Pertumbuhan Ekonomi Negatif Diprediksi Hingga Kuartal IV, Indonesia Resmi Resesi
Masih terjadi pelemahan daya beli masyarakat disertai dengan pergerakan /mobilitas ke pusat aktivitas ekonomi yang belum normal.
Meskipun masih di bawah level 50 atau belum optimal ekspansi produksinya.
Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) tanggal 4 November 2020, rupiah juga terus mengalami penguatan ke level Rp 14.557, seiring mulai masuknya dana investor asing ke aset yang lebih berisiko seperti saham dan obligasi swasta.
"Kemungkinan besar dana asing akan masuk ke portfolio di awal tahun 2021. Ini pun dengan asumsi kebijakan Presiden AS terpilih akan mengakomodasi kepentingan Indonesia termasuk de-eskalasi perang dagang dengan China," sebutnya.
Baca juga: 5 Tips Agar Finansial Tetap Aman di Masa Resesi, Tutup Hutang Berbunga Tinggi hingga Menabung
Masyarakat jangan panik
Kendati masih diprediksi minus hingga kuartal IV, Bhima mengimbau masyarakat jangan panik.
Dia menyarankan masyarakat untuk memupuk dana darurat setidaknya 30 persen dari total pendapatan.
Kemudian disarankan agar memiliki pekerjaan sampingan, khususnya karyawan kantor karena berjaga-jaga dari PHK atau pemotongan gaji.
Anggota komunitas masyarakat pun disarankan saling membantu dan mendukung gerakan "ayo beli produk teman".
Terakhir, pelaku usaha harus lebih cepat masuk dalam ekosistem digital untuk mengambil kesempatan emas perpindahan konsumen dari fisik ke daring.
"Tercatat nilai e-commerce selama masa pandemi di Indonesia melonjak 31 persen atau berada diatas rata-rata negara lain yakni 18 persen," pungkas Bhima. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Indonesia Resmi Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Negatif Diprediksi hingga Kuartal IV"