Anggota Dewan Nilai Pemprov Bali Kurang Memberi Perhatian pada Infrastruktur Pariwisata Nusa Penida

“Nusa Penida ini bagus sekali sebenarnya. Cuma perhatian dari Pemprov Bali kurang,” kata Juliarta

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali / Eka Mita Suputra
Kondisi jalan yang masih mengalami kerusakan parah di Nusa Penida, belum lama ini. 

Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Selama ini, sektor pariwisata Bali terfokus pada Kabupaten Badung utamanya di kawasan Nusa Dua.

Hal ini menyebabkan terjadi ketimpangan pembangunan insfrastruktur dalam menunjang pariwisata Bali.

Situasi ini pun mendapat sorotan dari Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bali dari Dapil Klungkung, Ketut Juliarta.

Dirinya menilai, selain Badung, Nusa Penida memiliki potensi pariwisata yang sangat menjanjikan jika dikelola dengan baik.

Baca juga: Cok Ace Sebut Pemulihan Ekonomi Mulai Tampak, Tingkat Hunian Hotel Naik hingga 30 Persen

Baca juga: Kunjungan Wisnus ke Bali Semakin Meningkat, Kedatangan Rata-rata 5.000 Wisatawan per Hari

Baca juga: Bertambah, 15 Ormas Ajukan Uji Formil terhadap UU Cipta Kerja ke Mahkamah Konstitusi

“Nusa Penida ini bagus sekali sebenarnya. Cuma perhatian dari Pemprov Bali kurang,” kata Juliarta dalam keterangannya yang diterima Tribun Bali, Kamis (19/11/2020).

Menurutnya, saat ini banyak yang menyebut Nusa Penida bisa menjadi “telur emas” bagi Bali apabila dikelola dengan baik.

Sejatinya, Pemerintah Kabupaten (Klungkung) sudah melakukan upaya dalam mengembangkan pariwisata di Nusa Penida.

Akan tetapi upaya yang dilakukan Pemkab Klungkung tersebut tidak disambut oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali sehingga kurang mendapat perhatian.

Dirinya tak memungkiri jika Nusa Penida sudah menjadi salah satu destinasi tujuan wisatawan.

Namun, karena kurangnya infrastruktur dan permasalahan lainnya, mengakibatkan kurangnya kenyamanan dalam berkunjung.

Juliarta mengungkapkan, masih ada beberapa daerah di Nusa Penida yang masih “blankspot” alias tidak ada sinyal internet ataupun jaringan seluler.

 “Di sana banyak daerah-daerah (atau) masih ada wilayah yang blankspot. Kan kasihan wisatawan, tidak bisa mengakses internet. Seperti GPS atau yang lainnya,” kata dia.

Disamping itu, di era digitalisasi seperti saat ini, akses internet sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Ditambah lagi, sekolah menggunakan daring (online).

“Ini sangat dibutuhkan bagi masyarakat,” tandasnya.

Baca juga: Ini 5 Arti Mimpi Menikah Yang Perlu Kamu Ketahui, Bagaimana Jika Menikah Dengan Sahabat?

Baca juga: Hati-hati Berada di Belakang Truk di Tanjakan, Gadis Muda Tewas Tertabrak Truk Yang Gagal Menanjak

Baca juga: 6 Zodiak Paling Narsis, Virgo Percaya Dirinya Jenius, Leo Suka Cari Perhatian

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved