Rekor Baru! Kasus Positif Covid-19 Bertambah 5.444, Diduga Efek Libur Panjang & Kerumunan Demo

Indonesia cetak rekor baru penambahan kasus positif Covid-19 harian tertinggi. Dalam sehari jumlahnya bertambah 5.444 kasus.

Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Rizal Fanany
Ilustrasi - Pengendara melintas di depan baliho ajakan "Ayo Pakai Masker" di kawasan Patung Catur Muka, Denpasar, Minggu (4/10/2020). 

Kini total sudah 15.037 jiwa meninggal dunia akibat Covid-19.

Terkait rekor penambahan kasus ini, Wiku menduga lonjakan kasus kemarin bisa disebabkan dua hal, yakni karena peningkatan laju infeksi atau peningkatan kapasitas testing di daerah.

"Kenaikan kasus hari ini dapat disebabkan berbagai macam faktor. Kenaikan kasus bisa terjadi karena meningkatnya laju infeksi maupun kenaikan jumlah testing," ujar Wiku.

Jika lonjakan kasus disebabkan peningkatan kapasitas testing, Wiku mengapresiasi Pemda yang berusaha meningkatkan kapasitas pemeriksaan Covid-19.

"Testing bernilai deteksi dini yang dapat meningkatkan angka kesembuhan dan otomatis menurunkan angka kematian," katanya.

Namun, kata Wiku, peningkatan laju infeksi juga bisa disebabkan faktor lain yakni momentum yang memicu kerumunan.

Pemerintah mencatat ada dua fenomena yang berhasil menarik banyak massa belum lama ini, yakni gelombang unjuk rasa penolakan UU Cipta Kerja yang terjadi pada Oktober lalu, serta momentum libur panjang pada akhir Oktober.

Libur panjang juga meningkatkan mobilitas penduduk dari ibu kota ke daerah.

"Jika memang angka ini disebabkan laju infeksi, baik karena beberapa momentum seperti terjadinya demonstrasi maupun libur panjang, maka hal ini perlu dijadikan bahan evaluasi bagi pemerintah untuk meningkatkan upaya antisipasi kenaikan kasus ke depan," kata Wiku.

Wiku menyebut kerumunan yang terjadi di masa pandemi virus corona bisa menjadi malapetaka karena berpotensi meningkatkan kasus positif yang besar.

Ia mencontohkan kerumunan yang terjadi mengiringi kegiatan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab pada Selasa (10/11/2020) lalu.

Wiku berharap masyarakat tidak bersikap egois dengan mengabaikan protokol kesehatan sehingga penularan Covid-19 terjadi.

Ia juga meminta masyarakat lebih bertanggung jawab dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, termasuk dengan menjalankan protokol kesehatan.

"Hal ini (kerumunan) berimplikasi terhadap potensi penularan dan peningkatan kasus yang sangat besar. Jangan egois, kita harus ingat bahwa jika kita berkerumun maka kita dapat membawa malapetaka di masa pandemi ini," kata Wiku.

Wiku menjelaskan pembentukan Satgas Covid-19 termasuk ke tingkat daerah bertujuan untuk melakukan penanganan dan pengawasan penegakan disiplin protokol kesehatan pencegahan penularan virus corona.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved