Terjunkan Brimob Buru Cai Changpan di Hutan Tenjo, Buronan Ternyata adalah Mantan Militer China
Polisi terus melakukan pengejaran dan mengendus keberadaan Cai Changpan, narapidana narkoba asal China yang kabur
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Polisi terus melakukan pengejaran dan mengendus keberadaan Cai Changpan, narapidana narkoba asal China yang kabur dari Lapas Klas I Tangerang.
Cai Cangpan diketahui kabur setelah membuat terowongan di bawah kamar selnya pada 14 September 2020 lalu.
Dan hingga saat ini keberadaan Cai Changpan masih misterius.
Tak hanya itu saja, terungkap jika Cai Changpan ternyata memiliki latar belakang mantan militer China.
Kabar terkini, kuat dugaan Cai Changpan bersembunyi di dalam hutan wilayah Desa Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Pasalnya, desa Tenjo merupakan tempat tinggal istri dan anak Cai Changpan.
Cai Changpan juga diketahui sempat menemui istri dan anaknya sekitar 4,5 jam setelah berhasil kabur dari dalam Lapas Tangerang.
Merujuk hal tersebut, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan tim gabungan khusus yang dibentuk pihaknya telah menyisir hutan di Tenjo.
Namun, hutan tersebut sangat luas yang mencakup tujuh kelurahan.
Oleh karena itu, pihaknya menerjunkan puluhan anggota Brimob, menambah kekuatan petugas gabungan yang memburu Cai Changpan.
"Hari ini kami kerahkan anggota Brimob ke sana, membantu mengejar yang bersangkutan," katanya pada Sabtu (3/10/2020).
Sulitnya pelacakan diakui Yusri bukan hanya karena Hutan Tenjo yang luas, tetapi dikarenakan Cai Changpan merupakan mantan tentara China.
"Ia mantan tentara di China," katanya.
"Apalagi hutan di Tenjo, Bogor ini cukup luas, dan mencakup tujuh kelurahan. Petugas masih menyisir hutan untuk membekuk yang bersangkutan," katanya.
Dengan bekal pendidikan militer di China, Cai disinyalir mampu bertahan hidup di dalam hutan dalam waktu cukup lama.
Menurut Yusri saat Cai Changpan di tangkap Mabes Polri karena menyelundupkan sabu ke Indonesia pada 2017 lalu, ia juga diketahui pernah kabur masuk ke dalam hutan di wilayah Sukabumi.
"Karena pernah mengikuti pendidikan militer di China, setidaknya ia tahu dasar-dasar survival atau bertahan hidup dalam hutan. Apalagi saat ditangkap Mabes Polri 2017 lalu, saat itu ia kabur ke dalam hutan di Sukabumi," ujar Yusri.
"Sehingga kali ini diduga ia juga masuk ke hutan di Tenjo, Bogor, Jawa Barat," tambahnya.
Karena itu kata Yusri diduga kuat kali ini, Cai Changpan juga kabur dan masuk ke dalam hutan di Tenjo, Bogor, Jawa Barat.
"Kami juga sudah menetapkan yang bersangkutan masuk dalam daftar pencarian orang atau DPO polisi. Ini agar masyarakat yang mengetahui keberadaannya di manapun, mau melaporkannya ke polisi," kata Yusri.
Mengenal Medan
Cai yang sudah menjadi warga negara Indonesia (WNI) itu diungkapkan Yusri sempat tinggal di Desa Tenjo beberapa lama.
Ia juga menikahi perempuan Indonesia yang tinggal di Desa Tenjo.
Bahkan kata Yusri, diketahui Cai cukup sering berburu ke dalam hutan di Tenjo, sehingga cukup mengenal kondisi hutan tersebut.
"Karenanya untuk membantu tim mengejar pelaku, kami kerahkan pula puluhan anggota Brimob ke sana menyisir hutan hari ini, mengejar yang bersangkutan," kata Yusri.
Bukan itu saja, menurut Yusri dengan bantuan anggota Brimob, pihaknya memperluas wilayah hutan untuk mengejar Cai Chanpang.
"Kami perluas penyisiran hingga ke hutan di wilayah Babakan, Pasir Madang dan Pasar Rebo, di sekitar Tenjo," kata Yusri.
Kejanggalan
Seperti diketahui napi kasus narkoba yang divonis mati pada 2017 itu, berhasil kabur dengan membuat lubang sedalam dua meter di bawah sel tahanannya.
Lubang tersebut kemudian digali hingga sekitar 30 meter menuju gorong-gorong atau saluran air di luar lapas.
"Ada beberapa kejanggalan yang didapat penyidik," kata Yusri.
"Di antaranya, napi itu baru ketahuan tidak ada di selnya, 11 jam kemudian, setelah ia berhasil melarikan diri atau kabur dari lapas," kata Yusri.
Padahal katanya ada tiga shift tim petugas penjaga lapas setiap harinya dan setiap pergantian shift, petugas memeriksa semua keberadaan napi di dalam Lapas.
"Dari pemeriksaan, petugas yang berjaga saat itu yakni shift pertama tidak mengecek keberadaan para napi dan tahanan. Petugas shift berikutnya atau yang kedua juga melakukan hal sama tidak melakukan pengecekan," kata Yusri.
Oleh petugas jaga di shift ketiga itulah, kata Yusri, akhirnya baru diketahui napi yang bersangkutan sudah tidak ada di selnya.
"Lalu dari keterangan napi satu selnya yang WNA Singapura, menyampaikan bahwa napi narkoba itu sudah melarikan diri 11 jam lalu," ujar Yusri.
Kemudian kata Yusri kejanggalan lain adalah petugas pemantau penjaga menara mengaku sedang tidur, saat napi narkoba asal China itu kabur.
Padahal jika tidak tidur, kata Yusri, Cai yang lolos keluar tembok lapas lewat bawah tanah, akan dapat diketahui.
"Kemudian petugas operator yang menjaga CCTV dalam pemeriksaan juga mengaku ketiduran pada saat Cai kabur. Sehingga ia tidak melihat kaburnya Cai, yang seharusnya terpantau jelas, jika ia tak tidur," ujar Yusri.
Kejanggalan lain kata dia adalah berdasar keterangan rekan satu selnya, napi narkoba itu sudah mulai melakukan penggalian di bawah kamar tahanannya sejak 8 bulan lalu.
"Alat yang dipakai menggali napi itu berasal dari peralatan para pekerja yang sedang merenovasi dapur, tak jauh dari kamar sel napi narkoba itu," kata Yusri.
"Dalam waktu selama 8 bulan, menjadi pertanyaan jiKa tidak ada siapapun bahkan petugas lapas, yang tahu soal penggalian itu. Jadi penyidik masih mendalaminya, karena cukup janggal jika tak ada yang tahu," katanya.
Untuk pengejaran atas napi narkoba yang kabur itu, kata Yusri, tim gabungan yang dibentuk terus bergerak di lapangan.
"Ada lima tim yang bergerak mengejar yang bersangkutan dan satu tim menyelidiki penyebab kaburnya napi narkoba itu dari lapas dan melihat ada tidaknya keterlibatan pihak tertentu.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Mantan Tentara China dan Kuasai Medan, Polisi Kesulitan Buru Cai Changpan di Hutan Tenjo