6 Faktor Penyebab Harga Emas Naik, Harga Emas Hari Ini Tembus Rp 1.054.000 Per Gram
Jika ditinjau dari 7 hari lalu (30 Juli 2020), harga emas Antam naik Rp 38.000 per gram dari harga sebelumnya Rp 1.016.000.
Artinya, semakin banyak orang membeli emas, harganya naik, sejalan dengan permintaan.
Jika investor mulai berbondong-bondong membeli emas, harga naik tidak peduli apa bentuk perekonomian atau apa kebijakan moneternya.
Tetapi, saat jumlah peminat turun, maka harga juga bisa turun.
Sebab, emas berbeda dengan minyak atau kopi, emas tidak dikonsumsi.
Hampir semua emas yang pernah ditambang masih ada dan lebih banyak emas yang ditambang setiap hari.
Meskipun negara-negara, seperti India dan China, memperlakukan emas sebagai penyimpan nilai, orang-orang yang membelinya di kedua negara itu tidak secara teratur memperdagangkannya atau menggunakannya sebagai alat pembayaran.
• 7 Fakta dan Video Pelabuhan Segitiga Emas di Bali, Diresmikan Menhub dan Pengerjaan Proyek 9 Bulan
3. Kebijakan Bank Sentral
Penggerak pasar harga emas terkadang adalah bank sentral.
Setiap negara pasti memiliki bank sentral masing-masing. Bank sentral di negara kita adalah Bank Indonesia.
Pada saat cadangan devisa besar dan perekonomian terus berjalan, bank sentral ingin mengurangi jumlah emas yang mereka miliki.
Sebab, emas adalah aset mati, tidak seperti obligasi atau bahkan uang di rekening deposito, tidak menghasilkan pengembalian.
• Spanyol Memasuki Resesi Ekonomi, Pencapaian 6 Tahun Terakhir Pupus
Masalah bagi bank sentral adalah justru ketika investor lain di luar sana tidak begitu tertarik pada emas.
Akibatnya, harga emas jatuh.
4. Suku bunga

Suku bunga juga berpengaruh terhadap kenaikan harga emas.