Corona di Bali

Keterisian Bed Bagi Pasien Covid-19 di RS PTN Unud Capai 97 Persen, Dirut : Tinggal 3 yang Kosong

Pasien Covid-19 dengan gejala ringan bisa dirawat di RS rujukan lain sementara yang memiliki gejala berat dirawat di RSUP Sanglah.

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN BALI
Suasana RS Unud yang dioperasikan untuk penanganan khusus Covid-19, Selasa (7/4/2020). 

TRIBUN BALI.COM, MANGUPURA - Kondisi keterisian ruang dan tempat tidur pasien Covid-19 di RS PTN Unud per siang ini mencapai 90 persen lebih dari sebelumnya hanya sekitar 80 persen.

“Di sini tidak jauh berbeda juga dengan RS rujukan lainnya kita 90 persen ke atas Bed Occupancy Rate (BOR) nya. Kemarin itu ada 25 tempat tidur yang kosong cuma lalu masuk 20 pasien, malamnya masuk 3 pasien lagi. Ada yang keluar (sembuh) ada juga yang masuk dan sementara ini seimbang,” ujar Dirut RS PTN Unud Dr. dr Dewa Putu Gede Purwa Samatra, saat ditemui tribunbali.com, Senin (14/9/2020).

Ia berharap mudah-mudahan yang masuk  (pasien) dan keluar (pasien sembuh) seimbang, karena yang masuk ke sini dengan gejala sedang. 

Pasien Covid-19 dengan gejala ringan bisa dirawat di RS rujukan lain sementara yang memiliki gejala berat dirawat di RSUP Sanglah.

Peningkatan pasien Covid-19 di RS PTN Unud mulai terjadi akhir-akhir bulan Juli hingga Agustus lalu.

Ia menyampaikan untuk RS PTN Unud menambah bed atau tempat tidur agak sulit.

“Kita punya gedung 6 belum dipakai, dua lantai kosong bisa untuk 28 tempat tidur. Cuma masalahnya ada ruangan saja tempat tidur dan perlengkapannya tidak ada. SDM kita juga tidak ada (kalau tambah bed). Kita RS Negeri dari Pemerintah kan harus ada perencanaan, mudah-mudahan tidak sampai menambah itu,” imbuhnya.

“Tinggal tiga bed yang kosong sekarang. Mudah-mudahan ada yang pulang nanti sehingga nanti sore atau malam ada yang masuk dapat tempat,” sambung dr. Purwa.

Dengan tingginya pasien di RS PTN saat ini pihaknya membuat 4 shift kepada tenaga kesehatannya agar tidak terlalu kelelahan, tiap 6 jam sudah berganti shift.

Ketersediaan BOR di RS PTN hanya 88 bed kini terisi 85 bed dan yang kosong terdapat 3 bed.

Pasien yang hasil rapid test nya reaktif dan masih menunggu hasil tes PCR keluar ditempatkan di satu ruang isolasi dengan satu tempat tidur.

Sementara yang sudah positif hasil PCR nya (terkonfirmasi Covid-19) bisa ditempatkan dalam satu ruangan perawatan bersama dengan pasien positif lainnya.

Mengenai ketersediaan APD bagi Nakes, dr. Purwa mengatakan saat ini APD cukup ketersediaannya tidak mengalami kekurangan atau akan kehabisan APD dalam waktu dekat.

4 Dokter di Bali Meninggal

Data dari Tim Mitigasi PB IDI (diperbaharui 10 September 2020) menunjukkan angka kematian dokter mencapai 109 orang.

Dari jumlah itu, empat di antaranya dokter di Bali.

Ketua Tim Mitigasi PB IDI dr. Adib Khumaidi, SpOT yang memimpin pelaksanaan survei ini, mengatakan terpaparnya para dokter bisa terjadi saat melayani pasien.

Baik langsung menangani pasien Covid di ruang perawatan (isolasi maupun ICU) atau dari tindakan medis yang belakangan baru diketahui pasiennya positif Covid atau pelayanan non medis seperti dari keluarga dan komunitas.

Gambaran ini menunjukkan pekerjaan dokter saat ini memiliki risiko sangat tinggi terpapar Covid-19 disamping angka OTG (asimptomatik carier) yang tinggi.

"Pemerintah harus bersikap tegas dengan menindak masyarakat yang tidak menerapkan protokol kesehatan. Aparat pemerintah juga harus memberikan contoh menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas mereka sehari-hari,” ungkap dokter Adib melalui keterangan tertulisnya, Jumat (11/9/2020).

Selain itu, kata dia, upaya yang perlu dilakukan adalah proteksi di semua layanan dengan penerapan 3T yang lebih tegas lagi.

Langkah preventif melalui penerapan protokol kesehatan harus menjadi prioritas untuk menekan laju
penyebaran virus corona.

“Sedangkan untuk penguatan treatment dilakukan pemetaan kemampuan faskes, menata dan meningkatkan kapasitas rawat dengan screening atau penapisan yang ketat terhadap pasien, zonasi di fasilitas kesehatan serta pengkhususan rumah sakit rujukan atau yang menangani Covid," tegas Adib.

Dari data 109 dokter yang meninggal tersebut, jumlah tertinggi ada di Provinsi Jawa Timur sebanyak 29 dokter disusul Sumatera Utara 20 dokter, DKI Jakarta 13 dokter, Jawa Barat 10 dokter.

Berikutnya Provinsi Jawa Tengah 8 dokter, Sulawesi Selatan 6 dokter, Bali 4 dokter, Kalimantan Selatan 4 dokter, Sumatera Selatan 4 dokter, Kalimantan Timur 3 dokter. Kepulauan Riau 2 dokter, DIY 2 dokter, Papua Barat, NTB, Banten dan Aceh masing-masing 1 dokter meninggal dunia. ()

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved