Kenang Pertemuannya dengan Jokowi 22 Tahun Lalu, Sri Mulyani Beri Pesan Inspiratif Ini

kolase foto masa lalu dan kekinian yang dibagikan Menteri Keuangan Sri Mulyani mengisahkan pengalamannya tentang Presiden Joko Widodo (Jokowi) 20

Editor: Ady Sucipto
Dokumentasi pribadi Mayor Haristanto
Foto pertemuan pertama Jokowi dan Sri Mulyani dalam seminar ekonomi 1998 di Solo, Jawa Tengah. 

"Pengundang dan sponsor seminar tersebut adalah Pak Jokowi seorang pengusaha eksportir furnitur yang justru mendapatkan berkah luar biasa dalam kondisi krisis tersebut, karena penerimaan ekspor dalam US dollar melonjak lebih dari enam kali lipat," ujarnya.

"Pak Jokowi menggunakan 'windfall profit' secara bijaksana dengan menambah kapasitas produksi, berhasil memanfaatkan situasi krisis justru untuk mengembangkan usahanya," imbuh dia.

Kemudian, ia menambahkan, 22 tahun setelah dirinya diundang Jokowi di Solo, kini ia telah menjadi Presiden Republik Indonesia.

Tak hanya itu, ia pun diminta Jokowi untuk membantunya di kabinet sebagai Menteri Keuangan.

Kini, ia menambahkan, dunia tengah dihadapkan pada situasi krisis akibat pandemi Covid-19.

"Di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi kita berusaha mengatasinya," ujarnya.

"Program pemulihan ekonomi terus digenjot untuk membantu masyarakat memulihkan dan membangkitkan usaha kecil, menengah, dan menumbuhkan kembali kegiatan ekonomi," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani pun berpesan kepada seluruh masyarakat.

"Kalian 22 tahun ke depan bisa menjadi apa saja. Rajut masa depanmu dengan tidak berhenti belajar, bekerja keras, jujur, dan cerdas. Miliki mental baja, jangan menyerah menghadapi cobaan dan ujian apapun. Jangan lupa selalu berdoa," tutup Sri Mulyani.

Krisis Ekonomi Bukan Hal Baru di Indonesia

Pandemi Covid-19 memukul perekonomian dunia, tak terkecuali Indonesia.

Sejumlah negara bahkan sudah melaporkan perlambatan pertumbuhan ekonomi, hingga masuk ke dalam resesi ekonomi.

Indonesia pun saat ini berada diambang resesi.

Sejumlah ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II dan III tahun 2020 bakal negatif. Ini berarti krisis ekonomi mengancam Indonesia.

Kendati demikian, Staf Khusus Menteri BUMN bidang Makro Ekonomi Muhammad Ikhsan mengatakan, krisis ekonomi bukanlah suatu hal yang baru bagi Indonesia.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved