Selamat Jalan Jakob Oetama, Tokoh Bangsa Dan Pendiri Kompas Gramedia

Jenazah Jakob Oetama akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (10/9/2020) ini.

Editor: Eviera Paramita Sandi
KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULU
Portrait foto Pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama di Gedung Kompas Gramedia, Palmerah Selatan, Jakarta, Selasa (27/9/2016). Pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama (88) meninggal dunia di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (9/9/2020). 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Kepergian tokoh pers Indonesia, Jakob Oetama, meninggalkan kesan tersendiri bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi mengatakan, almarhum Jakob Oetama bukan sekadar seorang tokoh pers, pendiri dan pemimpin surat kabar Harian Kompas atau Kelompok Kompas Gramedia, tapi adalah tokoh bangsa.

"Saya mengingat Pak Jakob Oetama sebagai seorang jurnalis sejati dengan semangat juang dan daya kritis yang tinggi, dengan pandangan yang senantiasa bernuansa kemanusiaan," kata Jokowi seperti dikutip pada akun Instagram @jokowi, Rabu (9/9/2020).

Presiden Jokowi sangat terkesan dengan pandangan dan kritikan Jakob Oetama yang disampaikan dalam bahasa halus dan santun.

Ia mengucapkan terima kasih atas warisan kebajikan dan jasa almarhum untuk dunia pers dan bangsa ini.

Tak lupa, Kepala Negara menyampaikan agar keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan.

"Saya sungguh-sungguh merasa kehilangan atas kepergian Bapak Jakob Oetama," ucap Jokowi.

"Semoga segala amal pengabdian almarhum mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT dan segenap keluarga yang ditinggalkannya tetap kuat dan tabah," demikian Presiden Jokowi.

Markas Besar Kepolisian RI menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama .

Menurut Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri, Irjen Pol Argo Yuwono , Jakob Oetama adalah jurnalis senior dan tokoh pers nasional.

Jakob Oetama merupakan sosok sederhana yang selalu mengutamakan kejujuran, integritas, rasa syukur, dan humanisme.

"Sebagai mitra, kami atas nama keluarga besar Mabes Polri turut berduka cita atas meninggalnya pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama. Semoga segala kebaikannya diterima Tuhan YME," kata Argo Yuwono, Rabu (9/9). "Indonesia kehilangan tokoh pers terbaik," sambungnya.

Gangguan Multiorgan

Jakob Oetama (88) sempat memperoleh perawatan medis selama dua pekan di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta, terhitung sejak 22 Agustus 2020 lalu.

Dokter Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Felix Prabowo Salim mengatakan, Jakob Oetama dalam kondisi kritis saat masuk rumah sakit karena gangguan multiorgan.

"Pada saat masuk memang dalam kondisi kritis, dengan adanya gangguan multiorgan, di samping usia, komorbid juga faktor-faktor yang memperberat," ujar dr Felix Prabowo sebagaimana dikutip dari Live Streaming Kompas TV, Rabu (9/9/2020).

RS Mitra Keluarga melakukan perawatan maksimal kepada Jakob Oetama. Kondisi kesehatan pendiri Kompas Gramedia itu sempat membaik.

Namun, kondisi Jakob Oetama kembali memburuk hingga menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (9/9/2020) pukul 13:05 WIB di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta, dalam usia 88 tahun.

Pada saat-saat terakhir karena faktor usia juga dalam kondisi yang makin memburuk sehingga akhirnya beliau meninggal di rumah sakit kami," jelasnya.

RS Mitra Keluarga sempat melakukan dua kali tes PCR Swab Covid-19 terhadap Jakob Oetama. Hasil tes menyatakan Jakob Oetama negatif Covid-19.

"Kami juga melakukan dua kali pemeriksaan PCR Swab Covid-19 dan hasilnya negatif," ujarnya.

Direktur RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Ronald Reagan menambakan, pihaknya sudah memberikan perawatan maksimal kepada Jakob Oetama sejak 22 Agustus lalu.

"Pada saat tanggal 22 Agustus itu dirawat di kami. Pada saat awal masuk kondisinya kritis dan kondisinya lemah. Pada saat itu sudah kita lakukan dengan segala macam perawatan yang cukup maksimal," ujarnya.

Dimakamkan di TMP Kalibata

Jenazah Jakob Oetama akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (10/9/2020) ini.

Jenazah akan lebih dulu diserahkan secara resmi dari keluarga ke negara.

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo direncanakan bertindak sebagai perwakilan negara untuk menerima penyerahan tersebut.

"Pada 10.30 WIB akan ada penyerahan resmi dari keluarga pada negara," kata GM Corporate Communication Kompas Gramedia, Saiful Bahri saat ditemui di Gedung Kompas Gramedia Palmerah, Jakarta, Rabu (9/9/2020).

"Saat ini yang saya tahu serah terima akan dipimpin Ketua MPR Pak Bambang dan di Kalibata kemungkinan akan dihadiri JK, tapi masih kami tunggu konfirmasi beliau," imbuh dia.

Jenazah dibawa dari rumah sakit ke rumah duka, di Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Sekira pukul 21.00 WIB jenazah dibawa ke Gedung Kompas Gramedia, Palmerah, Jakarta.

Di sana jenazah akan disemayamkan hingga Kamis (10/9) pukul 09.00 WIB. Pada rentang waktu itu karyawan dan masyarakat berkesempatan memberikan penghormatan terakhir.

"Pukul 21.00 WIB sampai besok pagi jam 09.00 pagi bagi karyawan, masyarakat yang akan berikan penghormatan terakhir dipersilakan datang di Gedung Kompas Gramedia Palmerah Selatan," tuturnya.

Sejumlah karangan bunga ucapan turut berduka cita atas wafatnya pendiri Kompas Gramedia Jacob Oetama, mulai berdatangan ke Gedung Kompas Gramedia Palmerah, Jakarta, Rabu (9/9) petang.

Pengamatan Tribun di lokasi pukul 16.25 WIB, karangan bunga datang dari sejumlah tokoh, pejabat hingga perusahaan.

Di antaranya datang dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah, hingga mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tanjung.

Ada juga kiriman karangan bunga dari PT Freeport Indonesia, dan Universitas Gadjah Mada.

Mendirikan Kompas

Jakob Oetama dikenal sebagai pendiri Kompas Gramedia, bersama sahabatnya, PK Ojong yang terlebih dahulu meninggal pada 31 Mei 1980.

Merintis karis sebagai jurnalis, Jakob dan Ojong kemudian mendirikan majalah Intisari pada 1963.

Setelah mendirikan Intisari, kemudian mendirikan Harian Kompas pada 28 Juni 1965.

Sampai sekarang, majalah Intisari dan Kompas masih terbit setia menemui pembacanya.

Kompas sampai sekarang menjadi harian yang paling berwibawa dan berpengaruh di Indonesia.

Dalam perjalanannya, berkat keuletan dan kegigihan Ojong dan Jakob Oetama, lahir Kompas Gramedia, yang menaungi banyak perusahaan di bawah brand Kompas-Gramedia.

Seiring dengan menjulangnya nama Kompas-Gramedia, nama Jakob Oetama pun telah mewarnai jagat jurnalistik dan perusahaan media di tanah air.

Banyak orang yang terpesona oleh gaya berpikir, menulis dan berbiacara Jakob Oetama yang kritis tapi tetap santun.

Pemikiran Jakob Oetama mengenai pers dituangkannya dalam buku yang kini sudah jadi klasik, berjudul "Perspektif Pers Indonesia".

Di buku tersebut, Jakob menguraikan pentingnya sebuah koran membuat halaman opini, yaitu sebuah ruang dialog.

Halaman opini Harian Kompas menjadi halaman yang paling berwibawa di antara halaman opini koran-koran di Indonesia. (tim/tribunnetwork/cep)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved