Atlet Olimpiade Jepang Ragukan Efek Samping Vaksinasi Covid-19
Ada kekhawatiran tentang efek sampingnya, dan kelompok kompetisi bingung untuk memberikan vaksin kepada tim nasional.
TRIBUN-BALI.COM, TOKYO - Vaksinasi Covid-19 di Jepang rencananya akan disuntikkan kepada para atlet sebelum pertandingan 24 Juli 2021 mendatang.
Namun demikian sebagian atlet masih merasa kurang yakin, mereka khawatir terhadap efek samping dari vaksinasi tersebut.
Seperti diketahui, Olimpiade Tokyo ditunda selama satu tahun karena pengaruh virus corona.
Vaksinasi diperkirakan akan dimulai musim semi mendatang di Jepang, karena penyebaran infeksi di seluruh dunia belum berhenti dan ada kekhawatiran akan diadakan musim panas mendatang.
Baca juga: Viral di TikTok, Cewek Ini Terima Lamaran Cowok Yang Paling Ia Benci Selama Mahasiswa
Baca juga: Virus Corona Baru Juga Ditemukan di Nigeria Setelah Inggris & Afrika Selatan, Lebih Berbahaya
Namun, ada kekhawatiran tentang efek sampingnya, dan kelompok kompetisi bingung untuk memberikan vaksin kepada tim nasional.
"Tidak ada cukup informasi mengenai dampak corona nantinya dan info mengenai setelah divaksinasi nantinya. Saya ingin tahu efek samping seperti apa yang akan terjadi," ungkap Shinsuke Miyawaki, Direktur Pelaksana Asosiasi Anggar Jepang, Jumat (25/12/2020).
Seorang pejabat dari Federasi Judo Jepang berkata, "Bukankah sama (semua kelompok) ingin melihat apa yang terjadi?"
Sebagian kecil orang secara positif berkata, "Saya akan mendapatkan vaksin secepat mungkin."
Namun seorang pemain yang merasa tidak nyaman, Hitomi Shintani (Sekisui Kagaku), yang terpilih sebagai wakil olimpiade mengungkapkan, "Ini sebenarnya pendapat pribadi, tapi jujur saya tidak mau terima vaksin," ujarnya.
Di Amerika Serikat, tempat vaksinasi dimulai, kasus reaksi alergi yang parah telah dilaporkan.
Analisis khusus oleh instansi terkait juga diperlukan untuk memastikan bahwa zat yang terkandung dalam vaksin tersebut tidaklah melanggar doping.
Ketika Thomas Bach, Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), datang ke Jepang pada bulan November 2020, ia menyatakan niatnya untuk menyerahkan inokulasi pada kebijaksanaan individu.
Baca juga: Anggaran Olimpiade Jepang Bertambah 294 Miliar Yen
Komite Olimpiade Jepang (JOC) mewajibkan para atlet untuk divaksinasi influenza pada Olimpiade musim dingin.
Meskipun demikian keamanan corona setelah divaksinasi masih tidak diketahui.