WHO Bocorkan Akan Ada Vaksin Covid-19 Yang Tidak Perlu Disuntikkan ke Tubuh

Badan kesehatan dunia WHO atau World Health Oraganization menyebut akan ada vaksin Covid-19 dengan teknologi baru.

Editor: Eviera Paramita Sandi
Zhang Yuwei / XINHUA / Xinhua via AFP
Seorang staf menampilkan sampel vaksin Covid-19 yang tidak aktif di pabrik produksi vaksin China National Pharmaceutical Group Co., Ltd. (Sinopharm) di Beijing, ibukota China, 10 April 2020. 

"Mungkin bisa diberikan asal merk vaksinnya berbeda. Tempat untuk melakukan vaksin juga berbeda. Bisa dilakukan," kata Jokowi.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin akan melibatkan rumah sakit swasta dalam proses vaksinasi Covid-19.

Ia mengatakan, hal itu sebagai upaya untuk mencapai target Presiden Jokowi yang meminta vaksinasi rampung dalam 12 bulan.

"Kami sudah ajukan yang sudah diputuskan kami akan bekerja sama dengan Rumah Sakit Swasta, mana kita punya sekitar 10 ribu Puskesmas, kalau Rumah Sakit TNI Polri sama pemerintah itu mungkin 500-an, kalau ditambah dengan Rumah Sakit Swasta akan menjadi 3 ribuan yang akan kita pakai sebagai outlet-outle untuk vaksinasi," ujar Budi.

Selain itu, untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi di daerah-daerah yang kurang memadai fasilitas kesehatan, pihaknya berencana melakukan vaksinasi Covid-19 massal.

"Untuk beberapa daerah yang kita lihat masih terlampau panjang program vaksinasi yang kita akan melakukan intervensi program vaksinasi massal mungkin kita datang ke Stadion, kita datang ke sekolah, gedung pertemuan untuk melakukan injeksi vaksinasi massal ke beberapa daerah-daerah," jelas mantan wakil menteri BUMN ini.
Ia mengakui, pihaknya membuka berbagai kemungkinan bersama pihak mana pun untuk merampungkan vaksinasi ini.

"Vaksinasi ini secepatnya-cepatnya, sebanyak-banyaknya, semurah-murahnya anggaran negara. Any program masuk ke sana kita, okay.

Tapi ada catatan jangan sampai seperti yang terjadi di negara kaya, golongan kaya, dapat vaksin duluan dibandingkan dengan orang yang tidak mampu.

Sekali lagi ini sifatnya sangat sosialis ini bukan yang sesuatu yang sangat individualis," kata Menkes.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan wacana vaksin mandiri memang sangat diperlukan, hanya saja prosesnya masih butuh persetujuan DPR dan Kementerian Kesehatan.

Menurutnya, opsi vaksin berbayar ini bukan sebagai prioritas tapi perlu disediakan asalkan berbeda merek dengan yang disediakan pemerintah.

"Vaksin mandiri kenapa juga diperlukan. Karena itu kita membuka pembicaraan secara langsung tentu tupoksinya ini di Kemenkes. Kita hanya ditugasi," kata Erick.

Erick menyampaikan ada beberapa catatan terkait wacana vaksin mandiri.

"Vaksin mandiri harus berbeda jenis supaya tidak tercampur (dengan yang gratis). Yang kedua kita tetap mengutamakan vaksin gratis jadi masih harus berjalan 1-2 bulan terdepan dan vaksin mandiri setelah itu," ujar Erick.

Menurutnya, jika vaksin mandiri ini nantinya berjalan harus memiliki keputusan payung hukum yang jelas.

Halaman
1234
Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved