Wawancara Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat, Mallarangeng: Wajar Jokowi Berkomunikasi dengan AHY

Andi Mallarangeng menilai wajar saja Presiden Joko Widodo berkomunikasi dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono

Tribunnews.com
Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng saat wawancara khusus dengan Tribun Network di Kantor Tribunnews.com, Jakarta Pusat, Senin 15 Maret 2021 - Wawancara Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat, Mallarangeng: Wajar Jokowi Berkomunikasi dengan AHY 

Tidak pernah. Selama 20 tahun di Partai Demokrat, tidak pernah bicara itu. Baru sekarang ini.

Saya melihat ada orang-orang yang sudah keluar dari Partai Demokrat, bisa dianggap sebagai petualang-petualang politik.

Mungkin juga sebagai broker-broker politik mencari kesempatan.

Nah kebetulan ini ada yang mau beli. Kalau tidak ada yang mau beli, tidak ada masalah.

Karena selama ini kalau ada masalah internal, kan, ada mekanisme internal.

Melalui dewan kehormatan, mahkamah partai, sesuai undang-undang. Jadi tiba-tiba saja ini.

Pernah berkomunikasi langsung dengan Jhoni Allen secara pribadi?

Saya tidak lagi, karena kita sudah tahu dia mau bikin KLB dan bersekongkol dengan orang di luar partai, yang merupakan elemen kekuasaan, lalu melakukan intervensi ke partai.

Bagi saya, itu dosa yang tidak terampunkan. Bagaimana mungkin merusak kedaulatan partai. Bayangkan dalam orde baru tidak ada.

Tahun 1996 KLB di Medan, Suryadi di back-up pemerintah menggusur Megawati sehingga Ibu Megawati harus membikin yang namanya PDI Perjuangan.

Tapi paling tidak kader dengan kader. Orang dalam. PKB juga kader dengan kader. Golkar kader dengan kader.

Ini orang luar, bukan orang Partai Demokrat. Lalu kebetulan dia punya kekuasaan, jabatan KSP.

Berusaha mendongkel, membegal partai orang lain. Ini tidak bisa dibiarkan.

Ini kemunduran demokrasi kalau dibiarkan.

Solusinya apa? Apa ada solusi?

Solusinya, sebetulnya belum terlalu terlambat. Masih ada waktu.

Pak Moeldoko menyadari kesalahannya kemudian meminta maaf.

Daripada mencoba mengambil alih kepemimpinan di Partai Demokrat, membegal partai orang lain, bikin partai sendiri.

Toh sekarang kita lihat Pak Amien Rais bikin partai sendiri, Partai Ummat. Ada Anis Matta, Partai Gelora.

Lagi pula, dari dulu ada jenderal-jenderal purnawirawan bikin partai-partai sendiri. Ada PKPI, Pak Prabowo dengan Gerindra, Pak SBY dengan Partai Demokrat, Pak Wiranto dengan Hanura.

Kan enak bikin sendiri, gagah. Kalau itu baru kita bisa bergandeng tangan.

Monggo bikin partai besar. Tapi kalau mau mengambil alih dengan KLB abal-abal pasti kita lawan.

Kader yang ikut KLB masih mungkin minta maaf? Jhonni Allen, Darmizal dkk?

Kalau pentolan-pentolannya itu sudah susah. Bikin saja partai bersama Pak Moeldoko, kasih nama apa saja boleh, lambangnya seperti apa.

Tapi kalau ada pengurus-pengurus DPC yang dibujuk uang Rp 100 juta itu datang, minta maaf, lalu memberikan testimoninya, itu bisa diangkut kembali.

Bagi saya, ini kesempatan bersih-bersih partai. Ya, monggo cari jalannya sendiri.

Motifnya apa hanya memberi peluang kepada AHY sebagai calon tunggal dan terpilih aklamasi?

Jadi pada kongres 2020, di antara kader Partai Demokrat yang paling menonjol, paling tinggi surveinya, yang bisa menjadi lokomotif, hanya AHY.

Partai Demokrat ini memang selalu membutuhkan lokomotif.

Perlu figur yang menarik gerbong sehingga orang mau memilih Partai Demokrat.

Itulah kenapa SBY selalu lebih tinggi suaranya dari Partai Demokrat. Pemilu 2009, Pak SBY 61 persen, Demokrat cuma 21 persen.

Jadi Pak SBY yang mengangkat Partai Demokrat, namanya efek ekor jas.

Nah sekarang kita butuh lokomotif baru.

Walaupun ada yang bicara tiga periode, sudahlah dua periode cukup Pak SBY.

Lagi pula kita sudah berpikir 2024 ada proses regenerasi kepemimpinan nasional.

Maka, Partai Demokrat juga harus siap-siap melakukan regenerasi secara nasional.

Kita bersyukur kita punya figur anak muda. 42 tahun, seumur Kennedy dulu.

Untuk siap-siap bersaing tahun 2024.

Di antar kader Demokrat yang bersaing, ya AHY. Dia 3,4,5 besar.

AHY disiapkan dalam kontestasi 2024?

Salah satu fungsi Partai Demokrat adalah proses rekrutmen politik.

Proses bagaimana mempersiapkan kader-kader untuk bersaing untuk jabatan politik ke depan.

Kita mau siap-siap untuk 2024. Apakah jadi sesuai skenario kita, apa harapan kita, belum tentu.

Tapi kan harus mulai siap-siap, bagaimana perencanaan ke depan.

Figurnya harus jelas. Bagi kita figurnya sudah jelas, ada AHY.

Partai lain belum tentu bisa melakukan proses regenerasi.

Kumpulan Artikel Partai Demokrat

(Tribun Network/Denis Destryawan)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved