Kenali Penyebab Kelahiran Prematur dan Tanda-tandanya

Laporan Wartawan Tribun Bali, Noviana Windri Rahmawati

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kehamilan umumnya berlangsung selama 37-40 minggu.

Persalinan prematur tidak selalu diakhiri dengan kelahiran prematur.

Persalinan prematur dimulai sebelum kehamilan masuk usia 37 minggu.

Dokter spesialis kandungan, dr. Syifa Alkaf, Sp.OG menjelaskan, terjadinya tanda-tanda persalinan sebelum waktunya membutuhkan pertolongan medis agar kelahiran prematur dapar dicegah.

Baca juga: 102 Louhan Ikut Kompetisi di Dharmanegara Alaya, Harga Pemenang Kontes Bisa Sampai Ratusan Juta

Baca juga: Ramalan Zodiak Besok 12 November 2020, Leo Jagalah Pandangan Positif, Sagitarius Jangan Khawatir

Baca juga: Daftar Janji-janji Joe Biden terhadap Muslim Amerika dan Dunia

Kondisi ini terjadi ketika kontraksi rahim mengakibatkan terbukanya leher rahim (serviks), sehingga membuat janin memasuki jalan lahir.

"Persalinan prematur biasanya sang ibu akan merasa kontraksi, perutnya mules, yang biasanya makin lama makin sering, kemudian kadang-kadang disertai dengan keluarnya lendir bercampur dengan darah. Dan bisa juga disertai pecahnya air ketuban. Itu yang disebut persalinan prematur yang mengancam," jelasnya dalam webinar 'Kenali Penyebab Kelahiran Prematur dan Pencegahannya' yang digelar oleh KECC.

Kelahiran prematur terjadi pada bayi dengan usia kandungan kurang dari 37 minggu.

Bayi-bayi prematur ini bisa mengalami masalah kesehatan yang serius.

Beberapa kelainan yang mungkin terjadi adalah celebral palsy (kelumpuhan otak) yang akan berdampak seumur hidup.