Ekonomi RI Tumbuh Minus 5,32 Persen di Kuartal II-2020, Ekonom : Secara Formal Belum Resesi

Namun demikian, meski pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi dalam di kuartal II-2020, bukan berarti sudah memasuki resesi.

Editor: Eviera Paramita Sandi
Pixabay
Ilustrasi krisis ekonomi. 

Tak Perlu Panik

Piter menegaskan resesi menjadi sebuah kenormalan baru, saat ini semua negara diyakini tinggal menunggu waktunya saja untuk menyatakan secara resmi sudah mengalami resesi.

"Semua negara berpotensi mengalami resesi. Perbedaannya hanya masalah kedalaman dan kecepatan recovery. Negara-negara yang bergantung kepada ekspor, kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi sangat tinggi akan mengalami double hit, sehingga kontraksi ekonomi akan jauh lebih dalam," terangnya.

Piter mengimbau jika resesi benar terjadi masyarakat jangan panik.

Dia bilang yang lebih penting bagaimana dunia usaha bisa bertahan di tengah resesi.

Apabila dunia usaha bisa bertahan, tidak mengalami kebangkrutan, maka Indonesia akan bisa bangkit kembali dengan cepat ketika wabah sudah berlalu.

"Meskipun Indonesia nanti dinyatakan resesi, masyarakat tidak perlu panik. Sekali lagi resesi sudah menjadi sebuah kenormalan baru di tengah wabah. Hampir semua negara mengalami resesi," ucapnya.

Di saat seperti ini, pentingnya membangun rasa optimistis dengan berbagai kebijakan yang sudah diambil oleh pemerintah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional.

"Kita akan bisa meningkatkan daya tahan dunia usaha kita, dan kita akan recovery pada tahun 2021," harapnya. (*)

Artikel ini telah Diolah dari Kompas.com dengan judul "Ekonom: Indonesia Belum Masuk Resesi, Meski Ekonomi Tumbuh Negatif 5,32 Persen" dan Tribunnews.com dengan judul Pertumbuhan Ekonomi RI Minus, Piter Abdullah: Masyarakat Tak Perlu Panik

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved