Penanganan Covid19 di Bali

Hasil Swab di RSUD Wangaya Ditargetkan Bisa Keluar dalam Waktu 3 Jam

Rencananya, lab ini akan dipelaspas pada 22 Oktober 2020. Adapun alat PCR ini merupakan bantuan dari Provinsi Bali

Tribun Bali/dok
Para penunggu pasien saat menunggu di depan UGD RSUD Wangaya, Rabu (1/1/2020). Menjelang pergantian tahun, lonjakan pasien di sejumlah RS mengalami peningkatan tajam. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kota Denpasar akan segera miliki lab Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk melakukan tes swab.

Lab PCR tersebut dibuka di RSUD Wangaya, Denpasar, dan bisa mengluarkan hasil swab hanya dalam waktu tiga jam.

Rencananya, lab ini akan dipelaspas pada 22 Oktober 2020. Adapun alat PCR ini merupakan bantuan dari Provinsi Bali.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, mengatakan saat ini pihaknya tengah mempersiapkan ruangan yang akan digunakan untuk lab PCR ini.

“Kami menggunakan salah satu ruang VIP di RSUD Wangaya untuk membuat lab ini. Alatnya merupakan bantuan dari Provinsi Bali,” katanya, Sabtu (17/10).

Dewa Rai menambahkan, selain persiapan ruangan, pihaknya juga masih mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) mulai dari tenaga medis, maupun analis.

Nantinya, tenaga medis dan analis ini akan diberikan pelatihan termasuk terkait dengan pengoperasian alat.

“Nanti begitu ruangannya dipelaspas, alatnya langsung masuk dan akan segera digunakan,” kata Dewa Rai, yang juga menjabat sebagai Kepala Bagian (Kabag) Humas dan Protokol Setda Kota Denpasar.

Dewa Rai mengatakan, lab PCR ini mampu menguji sebanyak 90 spesimen dalam satu shift. Rencananya dalam sehari dibuka dua sampai tiga shift pengujian.

Yang menarik, waktu tunggu keluarnya hasil swab per shift ini hanya kurang lebih tiga jam. Padahal biasanya, hasil swab baru bisa keluar 1-3 hari. Bahkan bisa lebih.

Dengan lebih cepatnya keluar hasil swab ini, kata Dewa Rai, proses pencegahan dan pemutusan penyebaran Covid-19 bisa berjalan lebih maksimal.

Hal ini dikarenakan, selama ini yang menjadi kendala yakni waktu tunggu keluarnya hasil swab.

“Dengan adanya lab ini akan lebih mempercepat proses dan kami bisa melakukan penanganan Covid-19 lebih bagus. Karena durasi keluarnya hasil tes sangat memengaruhi penangan Covid-19,” katanya.

Dewa Rai menambahkan, selama ini untuk pengujian, sampel harus dikirim terlebih dahulu ke RSUP Sanglah, RS Bali Mandara, RS PTN Univeristas Udayana (Unud), maupun ke Universitas Warmadewa.

"Hasilnya pun keluar setelah 3 hari proses pengujian bahkan lebih dikarenakan masih menunggu antrian. Dengan adanya lab PCR di RSUD Wangaya ini, akan mempercepat proses keluarnya hasil swab. Otomatis juga akan mempercepat dan memperluas cakupan tracking jika terjadi kasus positif Covid-19," jelas Dewa Rai.

Sebelumnya, RSUD Mangusada Kabupaten Badung telah menerima alat PCR dari Pemprov Bali.

Alat PCR yang juga mampu menguji 90 spesimen dalam sehari ini diserahkan secara simbolis oleh Kadis Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya kepada Pjs. Bupati Badung yang selanjutnya diserahkan kepada Direktur RSD Mangusada dr. I Ketut Japa pada Selasa (13/10).

Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace), mengatakan kapasitas uji sampel swab di Bali guna mendeteksi keberadaan Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) sebagai penyebab Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) saat ini memang terus bertambah.

Bahkan kapasitas uji sampel swab di berbagai rumah sakit dan laboratorium di Bali kini sudah bisa menembus 4.200 spesimen dalam sehari.

"Jadi ini kapasitas yang cukup besar," kata Cok Ace pada Kamis (15/10).

Kapasitas uji sampel swab ebanyak 4.200 tersebut tersebar di berbagai rumah sakit yang ada di Pulau Dewata, termasuk di Singaraja, Tabanan, dan Badung. Kini juga sudah ada di RSUD Wangaya, Denpasar.

Warga Tak Percaya Covid
Di sisi lain, meski kini didukung alat PCR di lab RSUD Wangaya untuk mempercepat penanganan Covid-19 di Denpasar, Gugus Tugas juga dihinggapi rasa khawatir bakal sulit memutus penyebaran virus Corona ini.

Penyebabnya, sebanyak 20,78 persen masyarakat Bali disebutkan percaya tak akan kena Covid-19. Beberapa masyarakat ini, di antaranya berasal dari Kota Denpasar.

Dewa Rai mengatakan, data ini adalah survei dari Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB).

“Survei yang dilakukan BNPB pusat, 20 persen masyarakat Bali percaya tidak akan terkena Covid-19. Sehingga ada sebagian merupakan masyarakat Kota Denpasar,” kata Dewa Rai, kemarin.

Ia menduga, penyebab dari hal ini dikarenakan mereka merasa kebal dari virus. Kedua dikarenakan mereka mempertanyakan apakah Covid-19 ini ada atau tidak.

“Ada juga dikarenakan campaign yang mengatakan Covid-19 ini konspirasi, maka mereka tidak percaya dengan Covid-19,” imbuhnya.

Oleh karena itu, pihaknya mengaku akan terus mengajak masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan. Sosialisasi, hingga pelaksanaan sidak pun akan terus digencarkan.

Pihaknya khawatir, dengan adanya masyarakat yang tidak percaya dengan Covid-19 ini akan membuat pihaknya sulit memutus penyebaran Covid-19.

Apalagi Kota Denpasar saat ini masih masuk ke dalam zona merah Covid-19.

Hal ini dikarenakan kasus masih sangat tinggi yang dibarengi dengan angka kematian yang juga terjadi hampir setiap hari belakangan ini.

Dalam sehari rata-rata terjadi 30-an kasus positif baru Covid-19 di Denpasar.

Dikatakan Dewa Rai, angka kasus positif Covid-19 di Kota Denpasar dalam seminggu ini masih didominasi klaster keluarga.

Karenanya kami mengajak kewaspadaan dan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan di masyarakat, mulai dari cuci tangan, menggunakan masker, dan jaga jarak tetap ditingkatkan.

“Mari bersama sama lebih waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan, termasuk dalam lingkup rumah tangga dan lingkungan sekitar rumah, mengingat dua klaster yakni klaster keluarga dan perjalanan dalam daerah masih mendominasi, hal ini mengingat arus mobilitas di Denpasar sangat tinggi, di samping juga ada klaster upacara keagamaan dan klaster perkantoran,” katanya.

Terkait upaya menekan angka kematian akibat Covid-19, Dewa Rai mengatakan bahwa GTPP mengimbau kepada masyarakat yang memiliki penyakit bawaan atau yang berada pada usia rentan untuk lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan.

1 Pasien Meninggal
Tren kasus positif Covid-19 di Denpasar memang masih tinggi.

Pada Sabtu (17/10) kemarin, tercatat kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 29 orang yang tersebar di 14 wilayah desa/kelurahan, dan 1 pasien lainya dinyatakan meninggal dunia.

Sementara tren angka kesembuhan pasien Covid-19 di Kota Denpasar juga kembali menunjukan tren peningkatan. Kemarin tercatat sebanyak 30 orang pasien sembuh.

"Kasus positif bertambah sebanyak 29 orang, pasien sembuh bertambah sebanyak 30 orang, dan 1 pasien dinyatakan meninggal dunia. Kami tetap mengajak seluruh masyarakat selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan mengingat kasus covid 19 masih terjadi penularan kembali," kata Dewa Rai.

Ia merinci bahwa 14 desa/kelurahan yang mencatatkan penambahan kasus positif yakni Kelurahan Panjer yang mencatatkan penambahan kasus tertinggi dengan 6 kasus positif baru.

Disusul Kelurahan Sesetan yang mencatatkan penambahan kasus positif sebanyak 4 orang. Kelurahan Pedungan dan Desa Pemecutan Kelod mencatatkan penambahan kasus positif sebanyak 3 orang.

Selanjutnya Desa Padangsambian Kelod, Desa Pemecutan Kaja dan Desa Penatih Dangin Puri mencatatkan penambahan kasus positif sebanyak 2 orang.

Sementara itu 7 desa/kelurahan mencatatkan penambahan masing-masing sebanyak 1 orang.

Sedangkan, sebanyak 29 desa/kelurahan tidak mencatatkan penambahan kasus positif baru.

Terkait adanya pasien meninggal dunia, Dewa Rai merinci bahwa pasien diketahui seorang laki-laki berusia 61 tahun dengan alamat domisili di Kelurahan Dauh Puri.

Pasien diketahui berstatus positif Covid-19 pada 28 September 2020.

Ia dinyatakan meninggal dunia pada 6 Oktober 2020 dengan penyakit penyerta atau komorbid Tumor Abdomen dan Peneumonia.

Jenazah sudah dilaksanakan penguburan sesuai Protokol Covid-19. (*

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved