Nurdin Abdullah Titipkan Hal Ini kepada 11 Kepala Daerah Sebelum Dicokok KPK Sabtu Dini hari
Pelantikan kepala daerah oleh Gubernur Nurdin berlangsung di Baruga Karaeng Pattingaloang yang berada di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel di Makassar.
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah sempat melantik 11 kepala daerah pada Jumat siang 26 Februari 2021 sebelum pada malam harinya ia dicokok tim penyidik KPK.
Pelantikan kepala daerah berlangsung di Baruga Karaeng Pattingaloang yang berada di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel di Makassar.
Kesebelas pasangan kepala daerah yang dilantik itu yakni Adnan Purichta Ichsan-Abdul Rauf Mallagani (Kabupaten Gowa), Mohammad Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi (Kota Makassar), Chaidir Syam-Suhartina Bohari (Kabupaten Maros), Muhammad Yusran Lalogau-Syahban Sammana (Kabupaten Pangkep), Suardi Saleh-Aska Mappe (Kabupaten Barru).
Baca juga: Update Gubernur Nurdin Abdullah Diduga Terlibat Kasus Proyek Infrastruktur Jalan
Baca juga: Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah Terjaring OTT KPK, Harta Kekayaannya Rp 51 Miliar
Kemudian, Andi Kaswadi Razak-Lutfi Halide (Kabupaten Soppeng), Basli Ali-Syaiful Arif (Kabupaten Kepulauan Selayar), Andi Muchtar Ali Yusuf-Andi Edy Manaf (Kabupaten Bulukumba), Theofilus Allorerung-Zadrak Tombeg (Kabupaten Tana Toraja), Andi Indah Putri Indriani-Suaib Mansyur (Kabupaten Luwu Utara), dan Budiman Hakim ( Kabupaten Luwu Timur).
"Atas nama Presiden Republik Indonesia, hari ini saya secara resmi melantik sebelas Kepala Daerah dan Wakilnya di Sulawesi Selatan, yang merupakan hasil Pilkada Langsung beberapa waktu lalu," ujar Nurdin.
Gubernyr Nurdin berpesan kepada kepala daerah yang baru dilantik untuk mengemban jabatan dengan sebaik-baiknya.
"Saya percaya, bahwa saudara-saudari sekalian merupakan orang-orang pilihan di daerah ini, yang dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta amanah dari rakyat dengan sebaik-baiknya," imbuhnya.
Nurdin pun sempat menitipkan pesan kepada para kepala daerah yang dilantik untuk menyukseskan program vaksinasi Covid-19.
"Saya titip soal vaksin, kita harus betul-betul melakukan vaksin yang tepat kepada masyarakat," kata Nurdin.
Nurdin menyampaikan agar vaksinasi segera dilakukan kepada kelompok masyarakat yang cenderung menularkan dan ditularkan. Di antaranya, seperti pedagang pasar, alim ulama, dan para tenaga pendidik seperti guru.
Penangkapan Nurdin oleh tim KPK itu tak ayal kemudian membuat para kepala daerah yang dilantiknya pada Jumat siang kaget.
"Saya belum tahu, saya juga kaget. Kan kemarin kita masih sama-sama," kata Bupati Soppeng, Andi Kaswadi Razak
Andi Dulli, sapaan akrab Bupati Soppeng itu mengaku turut prihatin dengan penangkapan tersebut.
"Belum ada konfirmasi secara resmi. Artinya, tentu kita merasa prihatin bahwa hal ini perlu menjadi perhatian kita," katanya.
Kasus Proyek Infrastruktur Jalan
Seperti diberikan Tribun Bali sebelumnya, Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri menyebutkan, enam orang yang ditangkap dalam OTT ini.
Selain Nurdin, ada pula pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan, hingga pihak swasta.
Baca juga: Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah Terjaring OTT KPK: Saya Tidur, Dijemput
"Ada enam orang terdiri dari kepala daerah, pejabat di lingkungan Pemprov Sulsel dan pihak swasta," kata Ali saat dikonfirmasi, Sabtu 27 Februari 2021.
Ali menyebut nomor satu di Sulawesi Selatan itu diringkus terkait proyek infrastruktur jalan.
"Iya infrastruktur jalan," kata Ali. Namun ia tak menyebutkan secara detail proyek yang dimaksud.
Nurdin Abdullah dijemput oleh tim KPK di rumah jabatan Gubernur Sulsel pada Sabtu dini hari 27 Februari 2021.
Saat itu Nurdin sedang terlelap bersama istrinya. "Teman-teman KPK datang ke rumah jabatan gubernur. Ini berdasarkan informasi yang kami terima dari pihak keluarga. Saya tidak tahu jam pastinya, kurang lebih jam 01.00 Wita," kata juru bicara Gubernur Sulsel, Veronica Moniaga.
Veronica menyebut pada dini hari itu tim KPK datang baik-baik dan bertanya soal keberadaan Nurdin. Pihak keluarga pun menyambut baik kedatangan tim penindakan KPK itu.
"Pukul 01.00 dini hari tim KPK datang ingin ketemu Bapak Gubernur, secara baik tentunya, tidak ada pemaksaan sama sekali dan pihak keluarga pun menerima secara baik," kata dia.
Kemudian, pihak keluarga membangunkan Nurdin yang tengah beristirahat bersama istrinya. Veronica menyebut, pihak keluarga sempat terkejut dengan kedatangan tim KPK itu.
"Jadi bapak dibangunkan. Memang ini menjadi satu hal yang mengagetkan. Bahwa tidak ada satu surat apapun, kemudian beliau didatangi oleh KPK," kata dia.
Setelah itu tak menunggu lama, Nurdin bersama lima orang lainnya yang juga ditangkap dalam OTT itu dibawa ke Klinik Transit di Jalan Poros Makassar untuk dilakukan pemeriksaan swab antigen guna persiapan berangkat ke Jakarta melalui Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.
Pada pukul 05.44 Wita rombongan itu menyelesaikan pemeriksaan swab antigen dan langsung menuju Bandara Sultan Hasanuddin Makassar untuk berangkat ke Jakarta menggunakan Pesawat Garuda GA 617.
Rombongan terbang ke Jakarta lewat Gate 2 Bandara Sultan Hasanuddin Makassar pada pukul 07.00 Wita.
Veronica menyebut saat dibawa oleh tim KPK ke Jakarta, Nurdin didampingi oleh ajudannya.
"Juga kan enggak bisa sendiri ya. Jadi harus ada ADC (aide de camp-ajudan) jadi otomatis memang ADC ikut ya. Dan itu memang sudah tugas protokol, jadi ada satu ajudan yang ikut," kata dia.
Nurdin tiba di Gedung Merah Putih KPK sekira pukul 09.45 WIB. Ia tampak mengenakan topi biru, celana jeans, jaket hitam, berkacamata, dan masker putih. Kepada awak media yang sudah menunggu, Nurdin mengaku ditangkap saat sedang tidur.
"Saya lagi tidur, dijemput," ujar Nurdin sebelum masuk lobi markas komisi antirasuah, Sabtu 27 Februari 2021.
Plt Jubir KPK Ali Fikri mengatakan, dalam penangkapan Nurdin itu tim KPK juga mengamankan sejumlah uang. "Iya (ada uang yang diamankan)," kata Ali.
Namun hingga berita ini ditulis belum dirinci berapa jumlahnya. Belum diketahui juga siapa pihak pemberi uang tersebut. Begitu juga siapa yang langsung menerimanya sehingga berakhir pada jeratan OTT KPK.
Meski demikian, diduga pemberi uang tersebut adalah seorang kontraktor. Diduga, berdasarkan informasi yang diterima Tribunnews.com, jumlahnya mencapai miliaran rupiah.
Ali mengatakan, KPK memiliki waktu 1x24 jam untuk menentukan status hukum pihak-pihak yang diamankan dalam OTT ini.
"Pihak-pihak yang diamankan telah sampai Jakarta, dan sekitar jam 09.45 WIB tiba di Gedung Merah Putih KPK. Ada 6 orang terdiri dari kepala daerah, pejabat di lingkungan Pemprov Sulsel dan pihak swasta," kata Ali.
"Tim masih bekerja dan perkembangannya nanti akan kami sampaikan kepada rekan-rekan semua," ujarnya.
Ketua KPK Komjen Firli Bahuri memastikan pihaknya akan mengumumkan status hukum dari Gubernur Nurdin Abdullah dan pihak lainnya yang terjaring operasi tangkap tangan (OTT).
Pengumuman status hukum terhadap Gubernur Abdullah akan dilakukan usai tim penindakan rampung memerika.
"KPK akan umumkan tersangka setelah pemeriksaan saksi dan tersangka selesai. Nanti kita hadirkan saat konferensi pers," ujar Firli saat dikonfirmasi, Sabtu 27 Februari 2021.
Firli mengatakan, pihaknya belum bisa membeberkan detail status penanganan perkara ini sebelum pemeriksaan selesai dilakukan. Firli menyebut pihaknya menjunjung asas praduga tak bersalah.
"Penegakan hukum harus juga menjunjung tinggi HAM, asas praduga tak bersalah juga harus kita hormati," kata dia. (tribun network/ham/gun/dod)