Berita Bali
Kadiskes Bali Sebut Tidak Ada Korelasi Antara Musim Hujan Dengan Peningkatan Kasus Covid-19 di Bali
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya, mengatakan musim hujan ternyata tidak berpengaruh terhadap peningkatan kasus Covid-19
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan Wartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Memasuki musim hujan tentu saja akan menimbulkan dampak pada kondisi kesehatan.
Biasanya tubuh akan mudah sakit pada musim hujan dikarenakan perubahan cuaca tersebut.
Ketika ditemui di Rumah Sakit Bali Mandara, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya, mengatakan musim hujan ternyata tidak berpengaruh atau tidak ada korelasinya terhadap peningkatan kasus Covid-19 di Bali.
Jika dilihat pada perkembangan kasus sejak tahun lalu, ternyata musim hujan bukan merupakan penyebab utama meningkatnya kasus Covid-19.
• Suka Duka Sopir Ambulans di RSUP Sanglah Denpasar, Mengantar Pasien Covid-19 Wajib Pakai APD Level 3
• Update Covid-19 di Bangli Bali 7 Februari 2021, Positif 39 Kasus
• Desa Bakas Klungkung Berbenah di Masa Pandemi Covid-19, Siapkan Rencana Bisnis
"Namun, yang paling utama mengakibatkan peningkatan kasus ini adalah masih pada kasus kerumunan. Yang mana di Bali masih banyak kegiatan yang menimbulkan kerumunan orang," katanya, Senin 8 Februari 2021.
Tak hanya itu, kata dr. Suarjaya, masih banyak masyarakat yang abai dengan protokol kesehatan (prokes).
Yang jelas peningkatan kasus masih diakibatkan terkait protokol kesehatan.
"Saya rasa musim hujan ini tidak berpengaruh terhadap peningkatan kasus. Yang paling berpengaruh, memang terkait dengan kerumunan. Yang jelas terkait protokol kesehatan. Karena selama ini, banyak kegiatan yang menimbulkan kerumunan," tutupnya.
Update Covid-19 di Bangli Bali 7 Februari 2021, Positif 39 Kasus
Penyebaran virus Corona di Kabupaten Bangli belum menunjukkan tanda penurunan.
Pasalnya hingga Minggu 7 Februari 2021, jumlah penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Bangli, Bali, masih tergolong tinggi dengan 39 kasus.
Berdasarkan udpate data, jumlah penambahan kasus terbanyak berasal dari Kelurahan Kawan dengan 20 kasus.
Beberapa daerah dengan penambahan tertinggi yakni Kelurahan Bebalang dengan tujuh kasus, dan Kelurahan Kubu dengan lima kasus.
Sedangkan di Kecamatan Susut, mengalami penambahan sebanyak 10 kasus.
Di mana enam kasus diantaranya berasal dari Desa Abuan.
"Kecamatan Tembuku bertambah lima kasus, dan Kecamatan Kintamani bertambah sebanyak empat kasus positif," ucap Humas Gugus Tugas Percepatan Penaggulangan (GTPP) Covid-19 Bangli, I Wayan Dirgayusa, Senin 8 Februari 2021.
Dari penambahan kasus tersebut, Dirgayusa mengatakan, total kasus positif di Kabupaten Bangli saat ini sebanyak 1.459 kasus.
Di mana 209 orang masih menjalani perawatan. Jumlah pasien yang menjalani perawatan ini paling banyak berasal dari Kecamatan Bangli dengan 104 orang.
"Lainnya untuk di Kecamatan Susut tercatat 49 orang dirawat, Kecamatan Tembuku 17 orang, dan Kecamatan Kintamani 39 orang," sebutnya.
Sementara jumlah angka kesembuhan, mantan Camat Kintamani itu mengatakan jumlahnya sebanyak 1.202 orang.
Jumlah ini mengalami penambahan sebanyak 30 orang.
Diantaranya 18 orang asal Kecamatan Bangli, lima orang asal Kecamatan Susut, enam orang asal Kecataman Tembuku, dan seorang asal Kecataman Kintamani.
"Sedangkan angka kematian masih tetap. Yakni 48 orang," tandasnya.
(Muhammad Fredey Mercury)