Corona di Bali

Menko Luhut : Kalau Sampai Ada Nanti Zona Merah, Bukan Tidak Mungkin Bali Ditutup

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan, bahwa hampir 6 bulan ini tidak ada turis ke Bali

Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Menko Maritim dan Investasi saat menghadiri acara di Peninsula Island Kawasan The Nusa Dua. 

"Tapi kalau sampai ada nanti yang merah bukan tidak mungkin Bali pun ditutup. Nah oleh karena itu kerjasama kita semua penting jadi tidak boleh satupun merasa diri paling penting dalam hal ini. Kita harus team work menyelesaikan masalah ini," tegas Menteri Luhut.

Tadi sudah berkali-kali disampaikan masalah kesehatan ini penting, oleh karena itu protokol kesehatan jangan sampai ditawar-tawar.

Tidak perlu lebay kata orang Jakarta berlebihan, tetapi kita harus tahu tadi jaga jarak kemudian masalah cuci tangan dan kemudian pakai masker itu betul-betul dilakukan.

"Jangan pula di tempat tidur pakai masker juga. Tapi maksud saya dalam daerah-daerah yang banyak manusianya hindari betul untuk sampai tidak pakai masker dan ini bukan hanya tugas Polri dan TNI. Semua sampai pecalang kita semua harus bahu-membahu untuk menegakkan disiplin ini. Tanpa disiplin tadi Covid-19 ini tidak terkendali dan akan berdampak pada ekonomi,"

Oleh karena itu petinggi-petinggi di daerah ini saya minta untuk betul-betul kompak, gotong royong untuk melaksanakannya.

Tidak bisa hanya berdoa-berdoa dan berdoa-berdoa terus, kalau kita tidak bekerja tidak ada gunanya.

Kedua saya ingin sampaikan pemerintah itu punya APBN, dan sekarang punya stimulus.

Presiden memerintahkan kepada kami semua barang ini sejauh mungkin digunakan dalam negeri, belanja-belanja semua dalam negeri.

Kita jangan mengimpor-impor yang tidak perlu yang masih bisa kita terbitkan atau produksi sendiri dan itu menciptakan lapangan kerja dan juga memaksa kita untuk mencari teknologi itu.

Dengan kebijakan itu pelaksanaan rapid test sekarang diproduksi oleh BPPT dan akurasinya 90 persen lebih, harganya hanya Rp 75 ribu dan angkanya itu bisa lebih turun.

Nah karena keadaan kita terpaksa ini kita sekarang bisa terbitkan itu, dan itu wajib hukumnya kita tidak impor lagi rapid test.

Itu satu saya beri contoh yang kedua selama ini baru sadar bahwa 90 persen lebih kita impor obat-obat ujungnya itu, atau hulunya itu.

Begitu India lockdown, kita tidak bisa impor dari India kita waktu itu kalau saya bisa katakan sama anda, kita juga hampir panic karena darimana obat yang kita dapat.

"Dari keadaan Covid-19 ini kalau kita lihat ada menguntungkan kita melakukan reformasi hampir semua bidang yang membuat negara kita jauh lebih efisien daripada yang lalu. Semua sekarang kita karena tidak sering kontak jangan sering kontak, kita bikin digital life dengan digitalisasi kita menggunakan virtual meeting. Virtual meeting dalam proses pengambilan keputusan sangat efisien ini saya kira hal-hal yang penting dan efisiensi hampir di semua lini sekarang harus dibuat karena terpaksa dan ini akan terus kita bawa ke depan sebagai cara-cara hidup kita," papar Menko Marves Luhut Binsar.

Ia masih ingat pada 2 tahun lebih yang lalu bagaimana hiruk pikuknya Bali karena IMF-World Bank waktu itu tempat ini anda lihat semua penuh manusia.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved