Baiq Zuhar Parhi, Warga NTB yang Turut Rasakan Sepinya Pariwisata Bali Saat Pandemi
Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) memberikan dampak yang luar biasa bagi Bali.
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) memberikan dampak yang luar biasa bagi Bali.
Sebagai daerah yang sebagian besar bergantung dari pariwisata, kunjungan wisata ke Bali sangat minim.
Bahkan sebelum pemerintah membuka kunjungan wisatawan nusantara/domestik, destinasi wisata di Bali hanya dikunjungi oleh masyarakat lokal.
Namun semenjak adanya kebijakan untuk membuka wisatawan nusantara/domestik ke Bali, keberadaan sektor pariwisata bisa sedikit bernafas lega.
Baca juga: Shin Tae-yong Gagal Dapatkan Jayden Oosterwolde, Kini Fokus Pantau 6 Pemain Keturunan di Spanyol
Baca juga: Hampir 4 Bulan Operasi Yustisi Covid-19, 1.040 Orang Terjaring Langgar Prokes di Denpasar
Baca juga: Tukar Sampah dengan Beras Jadi Rutinitas di Banjar Mas Ubud
Namun, kebijakan ini tentu belum bisa membuat Bali ramai seperti sediakala sebelum pandemi Covid-19.
Di tengah kebijakan pemerintah yang sudah membuka Pulau Dewata, Baiq Zuhar Parhi, seorang Kepala Bagian Umum dan Humas di Sekretariat Dewan (Setwan) DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan liburan ke Bali pada Jumat hingga Minggu lalu.
Dari liburan bersama keluarga itu, dirinya turut merasakan sepinya Bali di tengah pandemi Covid-19.
"Bali di masa pandemi amat sangat sepi, biasanya Bali itu ibarat kita yang begitu indahnya, begitu ramainya, sekarang sepi sekali," kata Baiq saat menerima kunjungan Setwan dan wartawan DPRD Bali di kantornya, Jumat (27/11/2020).
"Saya jalan di Kuta, haduh (sepi). Sampai saya bilang sama suami saya. Pah kita di Lombok sepi tapi masih mendingan ya dibanding sama Kuta. (Kuta sekarang) endak ada macetnya, sepi, gelap lagi kalau malam-malam," kata Baiq.
Baiq yang sudah seringkali liburan ke Pulau Dewata ini mengaku sangat rindu dengan suasana Bali sebelum pandemi Covid-19.
Meskipun Bali sebelum pandemi Covid-19 biasanya macet, akan tetapi suasananya sangat hidup.
"Sekarang mati banget. Banyak orang jaga-jaga tokonya cuma di tengah kegelapan," tuturnya saat menerima kunjungan bersama Kepala Sub Bagian Humas, Protokol & Perjalanan Setwan DPRD NTB, Lalu Juan Hilary.
Meski Bali sangat sepi di masa pandemi Covid-19, Baiq mengakui bahwa keberadaan masyarakat di sana sangat ramah.
Selain itu, menurut Baiq, keindahan alam Pulau Seribu Pura ini tidak terganti dengan daerah lainnya di Indonesia.
"Tapi mudah-mudahan ke depan Bali kembali lagi bangkit. Insyaallah kalau kita sehat, kalau kita diberikan umur panjang, Insyaallah pastilah (berkunjung ke Bali). Bali (dan) Lombok deket. Terbang setengah jam saja sudah sampai," harapnya.
Alumni Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) itu mengatakan, keberadaan pariwisata Bali dan NTB di tengah pandemi situasinya hampir sama.
Hanya saja, pariwisata di NTB masih sedikit ramai jika dibandingkan dengan Bali.
Saat awal pandemi situasinya juga setali tiga uang dengan Bali, tetapi sekarang sudah lumayan ramai.
Keberadan hotel-hotel di NTB, khususnya di Kota Mataram, juga sudah mulai dibuka untuk menerima wisatawan domestik/nusantara.
"Kalau Bali terasa sekali di Kuta itu, sepi sekali (dan) gelap lagi. Biasanya kan terang benderang. Kuta itu ibarat kita di luar negeri kayaknya kalau dulu," jelasnya.
Akan tetapi, Baiq mengakui bahwa sepinya pariwisata di Pulau Dewata juga berdampak pada NTB.
Menurut Baiq, wisatawan yang berkunjung ke NTB biasanya sudah melakukan perjalanan ke Bali.
Setelah menikmati Bali, mereka berkunjung ke NTB dengan menyeberang melalui Gili Trawangan atau Bandar Udara (Bandara) Internasional Lombok.
"Dari Bali ke Lombok, dari Lombok ke Bali. Tadinya seperti itu. Sekarang ini (NTB) berimbas juga. Bali sepi, sekarang kita ngerasain sepi. Apalagi Gili Trawangan belum hidup karena wisatawan asing kan belum ada yang datang," tuturnya.
Baiq berharap, pandemi Covid-19 segera bisa berlalu sehingga pariwisata Bali dan Lombok bisa segera pulih.
Ia pun berjanji akan kembali mengunjungi Bali ke depan, terlebih pandemi Covid-19 sudah dapat dikendalikan. (*).