Tujuh Bulan Pandemi, Bagaimana Perkembangan Vaksin Covid-19? Begini Kata Spesialis Mikrobiologi UI

Spesialis Mikrobiologi UI Pratiwi Sudarmono menyebutkan belum ada satu pun dari kandidat vaksin yang telah menyelesaikan uji klinis tahap ketiga.

Editor: Widyartha Suryawan
khybernews.tv
ilustrasi vaksin Covid-19 

TRIBUN-BALI.COM - Setelah tujuh bulan mengarungi pandemi Covid-19, penularan virus Corona masih terus terjadi di masyarakat.

Hal itu terbukti dengan terus bertambahnya kasus positif Covid-19.

Beberapa pihak saat ini masih mengembangkan vaksin Covid-19.

Dilansir dari Tribunnews, Spesialis Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Pratiwi Sudarmono menyebutkan, ada beragam jenis kandidat vaksin Covid-19 yang saat ini dikembangkan beberapa pihak.

Namun, kata Pratiwi, belum ada satu pun dari kandidat vaksin yang telah menyelesaikan uji klinis tahap ketiga.

Hal itu disampaikan Pratiwi Sudarmono dalam Webinar bertajuk 'Yakin Dengan Vaksin?, Sabtu (17/10/2020).

"Vaksin yang ada di dunia ada beberapa jenis. Ada dari virus yang dilemahkan atau dari virus yang dimatikan dan sebagainya," kata Pratiwi.

"Kita lihat bahwa semuanya belum ada yang menyelesaikan fase ketiga (uji klinis). Jadi harus benar-benar sabar hingga hasilnya keluar," tambahnya.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Belum Terbukti Halal, Maruf Amin Sebut Boleh Tetap Digunakan Dalam Kondisi Darurat

Baca juga: Update Covid-19: Tujuh Bulan Mengarungi Pandemi, 277.544 Orang Telah Sembuh di Indonesia

Tak hanya itu, Pratiwi mengatakan, setelah uji klinis tahap ketiga dibutuhkan evaluasi kandidat vaksin lebih lanjut.

Setidaknya, kandidat vaksin yang telah selesai uji klinis tahap tiga itu memiliki efektifitas sebesar 80 persen.

"Kalau bisa memenuhi sampai 80 persen, kita tenang. Kalau hanya 50 persen bisa dipakai saat pandemi saja," ucapnya.

Sementara, apabila dari hasil evaluasi terungkap efektifitas kandidat vaksin hanya 30 persen maka terlalu berisiko untuk digunakan.

"Kalau hanya 30 persen, sangat riskan untuk dipakai," jelasnya.

Terpisah, Kepala Departemen Biologi Molekuler Fakultas Kedokteran Unika Soegijapranata Semarang, dr. Sugeng Ibrahim menilai, pemerintah jangan berharap kehadiran vaksin sebagai langkah terbaik penanganan Covid-19.

Ia mengatakan, pengadaan vaksin baik dari luar dan dalam negeri masih membutuhkan waktu panjang.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved