Terkena Rasionalisasi, Hibah Pemkab ke PDAM Gianyar Turun Menjadi Rp 7,4 Miliar
hibah Pemkab Gianyar pada PDAM Gianyar yang sebelumnya ditetapkan sebesar Rp 21 miliar, turun menjadi Rp 7,4 miliar.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Akibat pandemi covid-19, dana hibah Pemkab Gianyar ke Perumda Air Minum Tirta Sanjiwani (PDAM Gianyar) dirasionalisasi.
Karena itu, hibah Pemkab Gianyar pada PDAM Gianyar yang sebelumnya ditetapkan sebesar Rp 21 miliar, turun menjadi Rp 7,4 miliar.
Hal tersebut mengakibatkan, operasional program Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) tidak bisa dilakukan tahun ini.
Data PDAM Gianyar, Selasa (4/8/2020), hibah senilai Rp 21 miiar tersebut telah dirancang untuk berbagai program.
• 10 Mobil Bekas Harga Rp 50 Jutaan, Ada Honda Jazz
• Ramalan Zodiak 5 Agustus 2020, Leo Atur Semua Sesuai Jadwal, Libra Menghasilkan Uang Lebih Banyak
• PSSI Turut Berduka, Mantan Pelatih Timnas Wanita Indonesia Satia Bagdja Meninggal Dunia
Seperti, program air gratis untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan alokasi anggaran sekitar Rp 3 miliar, peningkatan pelayanan seperti pengadaan sumur bor dan pemasangan pipa senilai Rp 9 miliar, dan program AMDK senilai Rp 12 miliar.
Direktur Umum PDAM Gianyar, I Nyoman Darmadiyasa membenarkan hal tersebut.
Kata dia, menurunnya jumlah dana yang diterima, mengakibatkan operasional AMDK tidak bisa dilakukan tahun ini.
“Program yang tetap berjalan itu MDR dan peningkatan pelayanan,” ujar Darma.
Terkait program MDR tersebut, Darma menjelaskan itu merupakan program pemerintah pusat, yang mendapatkan dukungan Bupati Gianyar, Made Mahayastra.
Dari 1.050 Sambungan Rumah (SR) yang diajukan sebagai penerima air gratis ini, jumlah yang lolos verifikasi pusat sebanyak 1.023 SR.
“Yang menentukan lolos ini adalah pemerintah pusat. Total yang lolos sebanyak 1.023 SR, tapi satu SR menolak bantuan ini, sehingga yang kita pasangi nantinya sebanyak 1.022 SR.
Pemasangannya sambungan dilakukan tahun 2021,” ujarnya.
Sementara untuk perbaikan pelayanan, Dharma mengatakan, pihaknya akan membangun dua unit sumur bor, yakni di Desa Belega dan Desa Bonbiyu, Blahbatuh.
“Hal ini bersifat urgen, karena untuk menyuplai ketersediaan air,” tandasnya.
• Tak Lagi Bersama Jessica Iskandar, Richard Kyle Ungkap Status Single: Tutup Pintu, Terus Kunci Dulu
• Terkait Laporan IDI Soal Dugaan Ujaran Kebencian, Polda Bali Sebut Segera Panggil Jerinx
• Hotman Paris Mengaku Stres Ratusan Apartemennya Kosong Tak Ada yang Menyewa: Udah Hancur-hancuran
Pengaduan Masyarakat Naik Signifikan
Dirum PDAM Gianyar, Nyoman Darmadiyasa mengatakan, selama pandemi jumlah pengaduan masyarakat, seperti air mati atau kecrat-kecrit mengalami peningkatan signifikan.
Dalam situasi normal, pengaduan masyarakat paling banyak 3.000an per bulan.
Namun sejak pandemi, pengaduan mencapai 5.000 sampai 7.000.
Meskipun pengaduan naik signifikan, kata dia, pembayaran tagihan air justru mengalami penurunan.
Hal tersebut diduga akibat krisis ekonomi. Kondisi tersebut mengakibatkan piutang PDAM di masyarakat mengalami kenaikan.
Per Januari 2020, uang PDAM di masyarakat sebesar Rp 1,8 miliar. Sementara per Juni naik menjadi Rp 2,5 miliar.
“Pendapatan kita juga mengalami penurunan sekitar Rp 1 miliar per bulan. Hal ini karena banyak pelanggan yang berhenti, per Juli ini yang berhenti sebanyak 459 SR,” tandasnya. (*)