Miris, Perawat Hamil 7 Bulan Meninggal Kena Corona, Terinfeksi 2 Kali, Sempat Dinyatakan Sembuh
Perawat itu diketahui bekerja di Rumah Sakit Mardi Rahayu, Kudus, Jawa Tengah usianya 43 tahun dan sedang hamil 7 bulan.
TRIBUN-BALI.COM - Kisah miris di tengah pandemi virus Corona di Indonesia kembali muncul.
Seorang perawat hamil 7 bulan meninggal karena Covid-19 atau virus Corona.
Padahal, perawat itu sempat dinyatakan sembuh dari virus Corona.
Simak selengkapnya.
Perawat itu diketahui bekerja di Rumah Sakit Mardi Rahayu, Kudus, Jawa Tengah.
Usianya 43 tahun dan sedang hamil 7 bulan.
Wanita asal Kecamatan Bae itu terinfeksi virus Corona dua kali.
Melansir dari Kompas.com, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 RS Mardi Rahayu Kudus dr Yuliana Wara menyampaikan, sebelumnya yang bersangkutan sempat dinyatakan sembuh dari virus Corona.
Itu berdasarkan hasil pemeriksaan swab polymerase chain reaction (PCR).
Dua kali hasil swab tenaga kesehatan tersebut menunjukkan negatif Covid-19.
Perawat itu dikonfirmasi terinfeksi pertama kali pada 3 Mei 2020.
"Ia positif Covid-19 pertama kali pada 3 Mei hingga kemudian sembuh pada 14 Mei setelah dua kali swab negatif Covid-19," kata Yuliana saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel, Senin (27/7/2020).
Namun, dalam perkembanganya, pada 16 Juli 2020 yang bersangkutan harus dirawat di RS Mardi Rahayu Kudus akibat penyakit penyerta dan pada 24 Juli 2020 yang bersangkutan kembali dinyatakan positif Covid-19.
"Meninggal dunia kemarin," ujar Yuliana, dikutip TribunJatim.com, Selasa (28/7/2020).
Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Kudus dr Andini Aridewi mengatakan, sebelumnya juga ada tenaga kesehatan dari Puskesmas Undaan yang meninggal dunia setelah dinyatakan positif Covid-19.
"Masih proses tracing," ujar Andini.
Berdasarkan data Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Kudus, hingga Senin (27/7/2020), total ada 736 kasus positif Covid-19 di Kabupaten Kudus yaitu 567 warga dari dalam wilayah dan 169 warga dari luar wilayah.
Rinciannya, 329 orang sembuh, 83 orang meninggal dunia, 117 orang dirawat, dan 207 orang isolasi mandiri.
Lalu, di Lombok, NTB, seorang bidan yang tengah hamil 7 bulan juga meninggal dunia karena virus Corona.
Jenazah BDI (29) telah dimakamkan sesuai protokol Covid-19 di pemakaman umum Desa Tiwuhgalih, Sabtu (25/7/2020).
Direktur RSUP NTB, L Hamzi Fikri mengatakan, sebelum meninggal BDI sempat dirawat di ruang isolasi RSUP NTB sejak 19 Juli.
Adapun sang suami dan keluarga kini menjalani isolasi mandiri.
"Almarhumah tidak bertugas di rumah sakit rujukan. Saat pandemi ini nakes punya risiko tinggi terpapar, tetapi kita tetap ikhtiar maksimal dengan kondisi saat ini, " kata Fikri.
Kepala Dinas Kesehatan NTB Nurhandini Eka Dewi mengatakan, ibu hamil merupakan kelompok dengan risiko tinggi terjangkit Covid-19.
"Inilah yang selalu kami pesankan, jagalah kelompok risiko tinggi kita, bayi, balita, ibu hamil dan lansia. Dan yang meninggal ini berprofesi sebagai tenaga kesehatan. Itulah yang selalu kami ucapkan, garda paling terdepan yang menanggung risiko tinggi adalah tenaga kesehatan," kata Eka.
Dia juga mengingatkan masyarakat agar tidak menganggap bahwa Covid-19 adalah hoaks.
Sudah banyak keluarga yang merasakan sakitnya kehilangan anggota keluarga.
"Berhentilah menganggap Covid-19 adalah teori konspirasi atau hoaks, dan menganggap kami petugas kesehatan telah membohongi masyarakat tentang Covid-19. Covid-19 nyata adanya," kata Eka.
Berdasarkan data yang dirilis Satgas Covid-19 NTB, BDI merupakan pasien nomor 1.751.
Bidan ini dirawat sejak 19 Juli 2020.
Namun, data itu tidak sinkron dengan data yang juga di-publish Satgas Covid-19 NTB.
Dalam data tersebut pasien nomor 1.751 tercatat atas nama BDI, tetapi usia dan alamatnya berbeda.
Juru bicara Satgas Covid-19 NTB, I Gede Aryadi mengatakan telah langsung melakukan perbaikan pada data tanggal 20 Juli 2020 guna meluruskan data yang keliru.
"Sudah dilakukan perbaikan atau revisi terhadap data tersebut," kata Aryadi.
Saat ini tercatat kasus positif Covid-19 di NTB berjumlah 1.903 kasus, di mana 106 pasien di antaranya meninggal dunia.
Sebanyak 600 pasien positif masih dalam perawatan di sejumlah rumah sakit rujukan.
Kasus terbanyak masih berasal dari Kota Mataram mencapai 832 kasus, di mana 56 pasien dilaporkan meninggal dunia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul https://regional.kompas.com/read/2020/07/27/20215791/sempat-sembuh-dari-corona-perawat-hamil-7-bulan-kembali-positif-covid-19-dan dan https://regional.kompas.com/read/2020/07/26/12202071/seorang-bidan-hamil-7-bulan-meninggal-karena-covid-19?page=all#page2