1 Anak di Buleleng Tewas Keracunan Ikan Buntal, Fakta Racunnya 200 Kali Lebih Berbahaya dari Sianida
Nyawa Putu Ayu tidak tertolong, sedangkan Ketut Alisya Tini sedang menjalani perawatan di RSUD Buleleng.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Kambali
"Di Jepang dan China ikan ini memang banyak dikonsumsi. Namun ikan itu dibudidaya, sehingga pakannya aman dan tidak mengandung," kata Ery Bahari.
"Yang mengolah pun harus bersertifikat. Tapi kalau ikan buntal yang hidup di alam bebas, pasti beracun karena di alam bebas, ikan tersebut memakan bakteri yang mengandung racun," jelasnya.
Baca juga: Hindari Makan Nasi Goreng Dicampur 3 Bahan Ini, Bisa Sebabkan Keracunan Hingga Penyakit
5. POM Buleleng Sarankan Tidak Dikonsumsi

Sementara itu secara terpisah, Kepala Loka POM Buleleng, Bali Made Ery Bahari menyarankan agar ikan buntal tidak dikonsumsi.
Sebab kasus keracunan hingga menyebabkan kematian akibat mengonsumsi ini buntal ini sering terjadi di wilayah Kecamatan Gerokgak.
Bahkan, pencegah racun ikan buntal hingga saat ini kata Ery belum ditemukan, sehingga upaya yang dilakukan pihak medis hanya mengusahakan agar racun bisa dikeluarkan lewat muntah dan menjaga pernafasan korban.
Baca juga: 17 Negara Bagian di AS Terserang Wabah Listeria, Keracunan Jamur Enoki Hingga 4 Orang Meninggal
"Dari tahun 1990-an kasus seperti ini sering terjadi di Gerokgak. Kami sudah sempat memberikan sosialisasi bersama Dinas Kesehatan agar ikan buntal ini tidak dikonsumsi. Kasusnya sempat landai, dan sekarang rupanya terjadi lagi. Ini sangat disayangkan, karena makan ikan buntal sangat berisiko kematian hingga kelumpuhan otot-otot. Risikonya sangat tinggi, jadi disarankan jangan dikonsumsi," terangnya.
Dengan adanya kejadian ini, Ery mengaku akan berkoordinasi bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Buleleng, serta Dinas Kesehatan Buleleng untuk kembali melakukan sosialisasi kepada masyarakat di Kecamatan Gerokgak untuk tidak mengonsumsi ikan buntal.
"Kalau produknya sih setau saya tidak ada yang jual. Kemungkinan masyarakat disana kan habis melaut, kemudian dapat ikan buntal, lalu diolah untuk dikonsumsi sendiri," tutupnya. (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, Apa itu Ikan Buntal? Ikan Mahal yang Beracun.