Bukan Erupsi Gunung Agung, Hujan Abu di Karangasem Berasal dari Gunung Raung, Ini Prediksi LAPAN
Hingga kini belum ada keluhan kesehatan yang dirasakan warga akibat abu vulkanik Gunung Raung.
TRIBUN-BALI.COM, KARANGASEM - Hujan abu terlihat turun di Karangasem Bali.
Sejumlah warga melaporkan ada semburan abu vulkanik Gunung Raung, terlihat menempel di sejumlah dedauan serta kendaraan warga di Karawangasem, Bali.
Semburan abu vulkanik ini baru disadari warga pada pagi hari saat hendak berangkat kerja.
Hingga kini belum ada keluhan kesehatan yang dirasakan warga akibat abu vulkanik Gunung Raung.
Sementara itu kepala pelaksana BPBD Karangasem menjelaskan ada beberapa wilayah desa yang terdampak abu vulkanik, seperti di Kecamatan Rendang, Selat, Bebandem, hingga ke Kota Karangasem.
• Abu Vulkanik Gunung Raung Menyebar Hingga Karangasem Bali, Ini Sejumlah Wilayah yang Terdampak
Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan petugas BPBD Karangasem terus memantau sejumlah wilayah untuk memastikan apakah ada dampak parah yang ditimbulkan abu vulkanik Gunung Raung.
Kepala pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Arimbawa mengatakan keadaan ini membuat beberapa desa terdampak hujan abu.
Namun ditegaskan olehnya bahwa hujan abu ini bukan akibat adanya erupsi Gunung Agung melainkan Gunung Raung.
"Saya tegaskan, hujan abu ini bukan dampak dari erupsi Gunung Agung tetapi karena erupsi dari Gunung Raung di wilayah Jawa Timur. Nah kenapa abu sampai ke wilayah Karangasem, itu karena sesuai dari arah angin dan ketinggian hembusan akibat letusan tersebut," ujarnya Rabu 10 Februari 2021.
Seperti diketahui, Gunung Raung kembali menyemburkan abu vulkanik sejak Sabtu 6 Februari 2021 malam sampai Minggu 7 Februari 2021 pagi.
Abu vulkanik gunung raung bahkan dilaporkan sampai ke wilayah Bali.
Berdasarkan pemantauan petugas, ketinggian abu vulkanik Gunung Raung di Banyuwangi, Jawa Timur, mencapai 1.000 meter.
Abu terbawa angin yang bertiup ke arah timur dan dilaporkan sampai ke wilayah Jembrana, Bali.
Erupsi Gunung Raung berdampak terhadap ditutupnya bandara internasional Banyuwangi sejak Minggu pagi.
Abu vulkanik menutupi hampir seluruh area bandara termasuk landasan pacu dan membahayakan penerbangan.
Sejumlah jadwal penerbangan dari dan menuju Banyuwangi ditunda.
Prediksi LAPAN
Keadaan ini sempat dikhawatirkan banyak orang akibat mengganggu aktivitas penerbangan.
Namun diprediksi abu vulkanik Gunung Raung diprediksi akan bersih akibat hujan dan pergerakan angin.
Hal ini disampaikan oleh Tim Analisis Kebencanaan Lingkungan dari Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (PSTA- LAPAN) dalam keterangan resminya.
"Curah hujan yang diprediksi terjadi di daerah Gunung Raung hingga ke timur sekitar Banyuwangi akan mampu membersihkan abu vulkanik dari atmosfer," tulis Tim Analisis Kebencanaan Lingkungan LAPAN.
Perlu diketahui, Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Geologi ( PVMBG), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) pada 21 Januari 2021 telah menaikkan tingkat aktivitas Gunung Raung, Jawa Timur dari Level 1 (Normal) ke Level II (Waspada).
Dalam pemantauan visual saat itu, dilaporkan gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut.
Embusan gas dari kawah puncak teramati dua kali yaitu pada tanggal 1 dan 20 Januari 2021, berwarna putih dengan intensitas sedang tinggi sekitar 100-200 meter dari puncak.
Ternyata, semburan gas dari kawah tersebut berlanjut pada semburan abu vulkanik yang dirasakan oleh aktivitas penerbangan di Bandara Banyuwangi, Minggu (7/2/2021).
Di mana Airnav Indonesia, saat itu menerbitkan notice to airmen (notam) per pukul 08.50 sampai 14.50 WIB, sehingga Executive General Manager PT Angkasa Pura II (Persero) KC Bandara Banyuwangi Cin Asmoro menyampaikan ada tiga pesawat komersial batal beroperasi.
Di antaranya adalah Garuda Indonesia dan Batik Air rute Banyuwangi (BWX) tujuan Jakarta (CGK), juga Citilink dari Denpasar menuju Banyuwangi, yang lanjut ke Surabaya harus ditutup sementara karena khawatir terdampak abu vulkanik.
Pantauan prediksi curah hujan dan angin Tim Analisis Kebencanaan Lingkungan LAPAN mengatakan berdasarkan pantauan aplikasi sadewa.sains. lapan.go.id, daerah sekitar Gunung Raung masih akan diguyur hujan pada tanggal 8 hingga 10 Februari 2021.
Hujan juga diprakirakan akan mulai turun sejak pukul 10.00 WIB sampai tengah malam dengan curah hujan berkisar 7-10 mm.
Ternyata tidak hanya curah hujan yang akan membantu membersihkan abu vulkanik dari Gunung Raung tersebut, tapi juga kondisi pergerakan angin akan ikut berpengaruh.
Berdasarkan hasil analisi tim LAPAN, pergerakan angin diketinggian 850 mb atau sekitar 1 kilometer dengan sumber yang sama terjadi pada 8-9 Februari 2021, mengarah dari arah barat laut menuju ke arah tenggara dengan kecepatan berkisar antara 3-9 meter per detik.
Pergerakan angin itu juga didominasi dengan pola angin background atau monsun Asia. Sehingga jika abu vulkanik kembali bersih, ini akan membantu aktivitas penerbangan kembali berjalan normal.
"Analisis dan interpretasi digunakan untuk mengetahui potensi bahaya abu vulkanik letusan gunung, juga mengantisipasi dampak bagi masyarakat dan dunia penerbangan," jelas tim analisis.
Kendati membantu aktivitas penerbangan bisa kembali berjalan normal, masyarakat tetap diminta untuk tetap waspada, karena diperkirakan abu vulkanik dari Gunung Raung justru bergerak ke arah Banyuwani dan Selat Bali.
Artikel ini telah dirangkum dari di Kompas TV dan Kompas.com dengan judul "LAPAN: Curah Hujan Bersihkan Abu Vulkanik Gunung Raung, Penerbangan Bisa Kembali Normal"