Kerap Blusukan, Muncul Relawan Pasukan Tri Rismaharini alias Pasutri, Dorong Risma Jadi Gubernur DKI

Relawan Pasutri mendukung Risma yang kini menjabat Menteri Sosial untuk maju dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta dalam Pilkada tahun 2022.

Editor: Widyartha Suryawan
Tribunnews.com/Lusius Genik Lendong
Deklarasi Relawan Pasukan Tri Rismaharini (Pasutri) 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Sejak dilantik sebagai Menteri Sosial pada 23 Desember 2020, Tri Rismaharini atau Risma sudah beberapa kali melakukan blusukan di wilayah DKI Jakarta.

Risma semula memulai blusukan di kolong jembatan belakang kantornya di Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat.

Kemudian Risma melanjutkan aksi blusukannya ke sejumlah titik lain di Ibu Kota.

Meski sempat disoroti dan dikomentari sejumlah pihak terkait blusukan yang dilakukannya, aksi Mensos Risma juga menuai simpati dari pendukungnya.

Bahkan, kini muncul kelompok bernama Relawan Pasukan Tri Rismaharini (Pasutri) for DKI Jakarta.

Relawan Pasutri dideklarasikan oleh Kelompok Pemuda Jawa Timur yang kini berdomisili di DKI Jakarta, Sabtu (9/1/2021).

Relawan Pasutri mendukung Risma yang kini menjabat Menteri Sosial untuk maju dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta dalam Pilkada tahun 2022 mendatang.

Hari pertama berdinas sebagai Menteri Sosial, Tri Rismahirini alias Risma menemui seorang pemulung di kawasan aliran Sungai Ciliwung, belakang kantor Kementerian Sosial.
Hari pertama berdinas sebagai Menteri Sosial, Tri Rismahirini alias Risma menemui seorang pemulung di kawasan aliran Sungai Ciliwung, belakang kantor Kementerian Sosial. (TRIBUNNEWS.com/TAUFIK ISMAIL)

"Dengan ini kami mendeklarasikan diri sebagai relawan Ibu Tri Rismaharini untuk menjadi calon Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2022 mendatang," ucap Ketua Relawan Pasutri Khoirul Amin.

Dilansir dari Tribun Jakarta, Relawan Pasutri awalnya hanya sebuah komunitas arek-arek Pemuda Jawa Timur yang memiliki semangat perubahan untuk Jakarta lebih maju dan lebih baik.

Hadirnya Risma ke Ibu Kota sebagai Menteri Sosial dinilai Relawan Pasutri bukan sekadar kebetulan, melainkan sebuah kehendak dari Tuhan.

"Hadirnya Ibu Risma ke Jakarta kami yakini bukan semata-mata karena faktor kebetulan. Tapi memang ini sudah takdir dan kehendak Tuhan untuk membawa ibu Risma hadir ke Jakarta," kata Amin.

"Kami berharap ibu Risma tidak menolak takdir yang telah digariskan oleh Tuhan," sambung dia.

Relawan Pasutri yakin bahwa sosok Risma telah ditakdirkan menjadi calon gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2022 mendatang.

Baca juga: Blusukan Mensos Risma Disorot Publik, Ini Komentar Menohok Rocky Gerung hingga Fadli Zon

"Jakarta tidak butuh orang yang pandai bicara dan beretorika saja, tapi Jakarta butuh pemimpin yang mau kerja dan dekat dengan rakyatnya," ujar Amin.

Relawan Pasutri berharap sosok Risma dapat terus menyapa dan hadir di tengah-tengah kaum miskin kota dan juga rakyat miskin di seluruh Indonesia.

Hadir dan menyapa langsung rakyat miskin, kata Amin, adalah satu cara pemimpin mengetahui secara langsung keluhan rakyat miskin yang dipimpinnya.

"Jangan hiraukan suara sumbang orang-orang yang dengki dan iri hati atas kedekatan ibu Risma dengan rakyat. Teruslah sapa rakyat mu, kami akan selalu mendukung dan siap berada di belakang ibu Risma untuk Jakarta lebih baik," kata Amin.

Risma Jadi Perbincangan Publik karena Blusukan
Seperti diketahui, sejak Risma dilantik menjadi Menteri Sosial, namanya menjadi perbincangan publik.

Pasalnya mantan Wali Kota Surabaya tersebut, kerap melakukan blusukan di beberapa wilayah Jakarta untuk membantu pada tunawisma atau gelandangan.

Aksi blusukan itu menuai pro kontra.

Ada yang menyebutnya sebagai settingan dan sebaliknya banyak yang memberikan pujian karena langsung turun ke lapangan usai pelantikan.

Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio berpendapat, Menteri Sosial Tri Rismaharini bisa jadi mengincar kursi Gubernur DKI Jakarta dengan sering melakukan blusukan di wilayah Ibu Kota.

"Arahnya ke Pilgub (DKI)," kata Hendri Satrio saat dihubungi Kompas.com, Rabu (6/1/2021).

Hendri menilai wajar apabila sejumlah pihak mengaitkan langkah Risma itu dengan politik pencitraan dan mencari panggung.

Baca juga: Aksi Blusukan Risma di Jakarta Jadi Sorotan Aktivis Mahasiswa Serambi, Sebut Tak Efektif

Oleh karena itu, menurut dia, Risma harus menjawab berbagai tuduhan tersebut dengan melakukan blusukan ke daerah lainnya.

"Untuk menetralisasi isu, sebaiknya Risma blusukan saat bansos sudah dikirimkan. Enggak harus di Jakarta juga. Silakan ke Jawa Timur, cari tuh daerah yang masih merah, atau di Jawa Barat. Blusukan ke sana untuk hindari polemik dan fitnah," kata Hendri.

Namun, ia juga menilai, Risma tidak perlu terlalu sering melakukan blusukan.

Menurut dia, mantan Wali Kota Surabaya itu harusnya fokus pada tugas pokok sebagai Mensos.

Misalnya dengan membereskan sistem bantuan sosial untuk penanggulangan Covid-19 yang dikorupsi oleh Mensos sebelumnya, Juliari Batubara, rekan separtai Risma di PDI-P.

"Sebagai Mensos tugasnya dia berat. Dia harus kembalikan citra tiga lembaga. Presiden, Kemensos, dan PDI-P yang kemarin kadernya korupsi," kata Hendri.

"Blusukan boleh enggak? Boleh saja, silakan saja, apalagi kantor Bu Risma kan adanya di Jakarta. Tapi jangan jadi fokus utama untuk mengerjakan itu," tambah pendiri lembaga survei Kedai Kopi ini.

Komentar menohok juga datang dari pengamat politik yang juga dikenal sebagai akademisi filsafat, Rocky Gerung.

Rocky Gerung bahkan memberi pesan kepada Risma agar berhati-hati dan seharusnya berada di kantor kementerian.

Komentar menohok itu diungkapkan melalui kanal YouTube-nya, Rocky Gerung Official, Rabu (6/1/2021).

"Hati-hati Bu Risma, harusnya tinggal di kantor," ujar Rocky. 

Menurut Rocky, Risma memastikan tidak ada oknum pejabat untuk korupsi dana bantuan sosial (bansos).

"Pastikan bahwa enggak ada 'pengemis' bansos yang berpura-pura untuk jadi volunteer, lalu korupsi uang bansos."

"Bersihkan gorong-gorong di kantor, Bu Risma, lalu kasih sinyal pada partai PDIP (partai Bu Risma) supaya jangan jebloskan dia lagi untuk peluang korupsi," lanjutnya.

Sebelumnya, menurut Rocky, tidak ada pengemis yang berada di daerah kawasan Jakarta tepatnya Jalan Sudirman-Thamrin.

"Enggak ada pengemis di Jalan Thamrin, semua orang Jakarta ngerti itu, pengemis itu pasti adanya di malam hari di perempatan strategis," tutur Rocky.

Dosen filsafat ini mengatakan daerah itu tidak mungkin ada pengemis.

"Itu dinas sosial tau persis itu, karena itu daerah karpet merat, untuk diplomatic society, dari segi logika aja enggak mungkin terjadi," kata Rocky.

Rocky mengatakan anggapan pencitraan pada blusukan yang dilakukan Risma ini adalah konsekuensi.

"Karena enggak mungkin, maka orang menganggap Risma sekarang punya pasukan pencitraan, jadi itu konsekuensi dugaan orang," lanjutnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Relawan Pasukan Tri Rismaharini Sebut Mensos Risma Ditakdirkan Maju Pemilihan Gubernur DKI Jakarta dan di Tribunnews.com dengan judul Soroti Risma Lakukan Blusukan, Ini Komentar Rocky Gerung

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved