Kisah Tragis di Balik Aksi Nekat Siswi SMA Minum Racun, Polisi Temukan Rekaman Mencengangkan di HP
Siswi pelajar kelas 2 SMA berinisial MI (16) ditemukan tak bernyawa terbujur kaku di bawah tempat tidurnya, Sabtu (17/10/2020) pagi.
Bagi masyarakat yang rentan, bunuh diri menjadi salah satu jalan yang diambil guna menyelesaikan masalah.
Psikiatri dari Suryani Institute for Mental Health, Cokorda Bagus Jaya Lesmana mengungkapkan, sampai Oktober 2020 sudah ada 53 orang yang berhasil melakukan bunuh diri.
Apalagi situasi ini terjadi merata di seluruh kabupaten/kota yang ada di Pulau Dewata.
"Ini menandakan bahwa bunuh diri ini tidak memandang apakah dia di kabupaten kaya atau di kabupaten miskin atau tingkat pendidikan yang tinggi atau pendidikan yang rendah," kata Cok Lesmana saat bincang Santapan Jiwa dan Jasmani (Sanjiwani) dengan topik "bagaimana mencegah bunuh diri di tengah pandemi" bersama Tribun Bali yang tayang pada Selasa (13/10/2020).
Dirinya menuturkan, keputusan untuk bunuh diri bisa dilakukan oleh semua orang dari berbagai lapisan.
Situasi pandemi Covid-19 menyebabkan tekanan masyarakat menjadi lebih berat, sehingga bagi mereka yang memiliki kerentanan bakal lebih mudah memilih jalan bunuh diri.
Hal ini lebih mudah lagi dialami oleh masyarakat yang sudah mempunyai ciri psikopatologi dalam dirinya, maka akan lebih mudah untuk memilih mengakhiri hidupnya.
Cok Lesmana menuturkan, belakangan ini beberapa alasan bunuh diri dikarenakan alasan tidak memiliki pekerjaan di tengah pandemi.
Selain itu, mereka yang bunuh diri juga terjadi karena kesulitan dalam menyelesaikan tugas seperti skripsi.
Bunuh diri juga bisa dialami karena beban romantisme seperti diputuskan oleh pacar.
"Itu hal yang sederhana terkesan, tetapi buat orang tersebut mungkin dengan adanya tekanan atau kondisi pandemi ini menjadi hal yang luar biasa," jelasnya.
Berbagai hal-hal yang dianggap sederhana, jelas Cok Lesmana, memang bisa menjadi pemicu bagi seseorang untuk melakukan bunuh diri, meskipun hal itu sebenarnya sebagai suatu hal yang sangat kompleks.
"Bunuh diri ini merupakan suatu keadaan yang emergency buat kami di psikiatri (atau) gawat darurat. Artinya perlu penanganan segera. Kalau kita abaikan (dan) menganggap menjadi suatu hal yang main-main maka akan berakhir pada hal yang buruk bagi orang tersebut," tuturnya.
Baginya, sebelum orang memilih jalan bunuh diri maka yang bersangkutan biasanya akan berpikir, apakah akan melakukan langkah tersebut atau justru mengurungkan niatnya.
Bunuh diri ini, kata dia, dimulai dari pikiran sehingga apabila pemikiran tersebut ada maka akan mencoba bertindak.