Banjir Jakarta Memakan Korban Jiwa, 4 Anak-anak Hanyut Terseret Arus, 1 Lansia Terkunci Dalam Rumah
Banjir Jakarta pada Sabtu 21 Februari 2021 itu mengakibatkan lima orang meninggal dunia. Empat orang di antaranya merupakan anak-anak.
TRIBUN-BALI.COM – Banjir Jakarta memakan korban jiwa.
Banjir Jakarta memang bukan kali pertama terjadi.
Banjir seringkali menjadi tempat bermain anak-anak, padahal berbahaya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban banjir di Jakarta.
Banjir Jakarta pada Sabtu 21 Februari 2021 itu mengakibatkan lima orang meninggal dunia.
Empat orang di antaranya merupakan anak-anak.
Oleh karena itu, Anies meminta masyarakat menegur apabila menyaksikan anak-anak bermain di kawasan yang ada genangan air.
Sebab, menurut Anies, bermain di genangan air termasuk berisiko shingga masyarakat juga harus tetap waspada.
"Maka jangan pandang itu seperti anak orang lain, pandanglah seperti anak kita sendiri, sehingga kita bisa ambil tanggung jawab untuk mengingatkan menegur dan menghentikan agar tidak ada kejadian seperti kemarin," kata Anies melalui keterangan tertulis, Minggu 21 Februari 2021.
Baca juga: Baim Wong Bantu Evakuasi Bayi Baru Lahir yang Jadi Korban Banjir di Jakarta
Anies juga mengapresiasi seluruh pihak, baik warga maupun lembaga sosial yang terlibat dalam penanganan banjir.
"Saya menyaksikan ada keluarga bawa kendaraan yang berhenti di lokasi genangan. Lalu menurunkan boks makanan, menyerahkan dan lalu pergi lagi. Tanpa ada upacara, tanpa ada dokumentasi, semata-mata membantu saudara. Ini terjadi begitu banyak," ucap Anies.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Sabdo Kurnianto sebelumnya mengatakan, banjir mengakibatkan lima orang warga menjadi korban jiwa.
Satu orang korban merupakan lansia berusia 67 tahun berjenis kelamin laki-laki yang terkunci di dalam rumahnya di Jatipadang, Jakarta Selatan.
Lalu, terdapat empat orang anak-anak yang terdiri dari tiga orang laki-laki yang meninggal dunia karena hanyut terseret arus banjir saat bermain dan satu orang anak perempuan berusia tujuh tahun yang tenggelam di Jakarta Barat.

Kawasan Elit di Jakarta Terendam Banjir
Kawasan elite Kemang, Jakarta Selatan terendam banjir.
Meski dipenuhi restoran dan hotel mewah, daerah ini memang kerap menjadi langganan banjir tiap tahun.
Namun banjir tahun ini disebut menjadi yang terparah.
Pada Sabtu 20 Februari 2021, Jalan Kemang Raya terendam banjir.
Ruas jalan yang banjir terbentang sepanjang 300 meter.
Tinggi banjir bervariasi, paling dalam diperkirakan mencapai dua meter.
Pantauan kompas.com, bangunan di ruas jalan itu ikut terendam banjir, mulai dari bank, minimarket, apartemen, hingga hotel dan restoran mewah.
Sejumlah pegawai dan warga terjebak dan harus menunggu perahu karet untuk melintas untuk keluar dari lokasi banjir.
Puluhan mobil juga ikut terendam, baik yang ada di pinggir jalan maupun yang terdapat di area parkir.
Puluhan mobil itu dievakuasi satu per satu dengan ditarik menggunakan mobil Offroad.
Banyak diantaranya bisa disebut mobil mewah, mulai dari Toyota Alphard hingga Mercedes Benz.
Kawasan Kemang Raya yang dikenal sebagai kawasan elite itu telah berubah layaknya sungai coklat di kawasan kumuh.
Baca juga: Aksi Dedi Mulyadi Tenggelamkan Mobilnya Demi Bantu Korban Banjir di Karawang: Supaya Logistik Sampai
Tamu Hotel dan Penghuni Apartemen Dievakuasi
Sejumlah tamu hotel mewah di Jalan Kemang Raya pun turut menjadi korban banjir dan dievakuasi petugas menggunakan perahu karet.
Ini salah satunya dialami oleh Paulus (57) dan istrinya.
Ia menginap salah satu hotel sejak Jumat 19 Februari 2021 malam.
Ia sempat meninggalkan hotel menjelang tengah malam.
Saat hendak kembali ke hotel Sabtu dini hari pukul 02.00 WIB, ia pun terkejut karena jalanan sudah terendam banjir.
"Akhirnya kami begadang di McD sampai pagi," cerita Paulus kepada Kompas.com, Sabtu 20 Februari 2021.
Paulus dan istri baru kembali ke hotel Sabtu setelah ada petugas yang bersiaga dengan perahu karet.
Pada Sabtu siang, ia sudah check out dari hotel.
Sambil menenteng koper, ia kembali menumpang perahu karet petugas karena banjir yang belum surut.
Meski menjadi korban banjir, Paulus mengaku tidak menyesal telah menginap di hotel tersebut.
Ia justru menikmati pengalaman menaiki perahu karet di tengah lautan air berwarna coklat.
Momen itu justru ia abadikan melalui video.
Paulus juga bersyukur karena sempat keluar hotel pada malam hari sehingga mobilnya tidak ikut terendam banjir.
