Prada Hengky Hilang di Tembagapura Papua saat Patroli, Bawa Satu Pucuk Senjata SS2 V4
Prada Hengky Hilang di Tembagapura Papua saat Patroli, Bawa Satu Pucuk Senjata SS2 V4
TRIBUN-BALI.COM- Inilah sosok Prada Hengky, prajurit TNI yang dikabarkan hilang di Tembagapura, Papua.
Kronologi hilangnya Prada Hengky diungkap oleh Dandim 1710 Mimika Letkol Inf Yoga Cahya Prasetya dalam akun facebook Surga Kecil yang Jatuh ke Bumi, Selasa (24/11/2020).
Sekadar informasi, admin akun facebook Surga Kecil yang Jatuh ke Bumi adalah Kolonel Sus Aidil, mantan Kapenrem Kodam Cenderawasih yang kini menjabat Kabid Penum Puspen TNI.
Prada Hengky memiliki nama lengkap Hengky Sumarlin Zai.
Ia merupakan anggota TNI Yonif 756/WMS dan tergabung dalam Satgas Pamrahwan.
Seperti dilansir dari Tribun Medan dalam artikel 'Prajurit TNI Prada Hengky Hilang saat Patroli di Tembagapura, Kronologi Penjelasan Dandim Mimika'
Prada Hengky dilaporkan hilang sejak Selasa (17/11/2020), saat melaksanakan tugas patroli wilayah di Kampung Utikini, Distrik Tembagapura.
Keberadaan Prada Hengky selama sepekan terakhir belum juga diketahui.
Dandim 1710 Mimika Letkol Inf Yoga Cahya Prasetya mengatakan bahwa pihaknya telah meminta bantuan ke Kantor Pencarian dan Pertolongan SAR Timika.
Pencarian juga sudah dilakukan oleh TNI dibantu oleh aparat kepolisian yang bertugas di wilayah Tembagapura.
"Tadi kita sudah masukkan surat ke Basarnas guna membantu pencarian.
Karena terkendala kendaraan maka belum bisa berangkat," kata Dandim saat dikonfirmasi melalui sambungan panggilan WhatsApp, Senin (23/11/2020), seperti dilansir akun facebook Surga Kecil yang Jatuh ke Bumi.
Kronologi hilangnya Prada Hengky
Letkol Inf Yoga Cahya Prasetya menceritakan, awal kejadian hingga Prada Hengky dinyatakan hilang.
Hari itu, Prada Hengky bersama belasan anggota lainnya melaksanakan patroli menyusuri sungai.
Prada Hengky memakai pakaian seragam lengkap dengan rompi dan helm serta membawa satu pucuk senjata SS2 V4 no senjata: 01-4296. Ia bertugas sebagai anggota pengintai depan.
Kelompoknya melihat honai yang dicurigai di pinggir Kali Kabur.
Saat mendekati sasaran, terlihat satu orang yang mencurigakan melarikan diri.
Tim bergerak melakukan pengejaran.
"Mereka semua satu deret dan tidak terpisah.
Jadi sepuluh orang berjalan di sungai dan lima lainnya di sekitaran sungai.
Nah yang Prada Hengky itu jalan di sungai bersama rekan-rekannya," cerita Yoga.
"Setelah pengejaran dan melewati sasaran, tim melaksanakan konsolidasi dan didapati bahwa Prada Hengki Sumarlin Zai tidak diketahui keberadaannya.
Sebelumnya, buddy system yang bersangkutan sempat terlihat bergerak di sepanjang sungai," ujarnya menambahkan.
Laporan kehilangan Prada Hengky telah disampaikan ke pihak keluarga.
"Mohon doanya, semoga yang bersangkutan dapat ditemukan dengan selamat," harapnya.
Pratu Firdaus Gugur di Papua
Sebelumnya, peristiwa memilukan juga terjadi di Papua.
Dua anak buah KSAD Jenderal Andika Perkasa ditembak KKB Papua Kampung Titigi, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Jumat (6/11/2020).
Dalam insiden itu, satu prajurit gugur dan satunya lagi mengalami luka tembak.
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Dua Prajurit TNI Ditembak, Satu di Antaranya Gugur atas Nama Pratu Firdaus'
Prajurit yang gugur adalah Pratu Firdaus.
Pratu Firdaus merupakan anggota Satgas Yonif R 400/BR yang tertembak saat sedang melakukan patroli di Distrik Sugapa.
Patroli tersebut dilakukan guna memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat.
"Dua prajurit TNI ditembak, satu di antaranya gugur atas nama Pratu Firdaus," ujar Kapen Kogabwilhan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa, melalui rilis, Jumat.
Petugas telah melakukan evakuasi terhadap para korban.
Hingga kini belum dijelaskan kronologi kejadian.
Namun, dikabarkan kedua korban akan dievakuasi ke Mimika pada Sabtu (7/11/2020).
Suriaswata menyesalkan kejadian tersebut karena hingga kini bukan hanya TNI yang menjadi korban, tetapi juga warga sipil.
Gugurnya Pratu Firdaus menambah daftar korban jiwa akibat kontak senjata di Intan Jaya.
"Kejadian ini menambah daftar korban jiwa di Intan Jaya," kata dia.
Diketahui, kontak senjata di Intan Jaya sebelumnya terjadi pada pertengahan September 2020.
Selama 14-19 September 2020, sebanyak enam jiwa melayang.
Keenam korban itu meliputi Laode Anas, Fatur Rahman, dan Badawi.
Ketiganya merupakan warga sipil.
Korban berikutnya adalah dua prajurit TNI yakni Serka Sahlan, Pratu Dwi Akbar Utomo, dan seorang Pendeta Yeremia Zanambani.
Adapun Pratu Dwi Akbar tewas usai terlibat kontak tembak dengan KKB.
KKB Papua juga sempat menembaki prajurit TNI yang mengirimkan logistik di Kabupaten Pegunungan Bintang, Selasa (20/10/2020).
Akibat serangan tersebut, ketiga prajurit TNI itu mengalami luka ringan.
Hal itu diungkapkan oleh Danrem 172 PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan.
Pangemanan mengatakan, serangan itu terjadi di Distrik Serambakom, Kabupaten Pegunungan Bintang.
"Memang benar kendaraan pengangkut logistik ditembaki KKB saat menuju Oksibil dari Serambakom untuk mengambil logistik," kata Pangemanan di Jayapura seperti dilansir Antara, Selasa.
Menurutnya, kendaraan militer pembawa logistik itu ditembak dari jarak sekitar 200 meter.
Pangemanan mengatakan, tiga prajurit TNI itu hanya mengalami luka ringan.
Mereka telah ditangani tenaga medis di RSUD Oksibil.
"Tidak ada yang dievakuasi karena bisa ditangani paramedis di Oksibil, " kata Pangemanan.
Pangemanan belum mengetahui kelompok mana yang melakukan penyerangan.
Namun, anggota TNI sempat membalas tembakan itu.
"Anggota sempat membalas sehingga terjadi kontak tembak sebelum KKB lari ke hutan," jelas Pangemanan.
Danrem 172 PWY itu memerinci, tiga anggota TNI yang terluka di antaranya, Praka Hendrik yang mengalami luka tembak di telapak kaki kanan, Prada Heldan terkena ricochet di kaki, dan Prada Gusman terkena serpihan peluru di dada.
Sementara itu, Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Arm Reza Nur Patria mengatakan, kontak senjata itu terjadi sekitar pukul 09.30 WIT.
Kontak senjata melibatkan KKB dan Satgas Pamtas Yonif 312/KH.
Sampai saat ini, TNI masih menginvestigasi kelompok mana yang melakukan serangan.
"Kita doakan bersama semoga situasi semakin kondusif, dan saudara-saudara kita yang berbeda pendapat dapat sadar dan kembali membangun daerahnya dalam bingkai NKRI," ujar Reza.(*)