masih ada 4 spekulasi terkait motif kematian editor Metro TV, Yodi Prabowo.

Motif tersebut bisa disingkat dengan NAHS, yakni natural (alami), accident (kecelakaan), homicide (pembunuhan) dan suicide (bunuh diri).

"Sepanjang belum ada keputusan final, maka ada 4 spekulasi yang pantas kita letakkan di atas meja. Mengenai mengapa ada orang kehilangan nyawa. Kami menyebutnya di psikologi forensik itu adalah NAHS," ungkap psikologi forensik.

Sang psikologi forensik menyebut bahwa motif alami dan kecelakaan tidak mungkin terjadi pada kematian editor Metro TV, Yodi Prabowo.

Pasalnya, ada sejumlah luka di tubuh Yodi Prabowo yang bisa dipastikan hal tersebut bukan karena alamiah atau kecelakaan.

Sehingga yang tersisa dan yang patut dicurigai soal kematian editor Metro TV ini adalah pembunuhan atau bunuh diri.

"Spekulasi ketiga, Homicide atau pembunuhan. Publik sudah mengunci bahwa ini adalah pembunhuhan.

Tinggal satu, yakni suicide atau bunuh diri," ungkap Reza Indragiri.

Akan tetapi, Reza Indragiri malah mencurigai soal pesan terakhir atau kata-kata terakhir dari Yodi Prabowo untuk sang kekasih, Suci Fitri Rohmah.

Karena menurutnya, pesan terakhir tersebut terasa janggal.

"Saya menemukan kutipan di media online. Kutipan ini kurang lebih berbunyi 'kalau aku pergi, kamu merasa sedih gak?' yang disampaikan oleh salah seorang saksi," bongkar psikologi forensik.

Dalam ilmu psikologi, pesan terakhir tersebut menyiratkan tanda adanya pemikiran untuk bunuh diri.

"Bagi masyarakat awam, kalimat seperti itu ah sepele, itu kan sedih biasa saja.

Tapi bagi orang-orang yang mempelajari psikologi atau psikiatri, kalimat semacam itu merupakan tanda-tanda sebagai suicidal aldiation, pemunculan pemikiran tentang bunuh diri," imbuh Reza Indragiri.

Lebih lanjuut, Reza Indragiri menyebut polisi harus terus onvestigasi kematian editor Metro TV Yodi Prabowo ini karena pembunuhan atau bunuh diri.

"Paling tidak ada 2 kemungkinan yang harus terus diinvestigasi oleh pihak kepolisian.

Satu, kemungkinan almarhum meninggal karena pembunuhan, atau yang kedua almarhum meninggal karena bunuh diri," tegas Reza Indragiri.

"Polisi yang akan menemukan jawabannya," pungkas Reza Indragiri.

Polisi ungkap Hasil laboratorium rambut dan pisau di dekat jasad editor Metro TV

Bukti rambut yang ditemukan di lokasi dekat jenazah Yodi Prabowo yang sebelumnya diharapkan jadi petunjuk, pun tak membuahkan hasil.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade mengatakan, hasil laboratorium forensik (labfor) menunjukkan rambut tersebut bukan milik terduga pembunuh.

Rambut itu ternyata milik Yodi Prabowo yang terjatuh di sekitar lokasi.

"Rambut itu punya korban," kata Tubagus kepada wartawan, Selasa (21/7/2020).

Selain itu, berdasarkan hasil laboratorium forensik, sidik jari yang ada di pisau adalah milik korban.

Bahkan polisi menyebutkan tidak ditemukan adanya kekerasan atau pemukulan terhadap Yodi Prabowo.

Belum lagi, rambut yang ditemukan di sekitar lokasi penemuan jenazah juga ternyata milik Yodi Prabowo.

Dilansir dari Wartakotalive.com (grup TribunnewsBogor.com), pemeriksaan laboratorium forensik terhadap sidik jari di sebilah pisau di sekitar lokasi penemuan jenazah Yodi Prabowo, telah keluar.

Hasilnya, ternyata sidik jari di pisau tersebut bekas tangan korban sendiri.

Yusri Yunus hanya menyebut hasil laboratorium forensik juga tak menunjukkan adanya kekerasan atau pemukulan terhadap korban.

Dia bilang, korban meninggal dunia karena mendapatkan luka tusuk di bagian leher.

"Hasil dari kedokteran forensik tidak ada pemukulan dan tidak ada benda tumpul yang mengenai korban."

"Korban murni adanya tusukan dan sayatan di sekitar leher. Ini yang mengakibatkan korban meninggal dunia," jelasnya.

Yusri Yunus juga mengungkapkan bahwa penyebab meninggalnya Editor Metro TV Yodi Prabowo diakibatkan luka tusukan dan sayatan pada tubuhnya.

"Jadi yang ada di pundaknya adalah lebam mayat. Korban murni (tewas) adanya tusukan dan sayatan. Ini yang mengakibatkan korban meninggal dunia," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus saat dikonfirmasi, Rabu (22/7/2020), dilansir dari TribunJakarta.com.

Yusri Yunus mengatakan, lebam yang terdapat pada bahu korban terjadi karena jasadnya mulai membusuk saat ditemukan setelah tiga hari dari peristiwa yang membuatnya tewas.

"Jenazah sudah mengalami pembusukan selama tiga hari, kemudian apa yang diisukan adanya kekerasan terhadap si korban itu tidak ditemukan," ucapnya.

Saat ditanya apakah ada indikasi Yodi Prabowo bunuh diri, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menyampaikan pihaknya belum berani menyimpulkan kasus tersebut.

Sebaliknya, penyidik masih terus mencari petunjuk lain terkait misteri kematian Yodi Prabowo.

"Belum bisa disimpulkan ke sana ( bunuh diri)," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (21/7/2020).

Hingga kini, kepolisian telah memeriksa 34 saksi terkait kasus kematian Yodi Prabowo.

Nantinya, ada beberapa saksi lagi yang akan diperiksa oleh kepolisian.

"Sampai dengan hari ini ada 34 saksi yang telah kita lakukan pemeriksaan oleh tim penyidik."

"Akan ada lagi beberapa dari 34 saksi ini yang akan kita lakukan pemeriksaan tambahan untuk melengkapi lagi berita acara."

"Dan juga petunjuk lain dari beberapa saksi-saksi yang memang bisa menjadi saksi kunci," paparnya.

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Soroti Pesan Terakhir Editor Metro TV, Pakar Curiga Yodi Bunuh Diri Bukan Dibunuh, Polisi Ungkap Ini

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved