Disuruh Lari, Rangga Tak Mau Tinggalkan Ibunya saat Predator Seks Masuk Kamar, Korban Nyawa Demi Ibu

Disuruh Lari, Rangga Tak Mau Tinggalkan Ibunya saat Predator Seks Masuk Kamar, Korban Nyawa Demi Ibu

Ist
Selamat Jalan Rangga. 

TRIBUN-BALI.COM-Berikut curhat pilu ayah bocah SD yang tewas saat selamatkan ibunya diperkosa.

Tak kuasa menahan tangis ayah kandung Rangga (9) ini kenang sosok putra sulungnya.

Pria yang bernama Fadli Fajar ini juga mengungkap jika Rangga adalah sosok anak yang pandai mengaji dan kerap juara kelas.

Sambil berurai air mata, Fadli Fajar pun mengenang sosok Rangga, putra sulungnya yang pantas dijuluki pahlawan cilik dari Aceh.

Betapa tidak, meski masih belia, Rangga tak ragu melawan Samsul Bahri yang kala itu nekat memperkosa sang ibu, DN.

Namun sayang, nyawa Rangga tak mampu tertolong setelah berkali-kali dibacok oleh Samsul Bahri.

Diwartakan sebelumnya, kasus pemerkosaan dan pembunuhan di Aceh Timur sempat membuat heboh.

Adalah Samsul Bahri, pria yang tega memerkosa seorang ibu muda.

Tak hanya memperkosa, Samsul Bahri juga nekat membunuh anak korbannya.

Kasus pembunuhan bocah berinisial Rangga atau R (9) itu bermula saat ibunya, D menjadi korban pemerkosaan Samsul Bahri (36).

Akibat pemerkosaan itu, D mengalami luka-luka karena sempat melawan.

Sementara anaknya, R, bocah yang masih duduk di bangku kelas 2 SD ini tewas dengan cara mengenaskan di tangan Samsul Bahri.

R tewas setelah berusaha membantu ibunya dari aksi bejat Samsul Bahri.

Ia pun menjadi korban kebiadaban Samsul Bahri dan tewas dengan luka penuh tusukan.

Setelah jasadnya sempat dibuang oleh pelaku, polisi akhirnya menemukan R di dekat sungai.

Jenazah R kemudian dimakamkan pada Minggu (11/10/2020), di TPU Gampong Alue Gadeng Kampung, Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur.

Mengetahui kabar bahwa putranya telah tiada, Fadli Fajar langsung menangis.

Fadli bercerita bahwa Rangga baru dua minggu tinggal bersama ibunya, Dn, di Kecamatan Birem Bayeun Aceh Timur.

Dikutip dari SerambiNews.com: ‘Selamat Jalan Nak, Kami Akan Selalu Merindukanmu’, Sejak berpisah dengan Dn dua tahun lalu, Rangga bersama sang adik memang tinggal bersama dirinya di Medan Selayang.

"Tanggal 19 September 2020 lalu, saya baru saja merayakan ulang tahun almarhum yang genap berusia 10 tahun," ujar Fadli sambil menangis.

Berapa hari setelah merayakan ultahnya yang ke-10, ibu Rangga, Dn, datang ke rumahnya di Medan Selayang dengan maksud membawa Rangga ke Aceh.

Kala itu, Fadli mengaku berat melepas kepergian putra pertamanya itu.

“Tapi karena almarhum terus merengek dan bersikeras ikut. Akhirnya saya mengizinkannya,” imbuhnya.

Karena itu, ia sempat kaget dan tak percaya mendengar kabar anaknya itu telah meninggal dunia.

"Saya hampir tak percaya mendengar kabar Rangga meninggal. Dia meninggal terkena sabetan parang pelaku karena berusaha membantu ibunya di rumah itu," ujar Fadli.

"Saya dapat kabar bahwa sebelum meningal, anak saya sempat disuruh lari sama ibunya. Tapi dia tidak mau lari, dia lawan pelaku. Setelah terkena parang, ia sempat berucap sakit. Lalu ia langsung terdiam, mungkin saat itu anak saya ini sakratul maut," imbuhnya lagi.

Fadli tak kuasa menahan laju air matanya kala mengingat sosok anak kesayangannya, Rangga.

Diakui Fadli, Rangga adalah anak yang cerdas.

Berbeda dari anak seusianya, Rangga adalah sosok yang periang namun teguh kala berpendirian.

Saking cerdasnya, Rangga diakui Fadli kerap mendapat peringkat 1 dan 2 di kelasnya.

Bukan cuma pandai dari segi akademik, Rangga juga diakui Fadli adalah anak yang cakap dari segi agama.

Terbukti, di usianya yang belia, Rangga sudah pandai membaca Al Quran.

"Almarhum memang beda dengan anak seusianya. Ia anak cerdas, periang, keras berpendirian, dan selalu mendapat rangking di kelas. Bahkan sekarang Ia sudah mampu membaca Alquran," kenang ayahnya menangis sedih.

Kini, Fadli Fajar telah mengikhlaskan kepergian anak kesayangannya itu.

"Allah SWT lebih sayang kepadanya, sehingga memanggilnya duluan dari pada kami. ‘Selamat jalan nak, kami akan selalu merindukanmu nak’," ucap ayahnya kembali menangis.

Aksi heroik Rangga yang membela ibunya saat diperkosa belakangan menjadi perbincangan.

Nama Rangga pun bertengger di deretan trending di media sosial.

Publik dibuat kagum dengan aksi Rangga yang sampai meregang nyawa demi membela ibunya dari tangan pemerkosa, Samsul Bahri.

Kronologi kejadian

Sebelumnya, informasi dihimpun Serambinews.com, perbuatan keji tersangka ini dilakukan di rumah korban yang agak terasing dari rumah warga lainnya, Sabtu (10/10/2020) diperkirakan dini hari.

Persisnya rumah korban itu berada di tengah perkebunan sawit warga.

Saat itu, tersangka datang ke rumah korban hendak memerkosa D, tetapi R kemudian terbangun dan berniat membantu ibunya.

Namun tersangka yang masih sekampung dengan korban langsung memarang R di bagian dada dan perut (sesuai keterangan ibu korban).

Sedangkan ayah korban waktu itu tidak ada di rumah, ia sedang bekerja mencari nafkah buat keluarganya di sungai.

R adalah putra D yang masih duduk di kelas 2 SD.

Setelah memuaskan nafsu bejatnya itu kepada D, korban yakni D diikat oleh pelaku.

Sedangkan jasad R dimasukkan tersangka ke dalam karung dan dibawa ke arah sungai.

Saat tersangka lengah, D berhasil melepaskan ikatan di tangannya dan kabur mencari pertolongan ke permukiman warga sekitar.

Namun saat aparat kepolisian bersama warga pagi Sabtu itu datang ke lokasi sekitar sungai, jasad R sudah tak ada lagi.

Pelaku Ditangkap

Melansir Kompas.com, Kurang dari 24 jam, polisi berhasil menemukan persembunyian pelaku yang saat itu diketahui berada di lapangan Sepakbola Gampong Alue Gadeng Kampung, Kecamatan Birem, Aceh Timur, Minggu.

Saat hendak ditangkap, pelaku berusaha melawan dengan menggunakan parang.

Karena kondisi tersebut, petugas akhirnya terpaksa menembak kaki pelaku untuk melumpuhkannya.

“Terpaksa ditembak bagian kaki tiga kali. Dia berusaha melawan petugas dengan parang di tangannya,” kata Arief.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, pelaku kini sudah ditahan di Mapolres Langsa.

Pelaku saat ini masih dilakukan pemeriksaan secara intensif oleh polisi.

Pelaku Pernah Divonis Seumur Hidup

Tersangka Samsul Bahri (41), pelaku pembunuhan terhadap Rangga, bocah sembilan tahun, dan pemerkosa ibu si bocah, Dn (28) pernah divonis penjara seumur hidup.

Ia menjadi terdakwa kasus pembunuhan yang dia lakukan sebelumnya di Pekanbaru, Riau.

Samsul Bahri menceritakan, tahun 2005 silam pernah merantau ke Pekanbaru.

Suatu malam, ia terlibat perkelahian dengan seorang pria di sebuah tempat hiburan.

Samsul menusuk pria tersebut hingga tewas.

Atas kasus pembunuhan itu dia dijatuhi vonis hukuman seumur hidup.

Namun dirinya memperoleh grasi dari pemerintah sehingga hukumannya menjadi 20 tahun penjara.

"Saya masuk penjara karena menusuk orang hingga meninggal di tempat hiburan di Pekanbaru sekitar tahun 2005," ungkap Samsul Bahri kepada awak media dalam konfrensi pers yang digelar Polres Langsa, Selasa (13/10/2020).

Konferensi pers dipimpin oleh Kasat Reskrim, Iptu Arief S Wibowo SIK, didampingi Kapolsek Birem Bayeun, Iptu Eko Hadianto, dan Kanit Tipikor, Ipda Narsyah Agustian SH.

Awalnya, Samsul Bahri dipenjara di LP Pekanbaru namun tahun 2009 dia dipindahkan ke LP Tanjung Gusta, Medan.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved