MotoGP 2020

Bos Honda: Kita Semua Mengira Yamaha dan Ducati yang Jadi Juara

Tim yang menggondol Triple Crown (pemenang di klasemen pebalap, konstruktor, dan tim) selama tiga musim MotoGP terakhir ini tak berdaya

Editor: Wema Satya Dinata
AFP/LLUIS GENE
Bos Repsol Honda, Alberto Puig, bersiap jelang sesi free practice MotoGP Catalunya, 25 September 2020. 

TRIBUN-BALI.COM - Kejuaraan Dunia MotoGP 2020 bak mimpi buruk yang telah menghampiri Honda Racing Corporation (HRC).

Tak ada yang berjalan sesuai skenario bagi pabrikan asal Jepang tersebut semenjak Marc Marquez mengalami kecelakaan di Sirkuit Jerez pada balapan pertama musim MotoGP 2020.

Tim yang menggondol Triple Crown (pemenang di klasemen pebalap, konstruktor, dan tim) selama tiga musim MotoGP terakhir ini tak berdaya.

Mereka kini mendulang perolehan poin terburuk di klasemen kontruktor dan tim sepanjang era MotoGP sejak 2002.

Baca juga: Sertijab Kapolda Bali Bakal Berlangsung di Mabes Polri pada Jumat (20/11)

Baca juga: Soal dan Jawaban Materi Kelas 4-6 SD di TVRI, 19 November 2020: Bagaimana Ciri-Ciri Unik Tumbuhan?

Baca juga: Jika Belum Dapat BLT Karyawan Gelombang II, Bisa Lapor via WA 08119303305

 Bos Honda, Alberto Puig, hanya bisa pasrah dengan kondisi timnya musim ini.

Secara sportif, ia pun memberi apresiasi kepada Joan Mir dan Suzuki yang terbukti bisa tampil konsisten sepanjang musim abnormal di tengah pandemi Covid-19 ini.

"Kami ingin memberi selamat kepada Suzuki," tutur Puig kepada GPOne.com. 

"Mereka melakukan pekerjaan ini secara fantastis dan pebalap mereka, Joan Mir, menjalani musim luar biasa."  ujarnya.

Puig juga mengutarakan hasil musim memang jauh dari perkiraan banyak orang.

 Apalagi, tim Suzuki Ecstar tak pernah finish di atas empat besar klasemen akhir tim sejak kembali ke MotoGP pada 2015.

Namun, Suzuki Ecstar melejit di saat para pesaing Marc Marquez selama beberapa tahun, Yamaha dan Ducati, jebol.

"Saya pikir ini kejutan bagi banyak orang," ujarnya lagi.

"Secara teori, seharusnya Yamaha dan Ducati yang bertarung untuk puncak klasemen seusai Marc mengalami crash."

"Namun, Suzuki menunjukkan bahwa mereka di sini untuk menang dan mereka memanfaatkan situasi sebaik mungkin," tuturnya lagi.

Baca juga: Usai Diperiksa Polisi Hampir 10 Jam, FPI Gaungkan Anies Baswedan Presiden 2024

Baca juga: Mimpi Nangis Pertanda Dapat Banyak Uang, Ini 5 Mimpi Lainnya yang Artinya Mendadak Rezeki Nomplok

Baca juga: Kisah Mike Tyson Soal Penis Palsu dan Tawaran 1,4 Miliar dari Situs Porno

 Komentar ini merupakan kebalikan dari pendapatnya pada akhir Juli 2020 saat ia mengatakan bahwa para pebalap yang menjadi juara musim ini tak akan "sepenuhnya puas" karena sang juara bertahan Marc Marquez tak bisa bersaing.

 "Tentu saja, siapapun yang menjadi juara akan layak mendapatkannya," tutur Puig ketika itu.

"Namun, dalam opini saya dan saya tahu apa yang saya katakan, adalah ada sesuatu bila Anda menjadi juara dengan sang juara bertahan tak ada di lintasan."

 "Saya akan mengambil contoh; Saya membalap di sini (Jerez) pada 1995 dan selalu berpikir apakah saya akan menjadi pemenang bila Mick Doohan tak terjatuh," ujar pria yang membalap di MotoGP dari 1987 sampai 1997 tersebut.

"Hal sama tentu tak akan terjadi. Ini yang saya maksud. Karena sang juara, tanpa Marc, akan selalu mempunyai pikiran itu di kepalanya," tuturnya lagi. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bos Honda: Kita Semua Mengira Yamaha dan Ducati yang Bakal Juara...",

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved