Jagoan Gagal Dapat Rekomendasi Airlangga Hartarto, Loyalis Diatmika-Muntra Akan Usung Kotak Kosong
Turunnya rekomendasi dari DPP Golkar kepada duet Nyoman Giri Prasta-Ketut Suiasa (GIRIASA) membuat tensi politik di Badung memanas.
Penulis: Ragil Armando | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Turunnya rekomendasi dari DPP Golkar kepada duet Nyoman Giri Prasta-Ketut Suiasa (GIRIASA) membuat tensi politik di Badung memanas.
Bahkan, para kader Golkar di Badung memanas.
Bahkan, para kader Golkar di Badung mengaku kecewa dengan keputusan dari Ketua Umum DPP Golkar, Airlangga Hartarto ini.
Ketua Sentra Organisasi Karyawan Swadiri (SOKSI) Badung, Wayan Sumantra Karang mengaku proses terbentuknya duet I Gusti Ngurah Agung Diatmika-Wayan Muntra (Diatmika-Muntra) melalui proses yang panjang.
"Yang pertama tentu kecewa bukan ujug-ujug gitu aja, dari awal berani maju, lalu terbentuk koalisi di Januari lo terbentuk KRBB-nya itu, sekian bulan bekerja, sampai berkali-kali datangi kandidat, sampai sepakat maju," kata dia saat dikonfirmasi oleh Tribun Bali, Senin (31/8/2020) malam.
• Man City Tawarkan Gaji hingga Rp 10 Triliun kepada Lionel Messi
• Sidakarya Community Kontra Dewata United Hasilkan 13 Gol
• Umi Pipik Mengaku Idap Tumor Kelenjar Getah Bening, Harapannya Lihat Ke-4 Anaknya Menikah
Bahkan, ia mengaku bahwa proses terjadinya duet tersebut sudah melalui mekanisme yang berlaku di internal Golkar.
Bahkan, menurut dia DPP juga ikut terlibat dalam pembentukan duet tersebut, hingga Diatmika-Muntra sempat dua kali menghadap Airlangga Hartarto.
"Dan mekanisme mereka jalani, sampai KRBB dari partai masing-masing di tingkat kabupaten/kota sudah menyiapkan permohonan ke DPD I sampai ke DPP eh ada statement kami tidak menggunakan mekanisme, DPP tidak dilibatkan katanya," paparnya.
Politikus Golkar ini juga mengaku bahwa Airlangga dalam dua kali pertemuan tersebut 'merestui' majunya duet tersebut dari Golkar.
"Sudah dua kali ketemu Pak Ketum, sudah dipeluk, statement-nya wah kalau ada kader yang siap dukung kita dukung, apa sudah lupa bagaimana dulu, mereka lupa apa pura-pura lupa, masih mau jatuh ke lubang yang sama," imbuh pria yang dikenal sebagai loyalis Muntra ini.
• Pertamina Berencana Hapus BBM Jenis Premium dan Pertalite
• BLT Rp 600 Ribu Akan Cair Lagi, Karyawan dengan Rekening Bank Swasta Seperti BCA Bisa Lebih Lambat
• Hasil Olah TKP Kasus Bunuh Diri Tri Nugraha di Kejati Bali : Ada 5 Proyektil Bersarang di Pistolnya
Menurutnya, jika Golkar ingin menjadi penguasa di Badung, maka harus berani melawan PDIP yang mengusung GIRIASA, bukan malah ikut-ikutan mengusung
"Ini mau jadi penguasa atau mau ikut-ikutan berkuasa, kalau mau jadi penguasa lawan dong rebut kekuasaannya," katanya.
Sumantra Karang juga mempertanyakan bahwa survei Diatmika-Muntra rendah, yang membuat Golkar akhirnya memutuskan mengusung GIRIASA.
"Pak Demer bilang hasil survei Diatmika-Muntra rendah. Bisa dipersentasikan kah? Survei siapa dan kapan dilakukan? Lalu apakah kabupaten lain di Bali survei kita tinggi?" tanyanya.
Ia mengaku bahwa Muntra telah dizalimi oleh partai yang dibesarkannya. Hal ini membuat para kader Golkar di Badung, merasa benar-benar kecewa dengan partai berlambang pohon beringin itu.