Akses Rumah Ditembok, 3 Tahun Pria di Jatim Ini Terpaksa Gunakan Kursi Kayu Lewati Tembok 1 meter

Peristiwa tersebut membuat warga yang bernama Wisnu Widodo kebingungan untuk mendapat akses jalan karena dibangun pagar tembok.

Editor: Ady Sucipto
Kompas.com/Mita
Rumah Wisnu Widodo di Kabupaten Ponorogo yang dipagar oleh tetangganya dengan tembok bata setinggi 1 meter karena sering menginjak tahi ayam.Meski pengadilan Negeri Ponorogo memenangkan pihak Wisnu, namun Mistun masih engan membongkar tembok. 

TRIBUN-BALI.COM - Hanya karena perkara kotoran ayam, dua warga di Desa Gandukepuh, Kecamatan Sukorejo, Ponorogo, Jawa Timur bersilang sengketa sampai nekat menutup akses jalan rumah dengan pagar tembok setinggi satu meter.

Peristiwa tersebut membuat warga yang bernama Wisnu Widodo kebingungan untuk mendapat akses jalan karena dibangun pagar tembok

Pemicu aksi tutup jalan tersebut bermula hanya karena kotoran ayam. 

Saking emosinya, bahkan tetangganya tersebut nekat menutup akses depan rumah Wisnu dengan pagar tembok setinggi satu meter.

Padahal, lahan yang dibangun pagar tembok tersebut merupakan milik desa. Namun, diklaim secara sepihak oleh M.

Akibat perbuatan tetangganya itu, Wisnu terpaksa menggunakan kursi kayu setiap kali akan masuk dan keluar rumah.

Kondisi seperti itu sudah ia rasakan sekitar empat tahun terakhir dan tidak kunjung ada jalan keluar.

"Pagar tembok itu dibangun sejak tahun 2017 lalu," kata Wisnu saat dihubungi, Jumat (24/7/2020).

"Ya sulit kalau begitu mau masuk rumah,” imbuhnya.

Gara-gara injak kotoran ayam

Ayam Jago
Ayam Jago (animalsake.com)

Masalah yang dialami Wisnu tersebut sebenarnya hanya sepele, yaitu karena M dan suaminya sering menginjak kotoran ayam saat melintas di depan rumahnya.

Oleh karena itu, tetangganya tersebut geram dan akhirnya membangun tembok di depan rumahnya.

“M sama suaminya lewat kadang kadang mlecoki telek (menginjak tahi ayam) yang memicu masalah. Akhirnya ya dipagar itu,” kata Kepala Desa Gandukepuh Suroso.

Pihak desa, kata Suroso, sebenarnya juga menyesali sikap arogansi dari M dan sudah berusaha melakukan mediasi.

Hanya saja, upaya yang dilakukan selalu gagal. Bahkan, sarannya untuk memberikan akses masuk di depan rumah Wisnu selalu ditolak oleh M.

Padahal, tembok yang dibangun tersebut berada di lahan milik desa.

Karena tidak ada solusi saat dilakukan mediasi, bahkan masalah itu sudah dibawa ke pengadilan.

Pengadilan, kata Suroso, juga sudah memenangkan Wisnu atas tindakan arogan yang dilakukan M dan meminta tembok itu segera dibongkar.

Namun, pihak M justru bersikukuh tidak menghiraukan putusan tersebut. Belakangan diketahui bahwa M justru ingin melakukan banding.

"Ketika surat pengadilan saya kasih, dengar-dengar mau banding si M," kata dia.

Tembok akses jalan masuk rumah

Sementara itu, sebuah keluarga di Lamongan, kini rumahnya tak memiliki akses jalan keluar masuk.

Keluarga Kaslan dan istrinya, Asmirah, warga Desa Wudi, Kecamatan Sambeng, Lamongan, Jawa Timur, kini tak lagi memiliki akses jalan dari depan rumahnya.

Akses jalan di rumah berukuran 5x12 meter yang dihuni bersama enam anggota keluarga tersebut ditutup tembok bangunan.

Selain Kaslan dan Asmirah, rumah tersebut juga dihuni oleh kedua anaknya, ibu Asmirah, Sutinah (80), serta keluarga adik dari Asmirah yang berjumlah tiga orang.

Awalnya tidak ada masalah apapun dengan akses rumah mereka.

Meski sudah ada rumah lain yang berada di samping kiri dan belakang, akses jalan keluar rumah yang menghadap selatan tersebut bisa tetap menggunakan jalan depan.

Ini karena kebetulan pemilik lahan belum melakukan pembangunan.

"Tapi sejak tembok itu dibangun, kami tak bisa lagi lewat depan," ujar Kaslan saat ditemui di rumahnya, Sabtu (31/8/2019).

Akses jalan keluar depan rumah mulai tak lagi bisa digunakan, karena pemilik lahan mulai mendirikan bangunan sejak 11 Agustus.

Tembok bangunan langsung berhimpitan dengan rumah Kaslan.

Akses jalan keluar baru bagi Kaslan dan keluarganya, usai depan rumah miliknya tertutup tembok bangunan tetangga di Desa Wudi, Kecamatan Sambeng, Lamongan.(KOMPAS.COM/HAMZAH ARFAH) (Tangkapan Layar Kompas.com)
Beruntung, samping kanan rumah Kaslan masih terdapat lahan kosong yang belum difungsikan.

Atas izin dari pemilik lahan serta tetangga, keluarga Kaslan dapat manfaatkan lahan itu sebagai akses keluar rumah.

"Itu memang hak mereka, lahan mereka, tapi mbok ya jangan seperti itu, mungkin kami sedikit diberi akses untuk jalan keluar lewat depan," tutur dia.

Pemilik bangunan di depan rumah Kaslan, merupakan pasangan suami istri bernama Sumber (37) dan Pipin Nur Azizah (32).

Pipin menjelaskan, keduanya membeli lahan berukuran 12x6 meter tersebut dari pemilik sebelumnya, Iskandar (68), saat Ramadan kemarin.

Lahan itu hendak dijadikan gudang.

Pasangan ini memiliki usaha toko material bangunan di kampungnya.

"Kami memang beli lahan itu mau buat gudang, biar enggak jauh-jauh dan enggak capek juga dekat rumah, rencananya seperti itu," jelas Pipin.

Pipin mengatakan, sudah sempat memberitahukan niatan itu kepada keluarga Kaslan.

Pipin juga siap memberikan akses jalan keluar bagi keluarga Kaslan.

Namun, dikatakan Pipin, keluarga Kaslan tidak merespons.

"Sudah kami tunggu hingga tukang mengerjakan bagian yang lain, tapi lama enggak ada respons."

"Ya sudah, kami tembok semua seperti sekarang," ucap Pipin.

Sumber selaku kepala keluarga menyatakan siap memberikan akses keluar rumah dari arah depan bagi keluarga Kaslan.

"Kalau kasihan, kami sebenarnya juga kasihan, tapi ini kan tembok sudah jadi tinggi tapi enggak apa-apa kami bongkar, asal mereka mau datang ke sini," kata Sumber.

Sumber ingin keluarga Kaslan datang berunding dengan pihak keluarganya terlebih dulu.

Kalau pun hasilnya mentok, Sumber coba memberikan solusi lain agar keluarga Kaslan tetap memiliki akses keluar rumah tanpa terganggu oleh kepemilikan orang lain.

"Sekarang yang mereka lewati setiap hari itu kan punya orang lain juga, hak milik orang lain."

"Kalau misalnya itu boleh saya beli seharga Rp 5 juta, enggak apa-apa biar kami beli dan kami hibahkan kepada mereka (keluarga Kaslan) untuk akses jalan," ucap dia.

Sempat dimediasi

Kejadian yang dialami oleh keluarga Kaslan dan Sumber sebenarnya sudah coba dimediasi oleh pejabat desa setempat.

Pejabat Sementara Kepala Desa Wudi, Sutopo menjelaskan, sudah mendatangi kedua belah pihak agar dapat diselesaikan secara kekeluargaan serta menciptakan win-win solution.

"Seminggu lalu saya sudah ke rumah Sumber, dan memang ada omongan supaya keluarga Pak Kaslan disuruh datang untuk diajak berunding."

"Saya juga sudah sampaikan kepada Pak Kaslan dan keluarganya agar menemui keluarga Sumber membicarakan hal itu."

"Tapi sampai sekarang belum ada respons dari mereka (keluarga Kaslan)," kata Sutopo.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Akses Jalan Rumah Wisnu Ditembok Tetangga Gara-gara Kotoran Ayam: Sulit Kalau Mau Masuk, 

(Suharno)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved