DLH Karangasem Akan Tata Dua TPA di Desa Buana Giri

DLH Kabupaten Karangasem berencana akan menata ke dua tempat pembuangan akhir sampah

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/Saiful Rohim
Foto : Kondisi TPA di Linggasana, Desa Buana Giri, Kecamatan Bebandem, Karangasem. Tumpukan sampah tampak mengunung tidak beraturan. 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karangasem berencana akan menata ke dua tempat pembuangan akhir sampah (TPA) sekitar Desa Buana Giri, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Bali.

Yakni TPA Linggasana di Banjar Linggasana dan TPA Butus di Banjar Butus, Bhuana Giri.

Kepala DLH Karangasem, I Gede Ngurah Yudiantara mengatakan, penataan dilakukan agar bisa dipakai untuk buang sampah.

Mengingat TPA sekitar Linggasana kondisinya sudah overload, dan TPA di Butus hampir overload.

Meski Pandemi Covid-19, Kunjungan ke Objek Wisata Sangeh Capai 1.200 Orang Saat Hari Raya

Mengenal Penyakit Lupus, Penyakit Imun yang Menghancurkan Tubuhnya Sendiri

5 Pengakuan Gisel Tentang Penyesalannya Bercerai dari Gading Marten

Sehingga perlu dilakukan penataan lagi untuk bisa menampung sampah.

"Dalam waktu dekat kedua TPA di Buana Giri akan ditata. Sehingga bisa digunakan lagi untuk membuang sampah warga Karangasem,"kata Gde Ngurah Yudiantara, Jumat (18/9/2020) siang.

Sekarang sampah sekitar Kota Amlapura dan sekitarnya dibuang sekitar TPA Butus yang kondisinya hampir penuh.

Ditambahkan, tumpukan sampah yang berada di dua TPA ini rencananya digunakan untuk menutup lubang bekas.

Mengingat sampah yang sudah menumpuk lama, akan diolah dulu jadi pupuk.

Petugas DLH sudah berkoordinasi dengan warga sekitar, dan sudah setuju dengan rencana ini.

"Tumpukan sampah ini rencana kita alihkan untuk tutup lubang galian yang sudah ditinggal (pengusaha). Kita sudah dikoordinasikan dengan warga. Semoga rencana ini berjalan lancar,"ungkap I Gde Ngurah Yudiantara, mantan Kepala Dinas Koperasi dan Usaaha Kecil Menengah Mikro.

Dodek sapaan akrab Gde Ngurah Yudiantara, mengimbau warga supaya memilah sampah organik dan non organik.

Sampah anorganik bisa dibuang ke TPA, dan sampah organik bisa dibuang ditegalan (kebun) untuk dipakai pupuk.

Mengingat sampah organik lebih cepat terurai secara alami.

Untuk diketahui, TPA Linggasana overload sudah dari tahun lalu.

Tak bisa menampung kiriman sampah dari Kota Amlapura serta sekitarnya.

Sekarang pemerintah hanya memakai TPA Butus yang kondisinya sudah hampir overload.

Mengingat luas TPA di Butus diperkirakan capai 1 hek.

Sampah yang dibuang ke TPA Butus berasal dari Kota Amlapura dan sekitar.

Per hari sampah yang dikirim ke TPA Butus 100 hingga 120 meter kubik.

Diangkut dengan belasan kendaraan truk milik pemerintah.

Oleh karena itu, masyarakat diminta bisa memilah sampah untuk kurangi volume sampah.

"Pola warga membuang sampah masih campur. Tak dipilah mana organik, anorganik. Makanya kita minta warga agar memilah sampah. Pemilahan sampah bisa kurangi timbunan sampah di TPA,"tambah Ngurah Yudiantara, pejabat asal Kelurahan Karangasem.(*).

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved