Populer di Tribun Bali
POPULER BALI: Derai Air Mata Keluarga Pramugari Sriwijaya Air di Bali | Hari Ini PPKM Dimulai
Tiga berita Bali populer di Tribun Bali: Derai Air Mata Keluarga Pramugari Sriwijaya Air di Bali | PPKM Mulai Hari Ini
TRIBUN-BALI.COM - Inilah berita Bali populer di Tribun Bali, Senin (11/1/2021).
Tiga berita Bali populer ini barangkali belum sempat Anda baca sehingga terlewatkan.
Mulai dari derai air mata keluarga pramugari Sriwijaya Air di Bali; 5 daerah di Bali mulai terapkan PPKM hari ini; hingga sekolah di Bangli kembali dilakukan online setelah sempat gelar pembelajaran atap muka.
Berikut rangkumannya:
1. Derai Air Mata Keluarga Pramugari Sriwijaya Air di Bali

Derai air mata tak kuasa ditahan anggota keluarga dan kerabat pramugari Sriwijaya Air SJ 182, Mia Trestyani Wadu (23), saat digelar ibadah doa penguatan, Minggu (10/1/2021) sore.
Ibadah ini digelar untuk mendoakan Mia yang termasuk salah satu pramugari pesawat Sriwijaya Air yang terjatuh di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Sabtu (9/1/2021).
Ibadah digelar di kediaman Mia di Jalan Tukad Gangga, Gang Tirta Gangga, Renon, Denpasar, Bali.
Pantauan Tribun Bali di lokasi, tampak sejumlah kerabat dan rekan Mia berdatangan sejak sekitar pukul 16.30 Wita.
Kedua orangtua Mia tampak sangat terpukul atas berita duka musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air.
Keluarga berharap proses evakuasi dapat berlangsung lancar dan segera ada kepastian terhadap nasib para penumpang dan awak pesawat nahas itu.
Baca juga: Pramugari Sriwijaya Air Itu Pernah Sekolah di SMAN 6 Denpasar, Aktif di OSIS dan Kerap Ikut Lomba
Meski sangat terpukul, ayah Mia, Zet Wadu (63), berusaha tegas ikhlas apapun kondisi mengenai putrinya yang ia kenal sebagai pribadi yang baik, penurut dengan orangtua, dan rajin beribadah itu.
"Saya ikhlas dan menerima apapun kondisi Mia. Baik dalam keadaan hidup atau tidak bernyawa. Ini kehendak Tuhan," ujar Zet Wadu di kediamannya, kemarin.
Pesawat Sriwijaya Air SJ182 dengan rute Jakarta Pontianak, yang take off pada Sabtu (9/1/2021) pukul 14.36 WIB dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, jatuh dan meledak di kawasan Kepulauan Seribu.
Peristiwa nahas itu terjadi hanya beberapa menit setelah take off.
“Kami berharap supaya proses evakuasi lebih cepat, supaya semua dapat info yang pasti. Kami pun siap jika dibutuhkan untuk proses identifikasi,” kata Zet Wadu, yang duduk termenung di kursi kayu.
Sementara itu, sang ibu, Ni Luh Sudarni (61), masih berharap ada mukjizat dari Tuhan terhadap nasib putrinya yang bertugas sebagai pramugari dalam penerbangan itu.
"Saya masih berharap mukjizat," ucapnya sesunggukan.
Sudarni mengaku tidak ada firasat sebelum musibah ini.
Terakhir ia masih mendapatkan pesan chatting dari Mia saat berpamitan hendak berangkat tugas, hanya saja yang aneh biasanya Mia berpamitan dengan cara menelepon.
"Saya tidak memiliki firasat apapun, hanya saja tumben kemarin dia tidak menelepon sebelum terbang, biasanya dia menelepon," tuturnya.
Di mata Sudarni, Mia merupakan sosok putri yang sangat baik.
Terakhir, Mia pulang ke Denpasar pada September 2020 lalu.
"Dia anaknya terlalu baik, kalau ada temannya dari sini sedang mencari kerja di Jakarta, dia tampung di kosnya sampai temannya tersebut bisa mencari kos sendiri, bisa dapat gaji," tuturnya.
2. Hari Ini 5 Daerah di Bali Mulai Terapkan PPKM

Mulai hari ini, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai berlaku di Pulau Jawa dan Bali.
Untuk Bali, lima daerah akan memberlakukan PPKM ini untuk mengurangi penyebaran Covid-19.
PPKM yang berlangsung 11-25 Januari 2021 ini berlaku di wilayah Sarbagitaku, yaitu Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar, Tabanan, dan Klungkung.
Untuk Kota Denpasar, tak ada penutupan tempat wisata selama PPKM. Hanya jumlah pengunjung yang dibatasi.
“Sama dengan saat pelaksanaan PKM dulu, jumlah pengunjung dibatasi 50 persen,” kata Kadis Pariwisata Kota Denpasar, Dezire Mulyani, Minggu (10/1/2021).
Dezire tak memungkiri PPKM dipastikan akan berdampak pada jumlah kunjungan wisatawan ke Denpasar yang menurun.
Walaupun demikian, ia menganggap hal ini adalah langkah untuk meningkatkan kunjungan ke depan jika kasus positif Covid-19 bisa menurun.
“Ya pasti berdampak pada penurunan kunjungan, namun saya pikir seperti orang mau meloncat. Mau loncat mundur sedikit, setelah itu meloncat. Setelah 2 minggu ini kami berharap kasus menurun dan tidak ada penularan lebih luas,” kata Dezire.
Baca juga: Ada yang Sembunyi di Samping Truk, 8 Pelanggar Terjaring Hari Pertama PPKM di Denpasar
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, meminta masyarakat tidak resah dengan diberlakukannya PPKM.
“Jangan resah, yang penting bagaimana menerapkan protokol kesehatan yang diperketat,” kata Dewa Rai, Minggu (10/1/2021).
Ia menambahkan dalam PPKM ini tak ada pelarangan melakukan aktivitas bagi masyarakat.
Hal ini berbeda dengan PSBB yang sama sekali tidak mengizinkan kegiatan masyarakat.
Adapun yang dibatasi yakni proses pembelajaran siswa yang masih lewat daring atau di rumah.
Kemudian perkantoran maksimal karyawan bekerja di kantor itu sampai 50 persen, baik itu karyawan ASN maupun swasta.
Dan pembatasan jam operasional tempat-tempat usaha seperti cafe, mall, swalayan maupun warung hanya sampai pukul 21.00 Wita.
“Keputusan ini berdasarkan hasil rapat pertemuan antara Gubernur, Walikota serta Bupati yang wilayahnya masuk ke dalam PPKM pada Jumat (8/1) lalu. Sebelumnya hanya dua wilayah yakni Kota Denpasar dan Badung, sekarang diperluas sampai Gianyar, Tabanan dan Klungkung,” kata Dewa Rai.
Terpisah, Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng mengimbau masyarakatnya untuk membatasi kunjungan ke daerah yang menerapkan PPKM selama dua minggu ke depan.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng, juga sebagai Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ditemui Minggu (10/1/2021) mengatakan, PPKM ini dilakukan karena kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di lima daerah tersebut cukup tinggi.
"Ya saya imbau masyarakat kita untuk membatasi kunjungan ke daerah PPKM. Klaster keluarga banyak. Semua harus berhati-hati. Kalau tidak penting sekali, lebih baik jangan dulu ke sana. Jangan gara-gara ada vaksin, jangan sampai lengah dan lupa akan bahaya covid-19 ini," katanya.
Apabila ada masyarakat yang harus pergi ke daerah PPKM karena bersifat urgen, pejabat asal Desa Banyuatis ini meminta agar yang bersangkutan disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan 3M.
Yakni menggunakan masker, rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menjaga jarak.
"Ingat 3M nya. Kalau sudah melakukan perjalan ke Denpasar dan Badung, saya imbau harus melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat. Nanti akan kami evaluasi juga yang di daerah kita. Kerumunan masih banyak terjadi, dan banyak yang tidak pakai masker. Ini akan diperketat lagi," ucapnya.
3. Sempat Gelar Tatap Muka, Pembelajaran di Bangli Kembali Online

Meningkatnya kasus positif Covid di Bangli pada awal tahun 2021, membuat Satgas Covid- 19 Bangli kembali melakukan pengetatan kegiatan.
Pembelajaran tatap muka (PTM) yang sudah berjalan sepekan kemarin, dihentikan.
Dikembalikan ke pembelajaran online (daring).
Untuk diketahui, Bangli merupakan satu-satunya kabupaten di Bali yang menggelar PTM dimulai 4 Januari 2021 lalu.
PTM dilaksanakan pada jenjang pendidikan SD dan SMP, dengan menerapkan pola shift ganjil-genap, sebagai upaya pembatasan siswa di dalam kelas.
Proses pembelajaran pun dibatasi, yakni selama tiga jam pelajaran atau selama 1 jam 30 menit.
Kepala Disdikpora Bangli, I Nengah Sukarta menjelaskan, alasan pihaknya mengembalikan PBM (proses belajar mengajar) ke pola daring lantaran tidak ingin terjadi klaster sekolah.
Hal ini dikarenakan perkembangan kasus Covid- 19 di Bangli dalam beberapa hari terakhir mengalami peningkatan, yang kebanyakan merupakan klaster keluarga.
Sukarta mengaku belum tahu apa yang menyebabkan maraknya klaster keluarga ini.
Ia menegaskan, selama sepekan pelaksanaan PTM tidak memunculkan klaster, karena benar-benar menerapkan protokol kesehatan.
Tentang siswa yang terkonfirmasi positif Covid di wilayah Desa Selulung, Kintamani, diakui Sukarta, yang bersangkutan belum sempat mengikuti PTM.
"Yang di Selulung itu kan siswa pindahan dari Sulawesi di salah satu SMP wilayah Kintamani. Dia belum sempat masuk sekolah pada hari Senin (4/1) lalu," ucapnya, Minggu (10/1/2021).
Tak hanya di Desa Selulung, Kintamani. Temuan klaster keluarga juga terjadi di beberapa wilayah lain.
Seperti di lingkungan sekitar SMPN 1 Kintamani.
Sukarta mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengecekan terhadap keluarga yang bersangkutan, namun tidak ditemukan adanya siswa.
Kendati demikain, pelaksanaan PTM di sekolah tersebut akhirnya ditutup.
Begitupun di wilayah Kelurahan Kawan, Bangli dan Desa Jehem, Tambuku.
Kendati ditemukan klaster keluarga, namun tidak ditemukan adanya anggota keluarga yang merupakan pelajar.
Sementara di wilayah Kelurahan Cempaga Bangli ditemukan klaster keluarga dan seorang pelajar. Namun Sukarta menegaskan, dari hasil swab dinyatakan negatif.
"Termasuk di Susut juga ditemukan klaster keluarga, tepatnya di lingkungan SMP 1 Susut. Itu ada anak yang juga terkonfirmasi positif, namun belum pernah masuk sekolah. Walau demikian, sekolah tersebut sudah kembali ke daring sejak Hari Jumat," jelasnya.
Banyaknya temuan klaster keluarga inilah yang menjadi dasar pertimbangan Sukarta untuk sementara menghentikan PTM.
Sedangkan pertimbangan kedua, lanjut Sukarta, dikarenakan pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di Bali mulai tanggal 11 Januari hingga 21 Januari.
Sukarta menyebut, banyak guru-guru di Bangli yang berasal dari wilayah Denpasar dan Badung.
"Karena di sana ada pemberlakuan PSBB, maka lebih baik kami ikut serta mendukung pelaksanaannya. Sehingga dampak dari pencegahan ini untuk di Bali cepat terselesaikan. Dengan demikian kebijakan pembelajaran tatap muka diberhentikan sementara mulai tanggal 11 Januari 2021 dan proses pembelajaran di semua sekolah kembali ke daring," ujarnya. (*)