Travel
6 Destinasi Wisata di Tejakula Buleleng Bali, Dari Desa Tua Julah Hingga Tenun Surya Indigo
Hampir di setiap sudut Pulau Bali menawarkan pesona keindahannya yang rasanya tak boleh terlewati. Termasuk menjelajahi Kecamatan Tejakula, Buleleng
TRIBUN-BALI.COM – Kecamatan Tejakula berada di Kabupaten Buleleng Bali atau bagian Utara Pulau Bali.
Hampir di setiap sudut Pulau Bali menawarkan pesona keindahannya yang rasanya tak boleh terlewati.
Termasuk menjelajahi Kecamatan Tejakula, Buleleng Bali.
Sebelum memulai perjalanan, kamu bisa ikuti panduan jalan-jalan di Kecamatan Tejakula dalam satu hari.
Kamu harus sewa motor guna mengantisipasi kemacetan dan perjalanan yang lancar, kamu bisa menyewa motor agar bisa berwisata di Tejakula lebih mudah.
Harga penyewaan motor di sana beragam tergantung dari jenis motor dan perlengkapan yang diberi. Harganya berada di kisaran Rp 60.000 – Rp 200.000, dan ada yang termasuk peminjaman helm atau jas hujan.
Baca juga: Rekomendasi 5 Restoran Tepi Pantai di Seminyak Bali Untuk Dinner Romantis Rayakan Valentine Day
Baca juga: Rekomendasi 5 Kafe Hits di Kintamani Bali, Pemandangan Gunung Batur Hingga Sajikan Kopi Kintamani
Nah, berikut Rekomendasi 7 Destinasi Wisata di Tejakula, Buleleng, Bali yang dilansir dari Kompas.com.
1. Nikmati udara pagi hari di Rumah Pohon

Desa Penuktukan Tejakula memiliki pemandangan alam yang indah.
Panoramanya yang memukau dapat dilihat dari rumah pohon yang ada di Desa Penuktukan.
Gardu pandang tersebut terdiri dari beberapa rumah pohon yang saling terhubung dengan jembatan kayu kecil.
Hampir setiap sudut di gardu pandang tersebut menawarkan pemandangan yang indah.
Mulai dari perkebunan miliki warga setempat, hingga pepohonan rindang yang memenuhi perbukitan.
Rumah pohon di Desa Penuktukan dapat dikatakan sebagai primadona desa tersebut.
Kamu bisa memanfaatkan atraksi wisata yang masih belum diketahui banyak orang untuk menikmati keheningan di sana.
2. Lihat tempat wisata tersembunyi Air Terjun Yeh Mampeh
Setelah menikmati udara pagi hari khas Tejakula di Desa Penuktukan, kamu bisa langsung menuju Air Terjun Yeh Mampeh, juga dikenal dengan Air Terjun Les, di Desa Les.
Dari Desa Penuktukan ke Desa Les jarak tempuhnya hanya 5,3 km menggunakan motor, atau sekitar 15 menit.
Air terjun setinggi sekitar 30 meter tersebut menawarkan pemandangan yang unik. Pasalnya, aliran air tidak akan langsung mencapai kolam.
Namun, air akan terlihat seperti terbang di udara terlebih dahulu.
Baca juga: Rekomendasi 6 Agrowisata di Bali, Liburan Sambil Belajar Seputar Pertanian, Perkebunan & Peternakan
Hal ini membuatnya dinamakan 'Yeh Mampeh' atau 'air terjun terbang'.
Area air terjun dikelilingi oleh pepohonan rindang.
Kamu tidak perlu khawatir terkena terik matahari saat bermain air atau berenang di kolam air terjun.
3. Lihat budaya dan tradisi warga Desa Sembiran
Desa Sembiran merupakan desa adat tertua di Kecamatan Tejakula.
Desa yang dikelilingi oleh pepohonan ini memiliki perumahan yang terlihat seperti saling tersusun menjulang ke atas.
Hal ini lantaran masyarakat setempat membangun rumah mengikuti kontur tanah yang agak menanjak.
Jarak dari Air Terjun Yeh Mampeh menuju Desa Sembiran menggunakan motor kurang lebih 16 km.
Baca juga: Rekomendasi 7 Tempat Makan Burger Terbaik di Bali
Setibanya di Desa Sembiran, wisatawan bisa menikmati wisata sejarah dengan melihat warganya yang masih menjaga tradisi yang berusia ribuan tahun.
Bangunan-bangunan tua pun masih berdiri hingga kini di desa yang sudah ada sejak zaman Megalitikum.
Jika ingin melihat beberapa perabotan kuno, kamu bisa berkunjung ke Rumah Tua.
Usai mengelilingi Desa Sembiran dan bercengkrama dengan masyarakat setempat, kamu bisa istirahat sejenak di rumah makan yang ada sembari menikmati kuliner khas Buleleng.
Makan siang di Warung Ming Ming Apabila masih merasa lapar, kamu bisa singgah sebentar di Warung Ming Ming.
Lokasinya di Jalan Raya Tejakula dan berjarak sekitar 9,1 km dari Desa Sembiran.
Restoran tersebut menawarkan berbagai pilihan makanan seperti ikan asam manis, nasi goreng, dan udang goreng lalapan.
Harga menu dibanderol mulai dari Rp 10.000.
4. Wisata budaya di Desa Tua Julah

Setelah menikmati santapan lezat, kamu bisa melanjutkan perjalanan ke Desa Tua Julah yang berjarak sekitar 11 km dari Warung Ming Ming.
Baca juga: Rekomendasi 7 Tempat Sarapan Untuk Wisatawan Yang Berlibur di Bali, Enak dan Harga Terjangkau
Desa Tua Julah merupakan salah satu desa Bali Mula yang masih mempertahankan tradisi dan kebudayaan yang sudah melekat sejak dulu kala.
Sembari menikmati alam sekitar yang masih asri, kamu bisa melihat bagaimana di desa tersebut tidak ada soroh atau pembagian golongan.
Sistem pemerintahan di desa yang sudah ada sejak 923 M ini juga terbilang cukup unik karena mereka menganut sistem Hulu Apad.
Jika ingin melihat keunikan lain dari tradisi dan kebudayaan Bali Mula di Desa Tua Julah, jangan lupa untuk berinteraksi dan berbaur dengan masyarakat setempat.
5. Belajar menenun di Surya Indigo
Usai berkunjung ke desa adat, tempat wisata selanjutnya yang bisa disambangi adalah Surya Indigo di Banjar Kubuanyar, Desa Pacung.
Dari Desa Tua Julah, kamu hanya perlu menempuh jarak sekitar 6,3 km atau sekitar 17 menit menggunakan motor.
Surya Indigo merupakan tempat menenun yang sudah ada sejak 2000.
Selain menjual kain tenun indah yang diproduksi secara tradisional, tempat tersebut juga menawarkan kegiatan wisata.
Tidak hanya melihat proses menenun kain Bali secara tradisional, kamu juga bisa mempelajari seputar teknik dan kain tenun, bahkan coba belajar menenun.
Kamu juga bisa belajar membatik.
Baca juga: 6 Rekomendasi Resor Mewah di Tepi Sungai Ayung Bali, Rileks Dengan Nyanyian Alam
6. Nikmati sore hari di Pura Ponjok Batu
Setelah menikmati keindahan kain tenun dan belajar cara menenun, kamu bisa menghabiskan sisa waktu liburan dengan berkunjung ke Pura Ponjok Batu.
Lokasinya berada di Jalan Airsanih Pacung, tepatnya 3,0 km dari Surya Indigo atau sekitar 4 menit menggunakan motor.
Pura tersebut terletak di tepi pantai.
Kontrasnya pemandangan bangunan pura dengan laut lepas membuatnya terlihat indah.
Pura Ponjok Batu merupakan salah satu pura yang kaya akan sejarah.
Salah satunya adalah cerita tentang Danghyang Nirartha atau Pedanda Shakti Wawu Rauh yang merupakan seorang Pendeta Siwa Sidanta.
Selain mempelajari sejarah yang menarik di balik megahnya Pura Ponjok Batu, kamu juga akan disuguhi pemandangan sebuah artefak yang disucikan oleh masyarakat setempat.
Artefak tersebut merupakan sebuah batu berbentuk perahu yang berada di atas batu karang.