BMKG Peringatkan Waspada Cuaca Panas di September, Posisi Matahari di Garis Equator

Ia juga mengingatkan masyatakat untuk waspada terhadap kondisi cuaca saat peralihan jelang musim penghujan.

Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa
Seorang pedagang tengah melintas di Pantai Sanur di tengah cuaca panas yang terjadi di semua wilayah Bali, Senin (16/4/2018). Hal ini disebabkan gerak semu matahari pada bulan Maret-April posisi matahari sekitar equator, sehingga akumulasi panas masih tinggi. 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Miming Saepudin mengimbau masyarakat mewaspadai suhu cuaca yang cukup panas masih akan terjadi di Indonesia pada bulan September.

Ia menyebut, suhu udara akan cukup panas pada bulan September.

Hal itu karena posisi matahari yang berada di garis ekuator.

"Kondisi ini harus diwaspadai selama bulan September karena kondisi cuaca atau suhu cukup panas masih dapat terjadi," kata Miming dalam Rakor bersama BNPB secara virtual, Senin (31/8/2020).

Kendati cukup panas, Miming menegaskan, ukuran suhu masih dalam batasan normal.

Ia juga mengingatkan masyatakat untuk waspada terhadap kondisi cuaca saat peralihan jelang musim penghujan.

Cuaca ekstrem kemungkinan akan terjadi saat musim peralihan pada September.

"Selama pancaroba itu relatif kejadian cuaca ekstrem seperti puting beliung kemudian hujan lebat dalam durasi singkat, kemudian petir itu bisa lebih sering terjadi selama pancaroba," ujarnya.

"Jadi mulai bulan September, Oktober, November kita perlu waspadai untuk kondisi-kondisi tersebut," ujar dia.

Miming mengatakan, sebanyak 85 persen wilayah di Indonesia masih mengalami musim kemarau pada September.

Sementara sisanya atau 15 persen sudah masuk pada musim penghujan.

"85 persen wilayah indonesia masih memasuki musim kemarau. Sedangkan untuk 15 persennya itu dia sudah mulai basah," imbuhnya.

Beberapa wilayah yang mulai masuk pada musim hujan seperti sebagian kecil Sumatera Utara bagian selatan.

Kemudian di Sumatera Barat di bagian Tengah, Kalimantan tengah, Kalimantan Utara, kemudian wilayah Timur Kalimantan.

"Sedangkan untuk wilayah Sulawesi ada di Sulawesi bagian Barat, kemudian di wilayah Sulawesi bagian Utara," ungkapnya.

Kemudian ada Maluku dan Maluku Utara dan Papua Tengah.

Sedangkan mayoritas wilayah Jawa masih akan mengalami musim kemarau. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BMKG: Waspada Cuaca Panas di September"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved