Breaking News

Sejarah Bendera Merah Putih yang Dijahit Fatmawati

Setelah kembali dari pengasingan di Bengkulu, istri Bung Karno, Fatmawati menjahit Bendera Merah Putih

Editor: Irma Budiarti
kolase/tribun bali
Istri Bung Karno, Fatmawati menjahit bendera merah putih yang akan dikibarkan saat 17 Agustus 1945. (Insert) Ajudan Bung karno Husain Mutahar. 

Ukuran bendera ditetapkan sama dengan bendera Nippon, perbandingan 3:2.

Selain itu, kombinasi warna merah dan putih telah digunakan dalam sejarah di masa lalu.

Tepatnya saat masa Kerajaan Majapahit.

Kala itu, Bendera Majapahit menggunakan desain 9 garis merah putih.

Dipisah Menjadi Dua Bagian

Karena alasan keamanan, presiden, wakil presiden dan para menteri pindah ke Yogyakarta pada 4 Januari 1946.

Ketika jatuh ke tangan Belanda, Bung Karno meminta Husein Mutahar untuk menyelamatkan Bendera Merah Putih.

Saat mengungsi, Husein Mutahar melepas benang jahitan Bendera Merah Putih.

Masing-masing bagian yaitu warna merah dan warna putih, dibawa di dua tas yang berbeda.

Hal tersebut dilakukan untuk menghindari penyitaan Belanda.

Pertengahan 1949, Bung Karno meminta Bendera Merah Putih dari Husein Mutahar.

Husein Mutahar lalu menjahit kembali Bendera Merah Putih mengikuti tiap lubang jahitan.

Husein Mutahar menyamarkan Bendera Merah Putih dengan cara dibungkus dengan koran.

Bendera Merah Putih lalu diserahkan kepada Soejono untuk dikembalikan kepada Bung Karno di tempat pengasingannya di Bangka.

Bendera Merah Putih kembali dikibarkan di halaman depan Gedung Agung pada 17 Agustus 1949.

Sumber: TribunnewsWiki
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved