Jadwal Belajar dari Rumah TVRI 7 November 2020, Ada Talkshow Asli Indonesia: Laut Masa Depan Kita
Jadwal Belajar dari Rumah TVRI: pukul 09.00 WIB ada tayangan Talkshow Asli Indonesia yang mengangkat topik Laut Masa Depan Kita.
Penulis: Widyartha Suryawan | Editor: Widyartha Suryawan
TRIBUN-BALI.COM - Tidak terasa program Belajar dari Rumah TVRI telah memasuki edisi akhir pekan.
Sabtu 7 November 2020, sejumlah tayangan edukasi kembali hadir menemani para siswa selama di rumah.
Sebagaimana edisi akhir pekan sebelum-sebelumnya, hari ini seri animasi Si Unyil akan tayang mulai pukul 08.00 WIB.
Berikutnya, pada pukul 09.00 WIB ada tayangan Talkshow Asli Indonesia yang mengangkat topik Laut Masa Depan Kita.
Seperti diketahui, Indonesia memiliki laut yang mencapai 70 persen dari total wilayahnya.
Oleh karena itu, Indonesia kaya akan pengalaman dan pengetahuan kemaritiman, keberagaman hayati dan non hayati laut, serta posisi geopolitik yang strategis di kancah dunia.
Masyarakat tradisi yang tinggal di sepanjang pesisir Indonesia umumnya sangatlah memuliakan laut.
Hal ini dapat dilihat dari hidupnya legenda dan ritus sebelum atau sesudah melaut yang sebetulnya memiliki semangat restorasi dan konservasi.
Namun, itu saja belum cukup untuk menjaga dan melestarikan ekosistem laut, sebab peradaban modern terus menghasilkan perusakan dan limbah yang mencemari laut dalam jumlah yang sulit dibendung.
Hal-hal itulah yang akan dibahas dalam acara yang dipandu oleh Hilmar Farid selaku Dirjen Kebudayaan tersebut.
Nah, berikut adalah jadwal lengkap program Belajar dari Rumah TVRI edisi Sabtu 7 November 2020:
- 08.00 - 08.15 WIB: Seri Animasi: Si Unyil
- 08.15 - 08.30 WIB: Seri Visualisasi Dongeng
- 08.30 - 09.00 WIB: Cerita Sabtu Pagi: Klub Rumah Pohon: Eps 10
- 09.00 - 10.00 WIB: Talkshow Asli Indonesia: Laut Masa Depan Kita
- 10.00 - 11.00 WIB: Podbox: Seni Rupa Kolaborasi
- 21.30 - 23.30 WIB: Film Indonesia: PKN: A Viewkilla, Jogja Hip Hop Foundation
Sekilas Program Belajar dari Rumah
Seperti diketahui, program Belajar dari Rumah oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyediakan alternatif kegiatan pembelajaran selama anak belajar di rumah karena terdampak masa pandemik Covid-19.
Tayangan dalam program ini meliputi tayangan untuk anak usia PAUD dan sederajat, SD dan sederajat, SMP dan sederajat, SMA/SMK dan sederajat, dan program keluarga dan kebudayaan.
Pembelajaran dalam program Belajar dari Rumah ini tidak mengejar ketuntasan kurikulum, tetapi menekankan pada kompetensi literasi dan numerasi.
Selain itu, tujuan lain program tersebut adalah untuk membangun kelekatan dan ikatan emosional dalam keluarga, khususnya antara orang tua/wali dengan anak, melalui kegiatan-kegiatan yang menyenangkan serta menumbuhkan karakter positif.
Adapun tahun ajaran baru 2020/2020 sudah mulai dilaksanakan pada 13 Juli 2020.
Tahun ajaran baru ditandai dengan adanya proses Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2020 yang segera dimulai.
Kepala Biro Kerja sama dan Humas Evy Mulyani menegaskan bahwa dimulainya tahun ajaran baru tersebut tidak sama dengan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah.
“Tentunya yang menjadi prioritas kami adalah kesehatan dan keselamatan warga sekolah (siswa, guru dan orang tua) sehingga pembukaan kembali sekolah di wilayah zona hijau tidak serta merta dibuka, tetapi akan dilakukan dengan sangat hati-hati, dan tetap mengikuti protokol kesehatan,” demikian disampaikan Evy pada diskusi Zoom With Primus yang disiarkan secara langsung di BeritaNews Channel, di Jakarta, pada Jumat (5/6/2020).
Evy melanjutkan, sistem pembelajaran jarak jauh masih menjadi pilihan utama Pemerintah dalam menerapkan model pembelajaran Tahun Ajaran baru 2020/2021 bagi sekolah yang berada di zona merah dan kuning.
“Seringkali kita masih temukan kerancuan terkait tahun ajaran baru masih disamakan dengan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah. Saat ini model pembelajaran jarak jauh akan menjadi pilihan utama sehingga bagi sebagian besar sekolah akan melanjutkan pembelajaran jarak jauh seperti yang sudah dilakukan 3 bulan terakhir,” jelas Evy.
Sementara itu, terkait pembukaan kembali sekolah khususnya di wilayah zona hijau, akan dibahas Kemendikbud bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Demikian pula terkait protokol kesehatan di bidang pendidikan akan dibahas bersama Kementerian Kesehatan.
“Sekolah yang berada di zona hijau tidak langsung bisa dibuka secara otomatis, tetapi melalui prosedur izin syarat yang ketat. Misalnya sebuah sekolah berada di zona hijau, tetapi berdasarkan penilaian keseluruhan prosedur dan syarat, ternyata tidak layak untuk dibuka kembali. Tentu ini harus tetap menjalankan pendidikan jarak jauh,” jelas Evy.
Evy menambahkan, aktivitas dan tugas pembelajaran pada sistem pembelajaran jarak jauh bisa dilakukan bervariasi disesuaikan dengan minat siswa, serta akses atau fasilitas belajar di rumah.
Menurutnya, pembelajaran jarak jauh ini hadir untuk memberi pengalaman belajar yang bermakna tanpa harus membebani guru dan siswa dalam menyelesaikan kurikulum untuk kenaikan kelas atau kelulusan.
“Aktivitas dan tugas pembelajaran juga dapat bervariasi antar siswa kemudian disesuaikan juga dengan minat dan kondisi masing-masing termasuk juga mempertimbangkan kesenjangan akses atau fasilitas belajar di rumah,” kata dia. (*)