"Kalau saya tidak keluar dan mobil ditaruh di basement, sudah habis mobil saya," kata dia.
Sementara itu, sebuah apartemen yang juga terendam banjir mengerahkan petugas dengan perahu karet.
Fasilitas itu bisa digunakan oleh penghuni apartemen yang terpaksa harus ke luar rumah saat banjir menerjang.
Namun, warga penghuni apartemen yang memanfaatkan fasilitas itu hanya sedikit.
Lebih banyak penghuni yang memilih tetap di berada di unitnya.
Perahu karet itu pun akhirnya turut digunakan untuk membantu warga lainnya di lokasi banjir yang hendak melintasi banjir tersebut.
Banjir Paling Parah Pegawai apartemen itu, Jamal (35), menyebut perahu karet itu disiapkan karena apartemen tempatnya bekerja memang kerap dilanda banjir setiap tahunnya.
Namun, ia menyebut banjir tahun ini adalah yang terparah. Jamal yang sudah bekerja selama sepuluh tahun di apartemen tersebut, mengaku baru kali ini air begitu tinggi sampai menggenangi basement dan lobi.
"Biasanya hanya di jalan, paling masuk sedikit ke luar lobi. Sekarang sampai masuk ke dalam lobi dan basement," kata Jamal saat berbincang dengan Kompas.com dari atas perahu karet.
Menurut Jamal, banjir di Jalan Kemang Raya itu mulai terjadi Sabtu dini hari mulai pukul 02.00 WIB.
Setelah itu, debit air terus meningkat hingga setinggi dua meter lebih.
"Sudah mau sempat surut, tapi tadi pagi hujan deras lagi. Air malah tambah naik," kata dia.
Disedot Pakai Tiga Pompa
Hingga Sabtu malam, banjir masih menggenangi Jalan Kemang Raya. Meski demikian, mobil pompa sudah dikerahkan untuk menyedot air ke Kali Krukut.
Petugas dari Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Agus Salahudin mengatakan, pemompaan air ke Kali Krukut ini dimulai pukul 17.00 WIB.
"Kami baru mulai pompa sore karena kali Krukut ini juga baru surut. Tadi airnya masih tinggi jadi kalau dipompa juga percuma," kata Agus.
Ada 3 unit mobil pompa yang dikerahkan untuk menyedot air.
Dua diantaranya bisa menyedot 400 liter air per detiknya.
Sementara satu pompa lainnya bisa menyedot hingga 350 liter per detik.
Dua jam setelah pompa dioperasikan, ketinggian air di Jalan Kemang Raya sudah menurun.
Ini terlihat dari sebuah mobil yang tadinya terendam hingga kaca, kini hanya terendam sebatas bagian pintunya
Namun menurut Agus, Jalan Kemang Raya baru akan bebas dari genangan pada Minggu pagi.
"Kita targetkan besok sebelum matahari terbit, air sudah benar-benar surut. Jadi pagi diharapkan sudah bisa dilalui kendaraan," katanya.
Setelah genangan air di Jalan beres, Dinas SDA juga akan membantu menyedot genangan di basement gedung hotel dan apartemen.
Luapan Kali Krukut Banjir yang hampir tiap tahunnya melanda kawasan Kemang ini dinilai merupakan imbas dari permasalahan tata ruang.
Kawasan itu mengalami pembangunan pesat, namun tak sesuai tata ruang.
Dalam Rencana Umum Tata Ruang 2005 (1985-2005), kawasan yang menjadi bagian daerah aliran Sungai Krukut ini ditetapkan sebagai kawasan permukiman dengan pengembangan terbatas karena fungsinya sebagai daerah resapan air.
Kenyataannya, saat ini Kemang dikenal sebagai kawasan komersial yang dipadati kafe, restoran, dan hotel.
Namun karena sudah "ditakdirkan" sebagai daerah resapan air, Kemang pun menjadi daerah yang rawan banjir.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut banjir yang menggenangi sejumlah titik di Jakarta, termasuk di Kemang, merupakan imbas dari luapan kali Krukut.
Menurut dia, kali itu meluap karena air kiriman dari Depok.
“Di hulunya terjadi curah hujan yang sangat tinggi tercatat 136 mm/hari. Kemudian lintas airnya melewati dua sungai, satu kali Mampang dan dua Kali Krukut. Jadi saat ini adalah dampak dari air kiriman dari kawasan tengah sekitar Depok,” ujar Anies.
Anies megatakan, saat ini seluruh jajaran Pemprov DKI telah melakukan upaya untuk membersihkan sampah di aliran sungai.
Pemprov juga mengerahkan pompa mobile baik di kawasan Sudirman maupun di Kemang yang menjadi aliran kali Krukut untuk selanjutnya dialirkan ke Banjir Kanal Barat (BKB).
Namun, ia mengakui pemompaan ini memang harus menunggu karena BKB masih menampung kiriman air dari daerah hulu.
“Banjir Kanal Barat permukaan airnya masih tinggi. Karena air dari Sungai Ciliwung masih mengalir masuk ke kota. Jadi saat ini memang Jakarta sore ini, masih menerima aliran dari kawasan Selatan. Itu Depok maupun puncak. Kalau itu sudah reda InsyaAllah lebih terkendali,” kata Anies, kemarin sore. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Banjir Jakarta Buat Kawasan Elite Kemang Berubah Bak Sungai Kumuh..." dan "Banjir Memakan Korban Jiwa, Anies Ingatkan Warga Awasi Anak-anak yang Bermain Genangan"