Corona di Bali
Bali Siapkan 4 Cold Room untuk Penyimpanan Vaksin Covid-19, Masyarakat Biasa Baru Divaksin April
Pemerintah Provinsi Bali telah menyiapkan beberapa logistik untuk sambut kegiatan program vaksinasi Covid-19.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
“Indonesia sendiri kami tegaskan bahwa kita akan membutuhkan waktu 15 bulan seperti yang sudah pernah disampaikan Bapak Menteri pada saat konferensi pers di Istana sebelumnya,” ujar Siti Nadia.
Siti mengatakan rencana vaksinasi merupakan momentum penting dalam upaya keluar dari krisis akibat pandemi Covid-19.
Selama vaksinasi, protokol kesehatan juga perlu untuk terus dijalankan untuk melindungi tenaga kesehatan dan tenaga pelayanan publik yang memiliki resiko terpapar lebih tinggi.
“Kami berikan apresiasi kepada tenaga kesehatan dan petugas publik dengan memprioritaskan mereka untuk menjadi kelompok pertama yang akan menerima vaksin bersama pemerintah,” kata Siti.
Ia mengatakan vaksin sangat penting, tidak hanya untuk melindungi tenaga kesehatan maupun petugas pelayanan tersebut tapi juga akan melindungi keluarga mereka dan masyarakat secara luas.
Sehingga para tenaga kesehatan tersebut dapat segera pulang dan bertemu dengan keluarga.
“Pentingnya proses vaksinasi, maka pemerintah berupaya sekuat tenaga untuk menghadirkan vaksin yang aman, efektif dan sesuai saran para ahli untuk diberikan kepada masyarakat luas secara cuma-cuma (gratis),” ujarnya.
Bantahan Bio Farma
Terpisah, Bio Farma secara tegas membantah bahwa vaksin Covid-19 yang akan didistribusikan kepada masyarakat merupakan vaksin uji klinis seperti yang ramai diberitakan di media massa.
Hal ini ditegaskan oleh Juru Bicara Vaksin Covid-19 dari PT Bio Farma, Bambang Herianto, dalam konferensi pers virtual, kemarin.
“Pemberitaan yang menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 yang akan digunakan adalah vaksin untuk uji klinis atau ‘only for clinical trial’ sebagaimana yang tertulis pada kemasan vaksin adalah tidak benar,” kata Bambang.
Ia mengatakan kemasan vaksin yang akan didistribusikan ke masyarakat akan berbeda dari kemasan vaksin yang baru datang ke Indonesia beberapa waktu lalu. Kemasan vaksin Covid-19 untuk uji klinis menggunakan kemasan prefilled syringe atau biasa disingkat (PFS), dimana wadah vaksin dan jarum suntik dalam satu kemasan.
Sedangkan vaksin yang akan digunakan dalam program vaksinasi nanti akan dikemas dalam bentuk filled single dose atau dosis tunggal.
“Jadi ada perbedaan. Jadi sudah pasti tidak ada penandaan ‘only or clinical trial’ karena sudah dapat izin penggunaan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM),” kata Bambang.
Bambang menegaskan untuk program vaksinasi nantinya akan menggunakan vaksin yang telah mendapat izin penggunaan dari BPOM.