Berita Bali
Kisah Dibalik Tradisi Omed-omedan di Sesetan Denpasar, Bila Tak Digelar Ini Hal Aneh yang Terjadi
Meskipun pandemi Covid-19, tradisi omed-omedan di Banjar Kaja, Kelurahan Sesetan, Denpasar, Bali, tetap digelar sehari setelah Hari Raya Nyepi 2021
Penulis: Putu Supartika | Editor: Komang Agus Ruspawan
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Meskipun dalam masa pandemi Covid-19, tradisi omed-omedan di Banjar Kaja, Kelurahan Sesetan, Denpasar, Bali, tetap digelar tahun ini.
Prajuru atau pengurus desa di sana tak berani meniadakan acara tersebut.
Dikarenakan ada sejarah yang melatarbelakanginya sehingga omed-omedan tetap dilaksanakan.
Hal ini terkait kisah di balik digelarnya tradisi omed-omedan itu sendiri.
Tradisi omed-omedan dilaksanakan oleh pemuda-pemudi Banjar Kaja, Sesetan saat Ngembak Geni atau sehari setelah Hari Raya Nyepi.
Digelar setahun sekali untuk menyambut tahun baru saka.
Omed-omedan melibatkan sekaa teruna teruni atau pemuda-pemudi yang berumur 17 hingga 30 tahun dan belum menikah.
Prosesi omed-omedan dimulai dengan persembahyangan bersama untuk memohon keselamatan.
Usai sembahyang, peserta yang jumlahya mencapai puluhan orang dibagi dalam dua kelompok, laki-laki dan perempuan.
Kedua kelompok tersebut mengambil posisi saling berhadapan di jalan utama desa.
Dua kelompok, setelah seorang sesepuh memberikan aba-aba, saling berhadapan dan tarik menarik satu sama lain.
Pria dan wanita yang digotong kemudian saling tarik-menarik hingga berpelukan lalu disirami air oleh warga.
Baca Juga: 11 Poin Terkait Nyepi Tahun 2021 yang Perlu Kamu Ketahui, Bertepatan Hari Minggu 14 Maret 2021
Baca Juga: Melasti Serangkaian Nyepi di Denpasar Dilaksanakan Ngubeng, Meski Desa Adat Berada di Dekat Pantai