Bank Indonesia Gencarkan QRIS Dukung Transaksi Non Tunai Selama Pandemi Covid-19
Sejak resmi diluncurkan pada 17 Agustus 2019, Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) terus digeber.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Ady Sucipto
Untuk itu, transaksi non tunai menggunakan QRIS ini, diharapkan membantu masyarakat terhindar dari penularan virus.
“Ini juga sebagai bentuk kepedulian kesehatan dan pemulihan ekonomi,” katanya. Sekaligus kian menggencarkan transaksi non tunai di Bali, mewujudkan GNNT dan cashless society. Serta menjaga masyarakat tetap sehat, saat bertransaksi tanpa uang tunai di masa pandemi ini.
Hal tersebut, sangat penting karena pencetakan uang tunai membutuhkan biaya tidak sedikit.
Menurut survei yang dilakukan McKinsey & Company pada tahun 2013.
Menunjukkan bahwa volume penggunaan uang tunai di Indonesia, masih sangat dominan khususnya untuk transaksi retail mencapai 99,4 persen dan termasuk yang tertinggi di ASEAN.
Untuk wilayah Bali, kata dia, tingginya penggunaan uang tunai tercermin dari data inflow dan outflow uang kartal di KPwBI Bali.
Trisno berharap, GNNT ini akan terus meluas dan menjadi kebiasaan atau budaya baru di masyarakat. Sehingga tidak perlu membawa dompet tebal, serta uang receh ke depannya.
Termasuk terhindar dari penularan virus, karena tidak terjaminnya kebersihan uang tunai di pasaran.
Sosialisasi dan launching QRIS terus dilakukan tanpa henti, oleh KPwBI Bali bersama perbankan di Pulau Dewata.
Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP), yang dapat melaksanakan kegiatan pemrosesan transaksi QRIS terus diperluas.
Hingga saat ini sudah ada 42 PJSP QRIS, yang beroperasi di Indonesia. Kemudian yang memiliki kantor di wilayah Bali sebanyak 18 PJSP bank dan 4 PJSP non bank. Sementara khusus Bali, sebut dia, ada 22 PJSP.
Trisno bersama kepala perbankan di Bali, menggeber QRIS ini ke 9 kabupaten/kota tanpa henti.
Setiap destinasi wisata, hingga pasar dibidik segera menerapkan QRIS ini. Beberapa diantaranya, Uluwatu, Pantai Pandawa, Monkey Forest, pesinggahan Yeh Malet, Kintamani, hingga kawasan wisata di seluruh wilayah Bali.
Bersama BPD Bali, serta bank PJSP lainnya, tanpa henti mensosialisasikan pentingnya QRIS di masa kini dan masa depan.
Sebab era digitalisasi, adalah keniscayaan. Satu diantaranya digitalisasi sistem pembayaran dengan menggunakan platform digital QRIS ini.
Terbaru bahkan BI menyasar digitalisasi pembayaran di lingkungan TNI se-Bali. Brigadir Jenderal TNI, Husein Sagaf, yang merupakan Komandan Resor Militer 163/ Wirasatya, berkomitmen mendorong penerapan protokol kesehatan.
Termasuk penggunaan QRIS di lingkungan militer sebagai satu diantara solusi, bertransaksi secara aman dan sehat di tengah pandemi Covid-19. Kemudian bersama BRI, dilakukan digitalisasi pembayaran dan soft launching web pasar di Bali.
“Sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan dan pemulihan ekonomi, saya sangat mengapresiasi Bank BRI yang telah mempersiapkan serta menyelenggarakan soft-launching web pasar ini,” tegas Trisno.
Bank Indonesia sangat mendukung perluasan digitalisasi, di seluruh aspek kegiatan ekonomi masyarakat termasuk pasar-pasar tradisional.
Perluasan digital ini akan berhasil, dengan kerjasama baik antara bank penyelenggara, Bank Indonesia, OJK, pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota yang ada di Bali. Serta masyarakat sebagai pelaku dan pengguna.
Kerjasama yang baik ini, terbukti dari jumlah pasar yang telah tergabung saat ini sebanyak 140 pasar di seluruh Bali dengan total 2.398 pedagang. Untuk usaha yang tak kenal lelah ini, QRIS Bank Indonesia mendapatkan penghargaan inovasi sistem pembayaran dari Central Banking tahun 2020.
“Semoga semuanya bisa menggunakan QRIS ke depannya,”ujar Trisno. (ask)