Berita Badung

Tiga Periode Pimpin Desa Penarungan Badung, Kerni Direstui Secara Niskala

Perbekel Wanita Pemenang Pilkel Serentak di Badung (2-Habis), Tiga Periode Pimpin Penarungan, Kerni Direstui Secara Niskala

istimewa
Ni Wayan Kerni Perbekel Desa Penarungan - Tiga Periode Pimpin Desa Penarungan Badung, Kerni Direstui Secara Niskala 

Saat itulah tercetus wacana dari warga menjadikan Kerni sebagai calon perbekel.

“Sebenarnya semua ini support dari almarhum suami saya. Beliau mengatakan, tidak semua harus bisnis, namun berpartisipasi dengan ngayah juga penting dilakukan. Suami saya mencontohkan kegiatan ngenteg linggih yang dilaksanakan, banyak warga yang membantu. Sehingga almarhum berkeinginan agar kita bisa juga membantu masyarakat,” tutur Kerni, terkait dukungan dari sang suami.

Bak gayung bersambut.

Beberapa tokoh masyarakat juga memberikan dukungan untuk menjadikan dirinya seorang perbekel.

Pasalnya di Desa Penarungan seorang perempuan juga diharapkan bisa menjadi seorang pemimpin.

“Waktu itu, lagi ramai isu kesetaraan gender. Sehingga saya meyakinkan diri untuk berani terjun ke dunia pemerintahan,” bebernya.

Namun secara pribadi, sebagai seorang pengusaha yang sukses, saat itu dirinya sempat merasa takut untuk terjun di tengah masyarakat.

Pasalnya sebagai perempuan ia jarang terlibat langsung dalam adat dan istiadat maupun paruman banjar yang secara formal.

“Saat itu tokoh masyarakat yang banyak memberi tahu saya, bagaimana caranya menghadapi anak muda, orang tua maupun masyarakat banyak. Termasuk saya diajarkan tutur bahasa untuk menjadi seorang pemimpin,” akunya.

Pada awalnya, sebelum dirinya menjadi kepala desa, Kenir bahkan sempat kepikiran agar tidak terpilih.

Lantaran belum siap untuk menjadi seorang perbekel.

Namun karena menolak secara batin, dirinya pun sempat mengalami mimpi bertemu dengan seorang pendeta yang terkenal di Bali.

“Saat itu saya mimpi, pendeta itu memegang bahu saya dan menyarankan untuk berjalan. Selang beberapa hari saya langsung menemui pendeta itu, dan saya ceritakan mimpi saya tersebut. Setelah saya cerita, pendeta itu langsung menanyakan ada pemilihan apa? Dan pendeta itu pun menyebutkan, bahwa dipilihnya saya sebagai calon perbekel sudah direstui secara niskala yakni dari leluhur saya,” tuturnya.

“Dari sana saya kembali percaya diri, namun saya diingatkan untuk tetap menanam karma baik kepada masyarakat. Semua itu saya jalani hingga saya akhirnya dipilih menjadi perbekel di Penarungan,” imbuhnya.

Sebagai seorang pebisnis, dirinya mengaku terus belajar terkait tugas pokok seorang perbekel.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved