Serba Serbi

Pengobatan Usada Perawatan Bayi dan Ibu Masih Diminati di Bali

Pengetahuan yang mengandung nilai-nilai agama dan budaya, sangat dibutuhkan pada zaman postmodern ini.

Kompas.com
Ilustrasi ibu dan anak - Pengobatan Usada Perawatan Bayi dan Ibu Masih Diminati di Bali 

Akulturasi budaya meniscayakan terjadinya perpaduan sistem pengobatan tradisional Bali, dengan sistem pengobatan Ayurweda yang bersumber dari teks-teks Hindu.

Berdasarkan hasil penelitian dan kajian yang mendalam, kata dia, terhadap pengobat tradisional dalam perawatan bayi dan ibu pasca persalinan di Kota Denpasar didapatkan hasil bahwa masyarakat masih memanfaatkan pengobatan tradisional karena alasan.

Diantaranya, alasan agama dan budaya, alasan kepercayaan masyarakat terhadap ilmu pengetahuan yang dimiliki pengusada, serta keampuhan obat tradisional.

Kemudian alasan legalitas sebagai penguatan pengobatan tradisional, lalu alasan dukungan sarana dan prasarana.

Serta alasan gaya hidup (life style) dan pariwisata kesehatan.

Sesuai dengan pendekatan yang dilakukan yaitu pendekatan Ayurweda, agama dan budaya memegang peranan penting bagi pengusada di Kota Denpasar dalam memberikan pertolongan kepada pasiennya.

Ayurweda merupakan kitab suci yang di dalamnya terkandung ilmu kesehatan jasmani dan rohani. Bu Gung, sapaan akrabnya melakukan observasi terhadap pengusada I dengan wawancara pada tanggal 20 April 2020.

“Pengusada ini telah melaksanakan praktek pengobatan tradisional Usada selama 35 tahun. Dalam melaksanakan praktek pengobatan tradisional, didapatkan hasil bahwa pasien yang ditangani mendapat kesembuhan,” ucapnya.

Pasien yang berobat kepada pengusada ini, sejak bayinya berumur 42 hari.

Keluhan yang dialami berupa sakit jantung pada bayinya.

Pasien juga berobat dengan keluhan bayinya sering menangis menjelang rahinan dan sandikala.

Pasien itu mengatakan, penyakit yang dialami bayinya cukup berat dan serius.

“Pasien ini merasa yakin bayinya dapat disembuhkan oleh pengudasa tersebut, hal ini dibuktikan bahwa bayinya mendapatkan pertolongan dengan cara pendekatan Agama Hindu yaitu dengan tekun memohon atau ngerastiti bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa melalui petunjuk dan tuntunan pengusada,” katanya.

Atas pertolongan pengusada ini, bayinya bisa diselamatkan dan hingga kini bayi tersebut telah berumur 4 tahun. 

Pasien pun, kata dia, melakukan pengobatan rutin setiap minggu sekali.

Lanjutnya, dalam melaksanakan pengobatan pasien ini, pengusada mempergunakan sarana banten, canang sari, tirtha, dan dupa.

Tahap selanjutnya pasien ditanyakan tentang perkembangan kesehatan bayinya.

Setelah tahap wawancara, selanjutnya pasien diperiksa (roga pariksa) dengan cara perabaan, prana, dan pemijatan.

Setelah terapi dilakukan, langkah berikutnya pasien mendapatkan tamba berupa tirtha dan loloh diisi madu.

Untuk penjagaan dan perlindungan, diberikan labaan pada ari-ari dan pintu gerbang rumah.

Juga dibuatkan penyengker berupa serana pada bayi dan ibu untuk protector, penjagaan dan perlindungan.

“Pasien itu mengatakan mengalami depresi saat mengetahui penyakit jantung pada bayinya. Ibu tersebut mengatakan bahwa penyakit depresi yang dialami, dapat ditangani dengan baik oleh pengusada,” tegasnya.

Ibu tersebut mendapatkan penanganan terapi energi prana, dilanjutkan dengan melakukan meditasi sendiri di rumah ibu tersebut.

Dengan pengobatan secara rutin yang dilakukan selama 4 tahun, ibu dan bayinya bisa sembuh dan selamat hingga saat ini. (*).

Sumber: Tribun Bali
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved