Bank Indonesia Gencarkan QRIS Dukung Transaksi Non Tunai Selama Pandemi Covid-19
Sejak resmi diluncurkan pada 17 Agustus 2019, Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) terus digeber.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Ady Sucipto
Ini diharapkan dapat terwujud melalui elektronifikasi transaksi keuangan, yang berkaitan dengan gerakan nasional non tunai (GNNT) dalam menciptakan cashless society. Untuk itu, QRIS adalah jawaban dari hal tersebut.
Berdasarkan data Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran (DKSP) Bank Indonesia, jumlah merchant QRIS di wilayah Bali per 23 Oktober 2020 mencapai 147.792.
Pertumbuhan merchant ini sangat tinggi, yakni 480 persen sejak 1 Januari 2020-16 Oktober 2020.
“Bahkan uniknya, terhitung sejak 1 Maret 2020-Oktober 2020, tumbuh 131 persen walau dalam kondisi pandemi akibat virus Covid-19,” sebutnya.
Secara nasional jumlah merchant pengguna QRIS, Bali menduduki ranking 9 dari 10 besar provinsi.
Posisi pertama diduduki Jawa Barat, dengan jumlah merchant mencapai 1.066.387.
“Kemudian dari sisi pengguna, usaha mikro menduduki 53 persen merchant yang menggunakan QRIS,” ujarnya.
Sisanya 23 persen usaha kecil, 17 persen usaha menengah, 7 persen usaha besar, dan 1 persen usaha lainnya.
Khusus Bali, Kota Denpasar adalah penyumbang merchant pengguna QRIS terbesar mencapai 49 persen atau 70.450 merchant.
Disusul Kabupaten Badung sebanyak 40.774 merchant. Lalu Gianyar 11.281 merchant, Buleleng 8.829 merchant, Tabanan 6.326 merchant.
Kemudian Karangasem 2.305 merchant, Klungkung 2.259 merchant, Jembrana 2.216 merchant, dan Bangli 1.352 merchant.
“Saya optimistis sampai akhir tahun targetnya bisa 200.000 merchant di Bali, walau agak berat karena pandemi ini tapi moga mendekati,” sebutnya.
Apalagi memang pengaruh pandemi Covid-19, sangat berdampak pada ekonomi Bali.
Sebab turis internasional belum diperbolehkan datang, sesuai Permenkumham No. 11 Tahun 2020. Tentang pelarangan sementara berkunjung ke wilayah Indonesia termasuk Bali.
Hal ini sangat berdampak, karena lebih dari 50 persen perekonomian Bali disumbang sektor pariwisata. Khususnya pada kedatangan wisatawan mancanegara (wisman), yang sekarang masih belum datang lagi ke Bali.