Sering Lupa dan Merasa Bingung Bisa Jadi Gejala Alami Depresi, Ini Faktanya
Akan tetapi, lupa dan merasa bingung yang terlalu sering terjadi bisa menjadi salah satu tanda depresi.
Psikiater dari Stanford University Carrie Holmberg pun sependapat jika depresi memang bisa menganggu fungsi memori penderitanya.
"Saya sering melihat pasien depresi mengalami masalah ingatan," ucapnya, dilansir dari laman Brain Fact.
Homberg mengatakan, ganguan memori jangka pendek ini telahmenjadi hal umum yang dialami penderita depresi.
Misalnya, pasien menjadi sulit mengingat atau sering lupa di mana mereka meletakan kunci motornya.
Bahkan, mereka juga seringkali lupa informasi yang di dapat dari buku yang baru saja mereka baca.
Menangapi hal ini psikiater dari Harvard University Daniel Dillon juga mengatakan, penderita depresi biasanya memiliki ingatan yang lebih kuat pada kenangan buruk.
Sebaliknya, orang yang tidak mengalami depresi memiliki ingatan akan peristiwa positif yang lebih baik.
"Pada orang yang depresi,memori negatif yang mereka miliki mengalami peningkatan sehingga mendominasi ingatan positif," kata Dillon.
Riset 2007 yang meneliti peran memori positif dalam mengatur suasana hati, menemukan bahwa suasana hati orang yang depresi memburuk ketika didorong untuk mengingat kembali kenangan indah.
Dengan kata lain, penderita depresi mengalami penurunan suasana hati ketika mengingat kembali tentang kenangan indah.
Menurut Dillon, area otak yang mengontrol fungsi memori dan pembelajaran - hippocampus - sangat sensitif terhadap stres.
Pada orang yang mengalami depresi, volume area hippocampus ini cenderung mengecil.
"Berkurangnya volume hippocampus ini bisa menggangu fungsi memori," tambah Dillon.
Selain itu, penderita depresi seringkali terjebak pada pemikiran negatif yang membuat mereka sulit berkonsentrasi.
Hal ini membuat energi saraf-saraf otak yang bertugas mendukung fungsi memori terkurang habis.