PON Papua 2021
Jelang PON Papua, KONI Bali Laporkan Kesiapan Tim dan Anggaran ke Dewan
Komite Nasional Olahraga Indonesia (KONI) Bali mendatangi Gedung DPRD Bali, Kamis 28 Januari 2021.
Penulis: Ragil Armando | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Menjelang pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-20 yang akan diselenggarakan di Papua berbagai persiapan dilakukan Bali sebagai salah satu provinsi ke pesta olahraga nasional tersebut.
Untuk itu, Komite Nasional Olahraga Indonesia (KONI) Bali mendatangi Gedung DPRD Bali, Kamis 28 Januari 2021.
Kedatangan pengurus induk olahraga di Bali ini sebagai bagian dari koordinasi dengan legislatif terkait anggaran dan kesiapan Bali untuk mengikuti PON Papua.
Rapat koordinasi itu sendiri dipimpin langsung oleh Anggota Komisi IV DPRD Bali Wayan Rawan Atmaja dan dihadiri oleh Ketua KONI Bali Ketut Suwandi, Sekretaris Umum (Sekum) KONI Bali I Gusti Ngurah Oka Darmawan beserta jajaran.
• KONI Bali Putuskan Porprov 2021 Batal Digelar, Ini Kepastian Penjadwalan Ulang
Dalam rapat tersebut KONI Bali sejatinya telah mendapat alokasi dana sebesar Rp 39 Miliar guna menghadapi PON di Papua.
Diketahui, dari jumlah tersebut, sebesar Rp 33 Miliar digunakan untuk segala kebutuhan PON.
Mulai dari penyiapan dan penyediaan peralatan, akomodasi atlet dan pelatih, transportasi, serta uang saku.
Sementara Rp 6 Milyar akan digunakan sebanyak Rp 2,6 Miliar untuk operasional KONI Bali.
Dan sisanya digunakan untuk pembinaan di 47 cabor.
“Itu kami alokasikan dananya Rp 33 Miliar untuk persiapan, mereka berangkat, sampai mereka pulang,” terang Ketua KONI Bali Ketut Suwandi.
Mengenai atlet dan pelatih, KONI Bali setidaknya mengirimkan sebanyak 251 atlet serta 66 pelatih.
Rinciannya, setiap atlet akan mendapat jatah sebesar Rp 95-96 juta.
Dirinya juga menyebut alokasi anggaran tersebut belum termasuk soal bonus yang akan diberikan kepada atlet yang mendapatkan medali.
Menurut dia, alokasi anggaran terhadap kesiapan atlet di Bali masih tergolong kecil dibandingkan daerah lainnya.
• KONI Bali Tunggu Keputusan Resmi Presiden terkait Penundaan PON XX/2020 Papua Akibat Corona
Meskipun demikian, pihaknya akan tetap siap bekerja demi nama Bali dan memberikan prestasi di kancah Nasional.
“Jika dibandingkan daerah lain seperti Jawa Barat itu sudah diatas Rp 200 Juta untuk tahun 2016 per atlet. Apalagi sekarang di Papua, dengan kondisi geografisnya, transportasi sekian kali lipat kalau di Bandung,” akunya.
Selain itu, pihaknya juga berharap agar pemerintah baik di eksekutif dan legislatif memberikan perhatiannya kepada para atlet terlebih di tengah pandemi dalam melakukan persiapan maupun latihan.
“Pada tahun 2021 ini kami ingin menjelaskan bahwa kegiatan kami major item itu adalah kami bertanggung jawab atas suksesnya Bali dalam PON 2021 nanti di Papua. Selain itu juga pembinaan,” kata
Ia menjelaskan bahwa sejak adanya Pandemi Covid-19, banyak kegiatan yang berubah. Baik itu dari jadwal ataupun metode pelatihan atlet maupun pembinaan setiap cabor (cabang olahraga).
Kali ini, pelatihan lebih ditekankan melalui virtual.
“Kita tetap melakukan latihan fisik di rumah, dengan catatan dengan monev (monitoring dan evaluasi) aplikasi tersendiri,” akunya.
Pihaknya juga berharap agar kedepannya pemerintah bisa memberikan perhatian lebih kepada para cabor dan atlet.
Dengan hadirnya pemerintah, tentunya akan sangat berarti dan memberikan semangat serta motivasi dalam meningkatkan prestasi maupun pembinaan.
“Silahkan pemerintah memberikan penilaian dan evaluasi, apapun. Kami sudah berjanji sejak awal, akan bekerja untuk itu. Tapi harapan kami, untuk berjalan dengan baik, perlu ada dukungan dari pemerintah,” harapnya.
Sementara itu, Anggota Komisi IV DPRD Bali Wayan Rawan Atmaja menyatakan, pihaknya siap mengawal apa yang menjadi aspirasi dan masukan dari KONI Bali.
“Kami siap (mengawal) sesuai dengan peruntukannya yang diusulkan. Termasuk dengan atlet yang pensiun dan pernah mengangkat nama Bali,” jelasnya.
Pihaknya juga menyadari jika anggaran pembinaan masih tergolong sangat kecil.
Begitu juga dengan intensif para atlet. Disebutkan, insentif atlet sebelumnya sebesar Rp. 1,2 juta selama tiga bulan.
Kemudian, dengan adanya tambahan anggaran sebesar Rp. 2,5 Milyar, insentif dinaikkan naik menjadi Rp. 1,9 juta per atlet.
“Kalau bisa ditambah, diperjuangkan. Diberikan contoh, di jawa untuk penghargaan diberikan insentif kan cukup tinggi. Mudah-mudahan dengan situasi dan kondisi seperti ini, kita bisa tetap mempertahankan agar atlet itu tidak kendor. Bukan karena uangnya, tapi pembinaan dan perhatian dari pemerintah ada,” pungkasnya. (*)