Pertama di Dunia, Alat Tes Covid-19 Memberi Hasil dalam Lima Menit
Inovasi alat tes Covid-19 terus bergulir. Peneliti di Inggris sudah menemukan alat tes Covid-19 yang memberi hasil dalam lima menit.
TRIBUN-BALI.COM, LONDON - Inovasi alat tes Covid-19 terus bergulir. Peneliti di Inggris sudah menemukan alat tes Covid-19 yang memberi hasil dalam lima menit.
Seperti dilansir Daily Mail, Rabu (6/1/2021), para peneliti di University of Birmingham menyebut temuan mereka itu yang pertama di dunia.
“Ini akan diuji sepenuhnya dan siap menjelang Paskah,” kata para ilmuwan yang terlibat dalam penelitian, yang juga seorang mahasiswa PHD.
Analisis lab menunjukkan tes tersebut setara dengan tes andal paling akurat yang sekarang beredar luas di dunia.
Namun, keunggulan alat itu dapat mengeluarkan hasil yang lebih cepat.
Baca juga: Biaya Tes Covid GeNose Hanya Rp 25 Ribu, Sudah Dapat Izin Edar dari Kemenkes
Baca juga: Tes Covid-19 di Indonesia Masih 70,13 Persen dari Standar WHO
Baca juga: Dua Wanita Ini Tak Mau Pakai Masker, Pilot Minta Seluruh Penumpang Turun Lagi
Pesta Olahraga Persemakmuran Birmingham 2022 dan konser besar serta pertemuan olahraga akan sangat diuntungkan dari hasil uji ini.
Sebab tes Covid-19 bagi penonton tak membutuhkan waktu yang lama dan prosedur berbelit.
Bahkan jika vaksin berhasil diluncurkan tahun ini, infeksi virus dan varian apa pun akan tetap ada selama bertahun-tahun yang akan datang.
Tes laboratorium dan analisis menunjukkan teknologi itu dapat mendeteksi virus dalam sampel RNA (yang seperti DNA ada di semua sel hidup), hanya dalam waktu dua menit.
Alat tersebut sekarang akan digunakan untuk menguji ribuan sampel dalam beberapa minggu ke depan.
Pengujian penting untuk mengonfirmasi temuan ini layak dipakai atau tidak.
Kemudian persiapan dilakukan untuk digunakan masyarakat sebagai cara menemukan orang yang terinfeksi virus corona.
Teknologi yang dikembangkan juga dapat digunakan untuk menguji virus lain secara cepat seperti flu, Ebola, dan aneka penyakit termasuk kanker.
“Kami masih berjuang di NHS untuk dengan cepat membedakan apakah seseorang terkena flu, atau coronavirus, atau penyakit pernapasan lainnya, ini akan menyelesaikan masalah itu,” kata Profesor Beggs.
Tantangannya sekarang adalah menunjukkan alat itu berfungsi di lingkungan non-lab.